Mohon tunggu...
Astralastra
Astralastra Mohon Tunggu... Lainnya - Daur baur

Manusia merdeka

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menunggu Kereta Itu Pulang

17 Agustus 2020   08:20 Diperbarui: 17 Agustus 2020   08:48 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

.

Menunggu kereta itu pulang
Selepas magrib lekas kita tunggu
Arah bondowoso menuju surabaya
Arah bondowoso menuju surabaya
.
Loteng bekas air yang kering
Disimak hujan pada gerbong bermuatan
Padi, manusia dan cerita
Arah bondowoso menuju surabaya
.
Cat air yang kering di sudut stasiun
Antara bondowoso menuju surabaya
Barangkali oleh-oleh untuk istri yang sakit
Sebelum pergi mengandung 2 bulan
.
Didalam kereta yang dingin dan sembab
Seorang lelaki bertengkar dengan hati
Di pemberenhentian mana ia akan terjaga
Arah bondowoso, menuju surabaya
.
Dik, di ruangan ini tersisa keringat
Dan baju yang dipakai hanya satu
Baju putih dan didih air yang lembab
Kuharap, selepas ini kereta sampai
.
Kereta dan ruangan disudut itu
Rindu menjadi bulan-bulanan
Untuk keluarga kecil
Menyambung nasib yang murni
.
Aku melihat sawah luas pada sebuah bilik
Ukiran kayu jati pada pepohonan tua dan mebel
Dan sedinding penuh suara yang terperangkap
Pada botol-botol ketidakpastian yang simpang siur
.
Cahaya surgawi jatuh dari atap-atap ini
Ia lahir dari matahari
Dan tembus menuju tubuh
Menguliti langit-langit di kereta
.
Arah bondowoso menuju surabaya
Tadi malam aku dijemput paksa dengan belanda
Ikut kawan, sanak saudara
Pergi dari kota menuju kota lainnya

(23 November 1947) 
.

.

astralastra.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun