Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terminal Kehidupan Stasiun dan Bengkel...

20 November 2012   01:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:02 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di kota Yogyakarta stasiun bus dalam kota maupun luar kota di Umbulharjo disebut : Terminal Penumpang. Bukan terminal Bus. Rupanya Pemerintah disana lebih menekankah “manusia”-nya daripada busnya.

Sementara kalau kita naik kereta api tak pernah kita bertemu dengan terminal KA tetapi stasiun. Dari stasiun pemberangkatan hingga kota tujuan kita lewati stasiun-stasiun.

Baik terminal maupun stasiun adalah tempat pemberhentian. Disana Bus atau Kereta api melewati atau berhenti menurunkan atau menaikkan penumpang. Boleh lewat melewati saja atau berhenti menurunkan dan menaikkan penumpang.

Setiap kota nampaknya menyediakan dan mau memberi pelayanan dan kenyamanan sebaik mungkin bagi penumpang kendaraan umum yang tiba stasiun atau terminal kota itu.

Penumpang biasanya membutuhkan istirahat, ke toilet, beli makanan minuman dsb. Dan untuk semacam itu stasiun atau terminal menyediakannya.

Penulis bertanya-tanya pada diri sendiri : Ehe kau orang tua,Dimana saja terminal terminal kehidupan anda….? Hidup ini seperti perjalanan saja menuju akhirnya. Kita bersama adalah kafilah perziarahan menuju ke terminal akhir di kota Rumah Tuhan.

Terminal perjalanan hidup saya dapat dilihat dalam jurusan waktu, dari tahun ketahun. Saya dapat melihat ada terminal jalur peristiwa dari satu pengalaman sampai kepengalaman berikut. Saya dapat merasa ada terminal disaat-saat ada masukan dalam hidup pembelajaran saya dimana ada sesuatu perubahan sikap hidup ini.

Diterminal itu ditimba air putih kearifan, seringkali getir paitnya kehidupan lahir dan batin justru suatu siraman rohani tiada taranya. Distasiun itu saya bertemu gadis-gadis ayu penjual makanan dan minuman. Ditengah perjalanan pernah masuk siaran radio khotbah Jum’at seorang ustadt. Dikala kupakai kendaraan pribadi perlulah mampir ke stasiun pompa bbm Pertamina.

Dalam perjalanan jarak jauh jangan hanya berfikir tentang stasiun atau terminal ataupun maksud tujuan, tetapi perlu perhatian kondisi badan dan kendaraan. Bengkel dan bbm adalah sejenis terminal saja tetapi yang penting selamat dan lancarnya perjalanan. Hati-hati dan taati aturan lalulintas.

Ada baiknya dalam perjalanan waktu hidup dirancang terminal-terminal-stasiun- kehidupan dan bengkel perbaikan yang akan disinggahi. Diantaranya rutin waktu /periodik berdoa dan saat bisa sempat refleksi : “pembersihan” – “pencerahan” – “peneguhan niat demi Allah”. (evaluasi, perencanaan, programming).

He kawan mau pergi kemana anda, nanti akhirnya kesana bukan ? Quo Vadis ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun