Otak-Hati-Rahim.
Otak Hati dan Rahim akan menjadi puncak permenungan ini. Tetapi untuk meneguhkan relasi yang terjalin kita tidak bisa kesana tanpa menelusuri seluruh anggota badan dan bagian tubuh kita. Itu baru jelas mengapa demikian bahwa setiap anggota badan itu dengan fungsi dan peran masing-masing semua saling membutuhkan dan dibutuhkan. Seperti sering diceritakan, bahwa tak mungkin kaki bilang dirinya paling penting karena menyangga seluruh tubuh dan membawa kemana manusia suka.
Dalam setiap fungsi setiap bagian biasanya memiliki khasannya yang anggota tubuh yang lain tidak bisa mengambil alih. Peran bagian kanan pun berbeda atau ada peran khasnya sendiri yang dalam keadaan normal tak akan dialihkan kebagian kiri, pasangannya.
Mari kita lihat tubuh kita mulai dari yang nampak luar. Mudah mengukur menghitungnya.
Reklame shampoo rambut, salon kecantikan katakan rambut mahkota wanita. Rambut gondrong tahun 1975 simbool generasi muda kebebasan. Ada sementara pemaham kepercayaan membiarkan rambut anaknya tidak boleh disentuh pisau sebagai tanda persembahan kepada Tuhan mereka sehingga anak lelaki itu tetap gondrong.
Dahi dan jidat dilambangkan pada hak kemandirian status pribadi dengan memaki “gue gampar jidatmu”, di jawa ada peribahasa senyari bumi sedumuk bathuk yang artinya kita pertahankan hak kita sejengkal tanah sekilas sentuh atas dahi kita. (senyari = sejengkal, bathuk = dahi, dumuk = sentuh)
Mata, kata pujangga adalah jendela jiwa, penanda perasaan pemiliknya. Dikala rasa sedih, galau dan duka mata menjadi panas, sehingga diperlukan air yang spontan dihasilkannya.
Hidung mancung atau hidung kempes sering menjadi dasar penilaian ketampanan. Ada orang yang dewasa ini melakukan operasi plastic untuk mengangkat kedudukan hidungnya agar tampil indah. Maka juga bisa jadi ada pula yang menjual tampang dan gaya hidung apapun bentuknya asal unik kepada public. Ada peribahasa: seperti kerbau dicocok hidungnya, dia tidak punya kuasa.
Kumis atau misai, dikatakan seperti misai pulang kebibir, seperti janggut pulang kedagu, seperti ayam pulang kepautan, seperti pensiunan pulang ke kampong……Tahulah kita orang Melayu suka ber main kata indah dan metafora.
Mulut besar menampilkan cirri “kebesaran” perkataannya. Dan biasanya orang Melayu bilang : Mulut bagai ekor ayam diembus, dikatakan kepada seseorang yang mulutnya tak berhenti bicara. Tetapi : Mulut manis mematahkan tulang. Bila orang dapat berkata baik-baik, niscaya orang lain dengan senang hati mengikutinya. Juga mulut bau madu pantat bawa sengat. Pendek kata mulut demikian dapat berperan penghadir jati diri orang.
Maka juga: apa kata para perwira dan pendekar menantang lawan dengan berkata: Tujukkan mana dadamu. Pasti bukan mau lihat buah dada biarpun lawannya wanita. Dada menjadi symbol kehadiran orang dalam keberanian yang nyata.
Dan kaki tangan bisa berarti orang suruhan, pengikut anthek atau pelaksana dari orang yang menjadi othak penggerak. Kaki tangan harus kita hargai dan kita perhatikan kebutuhannya untuk istirahat dan latihan-latihan agar dikala mewakili diri kita bisa tampil memadai. Kaki khususnya pembawa kita hadir dimana kita mau. Tangan melayani kebutuhan apa yang kita mau. Semua memilik perannya yang khas.
Yang tidak nampak adalah Otak. Yang tersimpan adalah Hati. Yang disucikan adalah Rahim. Otak berpasangan dengan Jantung Hati menjadi realisasi dinamika kehidupan manusia. Rahim adalah tempat awal kehidupan manusia tercipta. Demikian secara fisik medis selalu disadari bila anda menunggu keluarga pasien stroke, gagal jantung, dan isteri hamil.
Otak menghadirkan peran pemikir, penentu kebijakan, peran dibalik berita, dan penentu ending cerita. Keutuhan kehidupan dan kepenuhan pertimbangan sangat dipengaruhi oleh perasaan dan kelembutan yang dilambangkan oleh Hati. Tanpa Hati hasil kerja Otak kadang menjadi keras dan menyakitkan. Bila Hati mau berperan maka perlaku menjadi lebih lunak lembut dan menyenangkan.
Yang harus dipandang istimewa adalah Rahim. Tidak semua orang mempunyai Rahim. Phisically diakui disana tempat manusia tercipta. Dikala sperma bertemu telor. Tetapi siapa belum pernah berdoa mengharap Kerahiman Tuhan. Apa kata anda tentang Kerahiman Ilahi.
Pada zaman sekarang saya hanya ingin mengatakan hormatilah perempuan sebab siapa saja pernah berurusan, mau tidak mau tersimpan 9 bulan di rahim ibunda. Yang berikut tidak kalah penting hormatlah sesama sebab semua memiliki peran dalam kebersamaan. Siapa sesama kita, orang berpandangan sempit memiliki sedikit sesama, orang berwawasan luas banyak menemukan sesama. Salam hormat saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H