Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Permios Tahun Baru, Numpang Lewat Aku Jalan Terus..

1 Januari 2016   02:42 Diperbarui: 1 Januari 2016   04:04 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Punten, Permios (Sunda); Nuwun,nDerek Langkung (Jawa), kata keseharian bagi orang yang berbudaya (Jawa,Sunda) dan tahu adat. Berjalan didepan rumah dan melihat ada si empunya rumah didepan rumahnya, yang lewat akan bersapa seperti minta izin lewat. Sopan santun, anggah-ungguh suba sita, adalah budaya local perihal kepatutan berperilaku dimuka orang yang disegani, dihormati. Hal itu sudah jarang dikultivasi dipelihara dalam keluarga. Maka sangat dipahami Ketua DPR merasa tidak salah apapun, kendati dihakimi oleh Makhamah Kepatutan Dewan (MKD). Soalnya para hakimpun agak lupa hokum kepatutan itu.

Sejak tanggal 26 Desember pagi, disela acara suasana Natalan dan berkumpulnya anak-anak dan cucu, hingga tanggal 31 Desember ini, sempat saya baca tujuh kabar berita sederhana yang menyentuh hati, dan sepuluh beranda piker Kompaianers yang memberi pencerahan bagi saya tentang kehidupan dan Natal serta Tahun Baru.

Ada satu realita sederhana yang tidak kurang penting yaitu: simbiose praksis kebersamaan Kompasianers dengan komunikasi lewat Facebook. Dengan kata lain beberapa grup Kompasianers menjadi aktif intensif berkomunikasi lewat Fb.

Ada enam komunikasi/pemberitaan di Fb. yang dilontar oleh dua orang disaksikan dan dibaca oleh 31 orang, ada dialog antar 2 orang dibaca oleh 55 orang. Tertutupnya tahun 2015 paling akhir memberi kesan adalah Pertemanan dan Toleransi. Tujuh orang sahabat Muslim memberi sendiri kiriman Selamat Natal secara langsung. Dua orang membawa temannya masing-masing 24 orang dan 49 orang teman mereka menyampaikan Selamat Natalnya. Memang bila tulisan di Kampasiana bermutu bisa dibaca lebih banyak pula (tentang Natal) seperti : Spirit Toleransi dari Ruang Publik, Mengetuk Nurani 26 Desember 2015 10:50:24 Diperbarui: 26 Desember 2015 11:52:46 Dibaca : 692 Komentar : 16 Nilai : 18 Selengkapnya :

http://www.kompasiana.com/issonkhairul/spirit-toleransi-dari-ruang-publik-mengetuk-nurani_567e0e7851f9fd5a0f6d444d

Dalam refleksi saya ada terbesit juga pemikiran tak pantas semua itu saya terima kalau saya sendiri melalui masa Natal tidak dalam kondisi mental sempuna sehingga pantas juga teman saya Florensius Marsudi menulis : “Maka, sangat wajarlah jika ada beberapa orang yang mengatakan “haram mengucapkan ‘selamat natal’ pada para pengikut Kristus (orang Kristen)”. Karena mereka (orang Kristen itu, termasuk saya) memang tak layak menerima ucapan selamat natal tersebut.” Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/florensiusmarsudi/pantaskah-menerima-ucapan-selamat-natal_567efd51727e61a70e3cfd29

Apabila refleksi saya lanjutkan saya telah menerima masukan demikian banyak dari para penulis di Kompasiana. Seperti Rekan Masykur menulis : Refleksi 2015 dan rancangan 2016; Rekan Mbiesap, Milanisti Indonesia, menulis “Menertawakan diri sendiri, refleksi akhir tahun”; Rekan Zubaidi/Zubed memberi nasehat berjudul : “Tahun Baru Berkurangnya Umur”. Dan sebuah syair yang enak saya baca berjudul “Mari Kita renungkan” karya Beni Guntarman.

Tak kalah inspiratif dan disemati Pilihan dan di Headline-kan karya Yen Kelana : “Menggulung almanac usang”. Rekan M.Rasyid Nur mengajak secara sederhana untuk membuat evaluasi dalam karya tulis berjudul: “Datang dan Pergi Sudahkah Evaluasi?”. Dan diikuti Curhat remaja kita mengaku berumur 19 tahun Sdr.Mahartam menulis : “Sedikit Curahan pikiran, Renungan”. Usia muda memandang hidup kedepan dipicu Tahun Baru. Bukan dimaksudkan tetapi seperti diberi jawaban oleh Penulis Senior Rekan dan Sahabat saya Pak Thamrin Dahlan dengan tulisan berjudul : “(Kompasianer) Capaian 2015 Dan Harapan 2016”. Sungguh sebuah laporan pertanggungan jawab karya pribadi sebagai kompasianer yang pantas diacungi jempol.

Ada banyak tetapi saya ambil saja ajakan melihat kejauh keluar dari diri sendiri sehingga memperlihatkan sebuah pandangan keluar diri (ekstrovert). Yaitu dari /oleh seorang Rekan Cahyadi Takariawan, seorang Konselor Rumah Tangga dari Yogya Family Center dalam karyanya “ Catatan Akhir 2015- Perceraian Masih Terus Meningkat”. Dan satu lagi seorang Rekan Gunawan, Pengamat politik dan media social, dalam tulisan yang singkat “Ketika Pendukung Prabowo Memuji Jokowi”. Tentu saja wajar bila Redaksi sebuah Koran besar menulis : “Lima Catatan Miring DPR. 2015” , seperti kita dapat membaca di : http://nasional. kompas.com/read/2015/12/31 /06395461/Lima.Catatan.Miring.DPR.2015. Seperti kita dapat mengikuti Kaleideskop dari para juru warta media cerak atau elektronik selalu menyajikannya. Seakan-akan seperti memberi ulasan ulang betapa bijaknya redaktur memilih berita yang pernah disajikan cetak atau tayang.

Saya berpendapat bahwa penulis Kompasianer yang rela berbagi dan menulis prestasinya dalam evaluasi tahunannya adalah penulis yang berbudi terbuka dan memiliki rasa social yang matang. Akan tetapi yang tidak berbagi juga bukan orang yang harus dibilang kurang social dan terbuka. Kiranya waktu dan peluang menjadi salah satu factor. Rasa social dan keterbukaan adalah hal yang cukup “pribadi”. Tetapi refleksi dan evaluasi itu saran yang tetap relevan dan bermanfaat.

Sementara itu dalam “waktu” ada yang menetapkan adanya pilar atau tonggak perhitungan untuk rambu rambu kehidupan. Dengan itu kita dapat mengatur waktu yang sangat harus dihargai dengan kemanfaatan dan nilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun