Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pentingnya Kebanggaan Kelompok

10 Juni 2011   03:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:40 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bersyukur umur ini berapapun jumlahnya masih memberi kesempatan mengalami dan menyaksikan dinamika dunia. Bukan umur tua yang memberi arti hidup ini, tetapi "Insya Allah" yang menandai dengan kebanggaan prestasi dan keutamaan.

Kebanggaan prestasi : belum lama ini saya bertemu dengan sekelompok alumni sebuah sekolah favorit dikota saya. Kebetulan di RT saya tinggal tiga remaja alumni sekolah itu. Pada suatu sore dipertemuan rapat RT mereka diundang pak Ketua RT untuk membantu kegiatan warga akan menerima Tim Penilai Lomba RT tiga bulan kedepan. Dari ungkapan pendapat dan usul mereka menampakkan percaya diri dan keberanian tampil. Kekompakan dan saling mendukung hamper tak bisa menyembunyikan kebanggaan mereka dalam kebersamaan. Selidik punya selidik, belakangan saya tahu mereka dari satu sekolah.

Dari kelompok alumni lain sekolah datang kelingkungan umat, dimana saya aktip mengurus kelompok umat itu di tahun 1980. Mereka mengajak kami pengurus bertemu dan menyampaikan sejenis pemberitahuan bahwa kelompok mereka mau menjadi "pemikir-think-tank" dilingkungan umat kami.

Seorang rekan pengurus menanggapi dan berterima kasih, tetapi sebenarnya yang sangat dibutuhkan adalah aktivis2 pelaksana/pendukung kegiatan kelompok hasil kesepakatan warga.

Saya mencatat kebanggaan prestasi memberi rasa percaya diri, rasa keberanian, sikap kritis, kadang reaksioner terhadap kekeliruan kecil saja dihadapan mereka. Sangat kasihan apabila yang dikritik itu sebenarnya lebih arif karena sudah dengan pemikiran dan pertimbangan dari praktek. Dan sangat sering keberanian itu didukung selagi mereka bersama atau dilingkungan sendiri.

Kecerdasan rasional sangat menonjol dala hal menunjang kebanggaan itu meskipun alumni sebuah Sekolah Seni juga mempunyai kemiripan seperti juga saya alami sewaktu akan saya selenggarakan acara HUT RI 17 Agustus di suatu kesempatan.

Rasa bangga dan percaya diri berdasarkan kebanggaan kelompok sering berbenturan dengan rasa kebanggaan dari kelompok lain. Secara positip menimbulkan persaingan atau kompetisi, namun diforum bersama dimana lebih dibutuhkan kebersamaan kebanggaan kelompok janganlah mengganggu kebersamaan.

Sebenarnya saya merasa ada sikap alternatip yang tidak kalah patut dihargai, yaitu apa yang sering disebut low profile. Saya melihat banyak contoh sikap low profile yang disegani lingkungan-pergaulannya (dalam arti luas).

Tetapi saya ingin mengutip kata-kata indah dari Dr.Ir.Hubert Rampersad ini : Tanpa pengetahuan diri + tanpa pembelajaran diri + tidak melakukan + tidak ada tantangan + tidak ada kebahagiaan +tidak ada keselarasan antara ambisi pribadi dengan perilaku peribadi dan ambisi bersama = tidak ada pengembangan pribadi dan organisasi yang berkelanjutan.

Kutipan ini bisa dikritik, tetapi itu ditulis dibukunya berjudul "Pertajam Kompetensi anda melalui Personal Balanced Scorecard". Diterjemahkan olehWidya dan Abdul Rosyid,Penerbit PPM,Jakarta,2006. Buku ini sangat mengarah untuk pembaca pebisnis, tetapi bagi siapa saja sangat berguna. Sebab antara lain mecakup hal-hal ini :

1. Manageman Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun