Pembaca yang budiman, Menyandang amanat menerima titipan anak usia sekolah (SMP/SMA) dalam keluarga bukan peran yang mudah. Belum berfikir tentang pendidikan moral, ethika, atau perilakunya ditengah masyarakat. Motivasi belajar saja ternyata banyak terdengar kesahnya ortu-ortu yang menghadapi putera puteri mereka. Peluang waktu, peluang fasilitas tersedia, ada, tetapi sepertinya anak-anak tidak bersemangat untuk belajar. Padahal begitu mewahnya peralatan dan peluang mengakses pengetahuan saat ini dibanding 20 tahun yng lalu.
Sekali waktu saya dipaksa memberi kata semangat untuk belajar bagi anak titipan dari Papua dirumah saya. Terpaksa si tidak. Tetapi mendadak tanpa persiapan. Dibenak saya cuma teringat bagusnya selalu berfikir positip. Jadi spontan saja beberapa butir pemikiran terlontar.
1.“Kalian itu sebenarnya sedang dimasa bahagia bisa belajar. Anda diumur mudah menerima dan menangkap pelajaran, bukan seperti saya orang tua. Belajar bukan sesekali kalau mau ujian. Semakin berproses beberapa ulang kali menyantap pengetahuan anda akan semakin senang dan puas.”
2.“Kalian ada di tahap dituntut menangkap ilmu baru sekitar 30 persen mencari sendiri,dan 70 perses diterima dari guru. Nanti sebagai mahasiswadituntut 45-60 persen harus cari sendiri dan dosen hanya memberi petunjuk. Waktu belajar lebih banyak dan berat. Belum lagi mungkin kalian terpaksa harus lebih sadar beaya belajar tinggi. Sebuah beban pemikiran tambahan: beaya pendidikan yang mahal. Maka sekarang ini waktu anda paling beruntung untuk belajar”
3.“Belajar bukan beban hidup, tetapi peluang emas untuk menguasai, dan menaklukkan pengetahuan, agar bisa anda manfaatkan. Kalau ada pelajaran yang susah bagi anda itu faktor utama karena anda tidak menyukai, jadi sulit dirasa. Maka carilah alasan, sebab, atau hal disana yang menurut pengalaman pernah menyenangkan anda. Tentu itu akan menjadikan pekerjaan yang semakin mudah dan menyenangkan.”
Tiga butir pesan tersebut diatas itu justru keesokan harinya membuat saya berfikir ulang.Sejauh mana pemikiran spontan saya dapat dipertanggung-jawabkan.? Maka saya mencoba mencari buku-buku yang barangkali bisa menjadi referensi dan pendukung pemikiran spontan itu. Saya temukan buku karya Syahril Syam, berjudul “The Secret of Attractor Faktor”. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2008. Dalam buku itu dipaparkan banyak sekali referensi dan hasil penelitian psikologis. Saya hanya puas menemukan gagasan saya tiga butir diatas didukung oleh sebuah pemikiran tertulis alias buku. Dalam buku itu banyak pengetahuan berharga. Yang saya merasa terdukung tentang gagasan saya perihal Positive thinking (halaman 148), Prinsip kerja otak (halaman 142-143) : Synergi dan Pengulangan, serta Kerja Fokus pada apa yang dikerjakan saat ini. (195 dst)......... Tentu selengkapnya Anda akan membaca sendiri. Salamku hormatku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI