Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Menjaga Keseimbangan Cara Saya

16 Februari 2014   16:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rekan Arke pernah menulis tentang filsafat keseimbangan,( http://filsafat. kompasiana.com/2013/01/01/keseimbangan-521143.html) Tulisan bersanjak bagus. Saya hanya ingin berbagi pengalaman batin apa yang sudah saya gagas dan coba laksanakan dalam menjaga keseimbangan.

Baru saja juga ada artikel ini tulisan rekan Ninoy N. Karundeng. Tulisan yang mengolah beberapa alternative yang dialami. Tanggapan pokok saya adalah “menghormati pilihan dan keputusan tentang niatnya”. Rekan lain banyak memberi tanggapan, antara lain Pak Tjiptadinata menulis: Hidup adalah sebuah pilihan, dst.

Saya pernah berfikir seperti rekan Ninoy dengan pertimbangan tersendiri. Tetapi saya memilih jalan lain daripada “mengundurkan diri”. Sebab kalau saya mundur dari satu tempat pun saya masih harus maju dilain tempat. Saya memilih jalan peningkatan pembelajaran dan mencoba lebih tahu situasi sekitar.

Ada pengalaman lain yaitu saya mengurangi arah langkah. Saya menolak menanggapi banyak ajakan, dari ajakan permainan di Fb. Ajakan bergabung pada grup, ajakan memberi tanggapan lewat twitter, ajakan/undangan untuk ikut lomba dsb.

Pertimbangan-pertimbangan saya diantaranya yang mendasar :

1.Mengukur keterbatasan : kemampuan, otak dan tenaga,

2.Tantangan yang nyata diluar dunia maya masih sangat “ada”.

3.Pengendalian diri sesuai dengan tujuan dan target yang sudah lebih dahulu ditata.

Pertimbangan temporer tetapi mendesak, seperti :

1.Undangan dunia nyata yang urgen berebut waktu

2.Kekecewaan karena membuat janji bila tidak bisa memenuhi

3.Kondisi kesehatan sangat dipengaruhi oleh perubahan cuaca dsb.

Pertimbangan yang positip:

1.Menjaga keseimbangan dalam Pola gerak, Pola Makan, dan Pola Pikir.

2.Semakin mendekat diambang batas usia, perlu semakin membuat hidup ini sederhana, simple, atau focus pada yang positif.

3.Apa susahnya menghargai orang lain dan belajar terus berdoa untuk kedamaian diri dan lingkungan sekitar.

Kesimpulan : Saya minta maaf bila sering saya kurang tanggap terhadap ajakan-ajakan untuk kegiatan baru. Sebab masih saja “ada” komunitas-komunitas lama yang harus dilayani dan tenaga yang semakin menuntut pembatasan gerak menambah frekwensi istirahat.

Semoga pengalaman ini bermanfaat dan justru mendorong anda bersyukur bila masih memperoleh daya kekuatan tenaga jiwa dan raga yang masih segar. Kembangkan semua itu sebagai bukti syukur kepada Sang Pemberi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun