Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memang Ada Maaf Bagiku...

22 Agustus 2010   04:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:49 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tiba-tiba Santi berkata pada Dony meniru lagu itu “Tiada maaf bagimu”, Doni hanya berdiam saja. Tanpa perdebatan, cuma kebisuan. Begitu pula teman-teman. Ada Dewi, ada Joni, didekat mereka. Ada Marti dan Suardi agak berjauhan, tetapi sejak tadi percakapan terbata-bata didengar mereka. Santi berlalu dan pergi. Doni tercenung ditempat.

Perilaku Santi dan kata-kata sebelum menjatuhkan vonis tiada maaf bagimu, menjadi rujak dan gado-gado dibenak teman-teman mereka. Mereka iba terhadap Doni. Tetapi mereka tidak berani mencampuri urusan teman mereka. Doni masih berdiam diri. Kejutan yang diterima masih menunggu pengolahan. Ada kesedihan menerima kemarahan, ada penyesalan Santi tidak mau mendengar penjelasan. Ada harapan bahwa nanti Santi masih akan mengubah keputusannya seperti yang sudah. Amarahnya akan reda ketika datang senja.

Ketika Doni pun menyingkir, menjauhi teman-teman dan beringsut pergi, pergi tanpa kata. Suasana cair mulai meresap dihati teman-teman.

·Tidak kusangka Santi secepat itu.– Dewi mulai memecah kebekuan.

·Apa dia tidak menyesal kehilangan Doni.– sahut Joni datar.

·Doni yang bersalah kali, bahkan salah besar.– sambut Marti.

·Kayak kau tahu. – sambung Suardi.

·Doni pergi ke mall bersama Linda.- jelas Marti.

·Itu saudara sepupu Doni. Kemarin datang dari Semarang. –tukas Suardi.

…………………………………………………..

Pagi berikutnya Dewi, Marti, Suardi lengkap dengan Joni tersenyum. Hampir bersamaan.Lewat didepan mereka Doni memboncengkan Santi. Dibelakang mereka dengan sepeda motornya Agnes Monica si Linda tersenyum lebar.

Maka mulailah proses besar analisa peristiwa diotak pasangan teman-teman Doni-Santi.

Terdengar desah Joni : Cuantiik juga Linda tu.

Dewi mendengus :Dasar laki-laki…

Joni bisa bilang :Tenang, tenang….aku memang lelaki, yg kau maui, kan. Damai di bumi syang…….(seri Ramadhan 9)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun