1.Komentar untuk Tayangan Rekan Ragile.
Saya sungguh belajar dari Rekan Ragile banyak sekali. Terakhir ini dari tulisan berjudul : “ Makna Tersembunyi di Balik Tulisan dan Postingan” http://sosbud.kompasiana.com/2012/11/12/makna-tersembunyi-di-balik-tulisan-dan-postingan-507699.html .Saya tulis komentar :“Mas Ragile si pengamat cermat, ini tadi laporan pengamatan kan.. saya cuma pembelajar aja di Kompasiana, jadi siap dikoreksi pak guru gitu… makasih Mas.. Selamat Malam”.
2.Pembelajaran saya.
Dalam tulisan ini terdaftar banyak bahan belajar. Rekan Ragile sungguh jeli mencermati apa yang tersurat dan apa yang tersirat dalam setiap tayangan di Kompasiana. Sekurangnya dia selain menunjukkan kemahirannya dalam “membaca”, dia mendaftar tigabelas (13) butir jenis tayangan. Dari ketigabelas jenis itu saya pilah tiga kolom untuk dinilai:(1) Jenis tulisan, (2) Jenis penulis, (3) Pembaca, atau : Topik, Metoda/Gaya tulis, Target, tendensi. Disebut pula yang positip (obyektip, nilai, “ilmiah”) dan yang negatip (rekaan, narsis, target tersamar,tendensi dsb).
Ditulis sebagai penutup, yang saya suka :“Barangkali begitu. Contohnya itu, tapi… Apapun… Semua itu warni warni karya tulis nan lengkap. Pernik pernik postingan yang bikin asyik. Dan semua pasti ada fungsinya. Tergantung seberapa jeli pembaca memanfaatkannya.”.
Saya rasa tidak pada tempatnya saya terlalu jauh menulis disini pembelajaran saya agar jangan (salah-salah) merusak citra, nilai tulisan Rekan Ragile. Dan ini juga sebagai penghargaan terhadap pembaca.
3.Buah Belajar.
3.1. Terimakasih peluang belajar ini kepada Rekan Ragile. Adapun apa saja target dan motivasi para penulis boleh kita maklumi tetapi akan selalu saya hormati sepanjang dalam batas2 etika tulis.
3.2.Saya sangat merasa sayang adanya postingan yang :
a.mau mencelakai orang lain oleh mereka yang punya Hobby (Usil)
b.tulisan gaya kritik negatip/ tidak membangun
Signalemen Rekan Ragile disebut di butir 10, 11, 12 atau huruf (K), (L), (M).Dan dibutir (M) disebut tentang Akun Palsu.
Bicara tentang kritik tentu kita tahu ada kritik membangun dan kritik menjatuhkan. Kritik mengandaikan adanya hal/ fakta yang perlu “perbaikan”. Maka ada beda pendapat. Menimbulkan polemic, adu argumentasi. Menuntut dari dua pihak pemahaman dulu terhadap argument/pesan pihak lain, baru menyampaikan tanggapannya. Disini juga serba relative artinya ada pula pribadi-pribadi yang memang kurang atau lebih peka akan perasaan orang lain.
Elok pula dimana-mana memang sering kita temui itu hobby usil. Suka melihat orang lain terganggu, sedikit atau banyak.
Apabila memperhatikan perkembangan dari tahun 2009 saja ada muncul beberapa grup yang berupaya membuat suasana Kompasiana damai, bebas dari tulisan usil, argumentasi kasar. Itu sudah sangat menggembirakan. Grup yang saya maksud seperti Grup Para Penulis Fiksi, Grup Humor/Kenthir., Desa Rangkat…..dll.
Disini kembali diharapkan kesadaran pentingkan kepekaan yang luas, analisa tajam, cepat tanggap, dalam toleransi kebersamaan dengan pelbagai teman dan kawan seperjalanan.
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H