Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kotak, Bencana, Kemanusiaan

11 November 2010   06:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:42 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

(tidak di desarangkat)

Peristiwa bukan fiksi.

Kotak. Dua dimensi adalah ruang yang setiap sisinya dibatasi garis. Begitu juga kalau tiga dimensi kotak membentuk ruang dengan batas dikiri, kanan, muka belakang dan atas bawah. Diasrama Kolege tempat saya belajar, ada istilah medan pratama, medan madya, medan utama, yaitu bagian asrama bawah tengah dan atas. Konon pengkotaan itu untuk kepentingan pembinaan dan pengawasan. Dimasyarakat kita juga banyak kotak.. Kotak agama, kotak kategorial, kotak umur, kotak social ekonomi, kotak suku….. (pusing juga…)

Bencana alam terjadi dimana mana. Tidak ada orang tidak tahu. Berapa dan seberapa yang peduli, itu yang saya tidak tahu. Beberapa tahun yang lalu DIY mengalami bencana gempa bumi besar. Sudah seminggu ini sampai sekarang DIY dan seputar Gunung Merapi masih mengalami apa yang disebut bencana. Presiden Republik ini beberapa hari berpindah kantor di Yogyakarta.

Kemanusiaan…kata singkat untuk tindakan tanggap darurat terhadap bencana alam dengan kegiatan kemanusiaan. Karena keadaan darurat lebih banyak tindakan spontan dari pada terrencana.

Tanggal 4 Nop malam - tg 5 Nop. Gunung Merapi mengusir semua warganya supaya tidak mendekat di radius 20KM.Didesaku juga kedatangan rombongan pengungsi. Ada sekitar 200 orang. Tetapi sangat berbeda-beda jenisnya. Ada sekitar 3 KK terdiri dari 15 orang adalah keluarga yang kebetulan berkunjung di desa itu tak berani pulang. Ada sekitar 20 orang yang diajak oleh seorang yang berasal dari desaku. Ada 90 orang para tetangga mereka ikut pada rombongan itu. Ada didekat dusunku dalam satu desa: terpencar 15 KK. Seluruhnya kurang lebih 250. Jiwa. (data dijenguk di Polsek Bambanglipuro) Ada sekitar 160 jiwa tertampung dan menempatkan diri di dua pendapa didepan gereja. Selebihnya dibeberapa rumah penduduk.

Semula mereka mendapat dukungan logistic dari relawan kota Yogyakarta, selanjutnya mulai tanggal 8 relawan bersangkutan menyerahkan kepada kebijakan setempat. Pengurus Gereja dan penduduk setempat dusun itu, mulai bergerak tanggap darurat dengan mengumpulkan bahan dan membuat dapur umum. Bahkan teman2 se rt saya segera mengumpukan dana dan akan menyelenggarakan sekedar isi acara silaturahim dengan mereka secara bersama. Mereka banyak yang menawarkan rumah mereka dalam kelompok2 kecil. Pengungsi yang moslem ditunjukkan dimana mushola dan mesjid terdekat dan seterusnya. Belakangan terdata sekitar 45 orang moslem dalam tampungan tersebut.

Alkisah pada hari Senin tanggal 8 itu datang kurang lebih 20 pemuda dari dusun sebelah, dengan berteriak-teriak akan mambawa paksa mereka yang moslem untuk pindah ke pondok terdekat didusun sebelah itu. Para pengungsi berkeberatan mereka dipisahkan karena merasa sudah nyaman dan diterima oleh segenap pihak ditempat itu. Maka terjadi keributan sehingga terpaksa datang sejumlah polisi brimob untuk menenangkanya. Tetapi esokknya ada upaya paksa lagi sehingga para pengungsi pada histeris ketakutan dan siang itu pada tidak mau makan.

Sungguh mengherankan permasalahan itu kuat untuk mendatangkan Bapak Gubernur Kepala Daerah beserta Ibu Ratu Hemas untuk turun tangan datang ke dusun saya itu…. Tanggal 9 sore saya melihat para pejabat datang dan malam itu Bupati mengambil alih penampungan tersebut dan membawa ke rumah dinas bupati.

Sebuah pengalaman ….kemanusiaan. !!!!

Hikmah dari peristiwa.

Kemanusiaan..yang terjadi itu apa sebenarnya maknanya? Yang terjadi pada awalnya spontanitas yang jujur, tulus. Para korban merasa tertolong dan terhibur. Para pihak tidak ada yang keberatan. Kedua belah pihak saling menghormati menerima sebagai saudara. Tidak tanpa memandang agama, tetapi memandang dengan penghargaan dan memberi peluang dan fasilitas yang sama. Sampai datang sekelompok pemuda dari luar menghembuskan kecurigaan tanpa mempelajari situasi sesungguhnya. Dihembuskan ditempat penampungan terjadi pembujukan pindah agama…..

Padahal Bencana….Akan selalu ada. Spontanitas tanggap darurat yang tulus lain kali harus diubah spontanitas tanggap darurat yang sudah harus direncana…(?) Harus ada catatan tentang kotak. Kotak hukum social Indonesia.

Kotak… Ada saja yang suka kotak.Menurut saya kotak sebenarnya kurang pas dengan JIWA NKRI. Tetapi dekat dengan jiwa negeri Uncle Sam.

Catatan untuk semua.

Apa maunya dengan pengkotakan? Kalaupun pengkotakan itu baik, bagus, indah, bermanfaat, bolehlah anda berpendapat demikian. Tetapi pelaksanaannya tetap harus sesuai konteks. Disini, Kemanusiaan. Baik dalam arti luas maupun seperti pengertian sempit ditulisan ini. Kotakilah, dengan peri kemanusiaan, sebab bencana itu sebenarnya mau memperingatkan kepada kita bahwa dihadapan Tuhan kita itu sesama manusia. Sedosa apapun Tuhan Maha Rahim masih membiarkan semua agama berdiri.

Apa arti peristiwa di Yogya selatan itu. ?Kotak yang salah pasang.

Apa sikap anda, saya hanya mengharapkan permenungan dan refleksi saja. Bukan perdebatan. Anda beda pendapat tentu saya hormati. Wassalam

(Khusus buat teman-teman Desarangkat:Kalau didesa Rangkat pasti tidak akan terjadi yang seperti itu……

Kearifan Pak Kades, Ibu Kades, para tetua dan kaum muda, kompak penuh persaudaraan tidak ada semangat negri orang……salam buat kalian)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun