Telisik Cinta dan teliti kembali Cinta ini bukan bicara teori. Pengalaman empiric mengajarkan pula perlunya pertanggungan jawab manusia dewasa lebih memahami gelombang cinta dalam hidupnya. Saya yakin tulisan ini tidak semata curhat tetapi kalau Kompasiana suka istilahnya : reportase dari sana sini. Cermin kehidupan ada diseputar kita.
Pinjam istilah dari mana mana saya mencoba untuk sementara membagi ranah perwilayahan Cinta dengan : a. Cinta dirumah, b. Cinta disawah, c. Cinta di dunia maya.
1.Cinta Dirumah.
Dirumah kita dihajar dan belajar cinta. Dari Ibu, dari Ayah, dari kakak. Dari pengasuh. Dan yang terpenting yang membekas adalah dari pengalaman berkesan. Pengalaman adalah guru besar paling efektif mengajar. Pengalaman yang mengesan memberi sifat dan warna Cinta kita. Bahkan sosok ayah bunda kakak pengasuh itu sekedar kata kunci saja sedangkan pokok ajaran, konsepsi, telah kita resapi dalam memori terhadap pengalaman yang indah atau mungkin yang tidak enak dan negative tentang cinta.
Puncak Cinta yang harus direkam adalah How and why Papa and Mama love eachother and they shared their loves to us. Dan ternyata cinta tidak sekedar masalah pribadi tetapi masalah social pula.
Cinta dilaksanakan secara nyata dari yang sederhana hingga menjadi sesuatu yang menyangkut jatidiri seseorang yang eksistensial
2.Cinta Disawah.
Petani selalu pulang dan tidur kerumah, rumah adalah tetap basis hidupnya, dan sawah lahan kegiatannya. Banyak hal untuk disawah disiapkan dirumah. Kerja dirumah dilihat disaksikan oleh seluruh anggota keluarga dirumah.
Cinta petani dibatasi oleh pematang-pematang, diluar batas pematang itu kecintaan tetangga. Disawah petani bercurah cinta kepada setiap jengkal tanahnya setiap rumpun padinya, dengah kedua kaki dan tangan petani dengan mata telinganya, sehingga petani memahami seluruh dinamika kehidupan disawahnya. Dikawsandesa saya petani sangat perhatian akan kebutuhan air. Irigasi menjadi andalan dan senjata untuk bertahan hidup padinya. Cintanya akan air membuat irigasi dibela setengah mati, atau seutuh-dirinya dipertahankan mati-matian bila sekali waktu mereka berrebut gilir pengairan sawahnya.
Cinta petani memuncak pada orgasme panenan yang dialami oleh seluruh keluarga. Karena dan seharusnya panenan dibawa kerumah. Agar Cinta dan kasih panenan dirasakan nikmatnya oleh seluruh keluarga.
Dewasa ini di zaman terbuka. Memang ada “perkembangan” ada “perubahan”. Itu ditandai oleh :a. kerjasama antar petani; b. penyeragaman jenis padi,; c. datangnya tengkulak kesawah; d. kurangnya keterlibatan anggota keluarga selain bapak ibu tani atau kadang hanya bapak saja. Kesimpulan: menjauhnya sawah dari rumah, dalam arti luas dan dampak yang luas. Anak dan ibupun tak tahu bagaimana kiprah bapak disawah. Och Cintaku dimana ? celetuk ibu tani…..
3.Cinta di era maya.
Sebenarnya saya sudah akan membatalkan artikel ini, sebab belum lama saya sudah menulis tentang cinta hingga 2 artikel Refleksi Cinta. Tetapi Rekan Era Listyorinimembuat artikel yang dibuka denga celetukan maya ini : A bad relationship is like running on treadmill. It doesn’t take you anywhere, only makes you tired. Dan dilanjutkan dengan bahasan antara lain : Apakah setiap pergaulan pria wanita harus sampai ke jenjang perkawinan.? Diceritakan : “Saya jadi teringat dengan curahan hati seorang sahabat. Bertahun-tahun menjalani hubungan dengan seseorang, tetapi hubungan itu tak membawanya kemana-mana. Dia masih berada di posisi yang sama, seperti ketika awal menjalin hubungan. Tak bisa dikatakan sama sebetulnya, karena tentu saja sekarang ada luka di hatinya. Kalaupun rasa sakitnya telah menghilang, bekasnya akan selalu ada. Ibarat mencabut paku,lubang itu akan selalu ada di sana.” (http://sosbud.kompasiana.com/2015/03/14/wanita-yang-baik-untuk-lelaki-yang-baik-729969.html ) Pertanyaan diatas tadi tidak akan saya jawab, tetapi saya akan mengajak sekedar mengamati menelisik relasi pertemanan kita di dunia maya. Baik antara pria (saya) dengan wanita/tua muda di dunia maya (baca FB dan Kompasiana) dan peran rekan penulis yang saya amati, pasti ada itu yang namanya Cinta. Tetapi macam apa…?
a.Surat Cinta dan Sahabat Pena.
Saya ingin konfirmasi dari pembaca apakah assumsi saya benar bahwa pada umumnya mereka yang beriktikat baik tentulah mempunyai kejujuran dan ketulusan dalam berrelasi dan berbagi.? Asumsi saya yang kedua adalah pertemanan kita-kita itu pasti juga melalui sedikit banyak seleksi, atau pertimbangan dari hubungan kenal/relasi sebelum konfirmasi. Maka iktikat baik, kejujuran dan ketulusan berrelasi dan berbagi, selanjutnya seleksi dengan pertimbangan, menurut saya merupakan syarat yang cukup untuk mengharapkan pertemanan itu sehat.
Dengan adanya seleksi berdasarkan pertimbangan hubungan yang sebelumnya itu menjadi peluang pengembangan atau perluasan pertemanan kita. Pertimbangan itu termasuk disana buah-buah dan hasil komunikasi berbagi. Dengan berbagi berkomunikasi ada kemajuan pengenalan antar pribadi. Perkenalan itu masih terbatas sekali seperti kita dapat peroleh dari sahabat pena zaman perangko dulu kalanya belum ada HP dan internet. Setidaknya dengan Surat Cinta kita tak tahu apakah sahabat pena itu gagu apa tidak. Sementara dengan HP kita sekarang bisa dengar suara plus video kecil yang memadai.
b.Kopdar dan Cinta.
Pengalaman empiric dan factual yang pernah saya alami dan dapati selama ini memang sungguh mengagumkan. Tidak diduga pertemuan dari teman yang semula berkenalan lewat dunia maya itu bisa menjadikan adanya sebuah keakraban yang diluar dugaan. Hal itu saya menduga kuat bahwa kesepakatan pendapat, kesamaan gagasan, dan mungkin cermin kesamaan selera hidup, bahkan mungkin hasil perdebatan tukar pikiran di dunia maya itulah yang tak terduga mendekatkan relasi hati manusia, dan pada kesempatan kopdar menjadi terpupuk dan dikuatkan.
Sepertinya seperangkat kesamaan itu membuktikan kebenaran factual dari iktikat baik, kejujuran, ketulusan dan merangsang untuk meningkatnya relasi dan komunikasi, saling percaya dan saling membutuhkan……Haaaasudahlah itu ambang pintu Cinta dan Kasih.
c.Pesan Cinta dan Cinta Amanah
Pesan Cinta yang dibawa dari rumah itu Cinta yang asli. Cinta itu terbaik adalah cinta benar antara ayah bunda, ada cinta kakak adik, ada cinta pengasuh yang professional kepada anak asuh. Cinta itu ada pasangannya sendiri-sendiri.
Pesan Cinta dari rumah bahwa idealnya lelaki dan perempuan akan mendapatkan pasangan cintanya akhirnya. Tetapi cinta juga merambah pada kerjasama saling percaya saling membantu memenuhi kebutuhan sesuai arahan Ayah Bunda. Ayah Bunda adalah penghadir Sang Maha Pecinta.
Pesan Cinta dari rumah juga perlu mengikuti kemajuan zaman, tetapi jangan melupakan hakekat Pesan Cinta Aseli dari Rumah. Pertemanan dengan teman sekolah. Berkembang menjadi pertemanan professional disawah. Filsafat kuno juga pernah mengajarkan Cinta konsepsi Plato, yang tidak selalu kearah jenjang perkawinan.
Tetapi marilah kita cari Cinta Amanah dari Allah, sesuai dengan perjalanan iman anda.Salamku hormatku. Sebab inilah jawabanku atas : How I love You and Why ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H