Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Kecil: Menimba Aspirasi dan Motivasi dari Kompasiana

14 Desember 2014   17:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:20 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Untuk menghindari pengulangan yang dapat menjemukan saya menulis Catatan Kecil tersebut diatas. Pengulangan pelaksanaan janji saya di Fb. kepada teman2 di grup. Yaitu menulis satu bait untuk setiap tanggal. Lain di Kompasiana lain di Fb.

Ajakan menulis sebait sehari adalah sebuah saran motivasi produktivitas penulis. Saran dari rekan @Enggar Murdiasih, dari Yogyakarta yang ditanggapi positip oleh teman-teman.

Sesungguhnya saya hanya akan melapor, sharing, mengambarkan pada kesempatan ini kemungkinan atau peluang yang bisa diambil untuk mengisi benak ini merenung seharian dari membaca disana sini barang sejam dua jam menurut kemampuan saat saat yang dimungkinkan.

Hari ini : Tanggal 14.Desember 2014.jam 07.00 – 08.06 dan mengunyah masukan ini:

1.http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/12/14/ketika-kenyataan-berbicara-696849.htmldari Rekan @Christian Kelvianto. Ini sebuah prosa renungan dan ditutup dengan puisi pendek. Memang saya sengaja memilih topik yang mendasar :mau bersikap untuk hari ini dari Kenyataan. Ternyata tulisan itu pendek tetapi menurut saya sesuai dengan maksud saya.

2. http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/12/14/miss-gagal-710297.html.Dari Rekan @ Inayah Ainun yang mengisahkan sebuah hasil dari orang mengambil keputusan : yaitu sukses atau gagal. Itu harapan saya ketika memilih judul tulisan yang saya mau baca. Ternyata isinya bagus. Justru orang itu menjadi sosok terpilih sebagai “Miss” yang berhasil“gagal” dari dugaan semula. Kreativitas kejujuran dan keberanian membuat orang itu berhasil menjadi “Miss Gagal”. Peristiwa diangkat dan tersaji sesuai harapan saya memberi permenungan demikianlah fakta bisa terjadi.

3.http://regional.kompasiana.com/2014/12/14/bencana-longsor-jemblung-banjarnegara-696811.html. Laporan dari Rekan @Cariefs Womba, yang di profilenya dibawah Nama tertulis : Mengangkat dan Menceritakan Realitas Kehidupan. Rupanyamau menjadi semboyan dalam ber Kompasiana. Dari situ mungkin sungguh akan menjadi Citra-nya sebagai Kompasianer. Dan tulisan ini memang saya inginkan untuk melanjutkan perhatian kepada mereka yang sedang menderita :“Bencana Longsor Jemblung, Banjarnegara : tepatnya di Desa Jemblung, Kecamatan Karangkobar (Jumat,10/12). Bencana alam ini tidak jauh dari musibah tanah longsor Sijeruk pada tahun 2006, Kecamatan Banjarmangu sekitar 5 km ke arah utara dari Sijeruk. Musibah yang terjadi tiba-tiba ini menelan ratusan rumah dan belasan kendaraan bermotor tak terkecuali prakiraan jatuhnya ratusan korban jiwa.

“Sebenarnya ada tanda-tanda akan terjadinya bencana ini .Awal bencana, sempat warga desa tetangga berbondong-bondong berusaha menolong warga yang tertimpa bencana namun karena terkendala lokasi dan luasnya bencana menjadikan warga mengalami kesulitan apalagi hari sudah menjelang malam dan akses komunikasi yang sangat terbatas akhirnya warga hanya bisa pasrah. Evakuasi baru bisa dilakukan keesokan harinya pada hari Sabtu (11/12) itu saja masih terbatas dengan jumlah personel dan akses jalan ke lokasi kejadian yang harus ditempuh dengan jalan memutar”-Hingga kini evakuasi masih berlangsung oleh Badan SAR dan Relawan, demikian juga bantuan logistik sudah mulai berdatangan siang ini.

Menyadari kondisi saya dari kemampuan gerak hingga kemampuan ekonomis, saya tidak berani bertulis panjang selain komat kamit pun tak terucap di doa dalam hati saja. Banyak memang kenyataan yang tak dapat disikapi secara nyata terlihat terukur dimata orang dan hanya Tuhan yang tahu. Seperti cerita yang dari judulnya menantang saya ini :

4.http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/12/14/masih-berani-696850.htmlTulisan Rekan @ Salindra Kartanama yang memaparkan kasus - kasus moral, Trauma, Depresi yang berkesan panjang. Berangkat dari pengalaman adiknya dihamili orang tak dikenal, ibunya yang jatuh bangun pinsan tiga kali, membuat kesan berkepanjangan. Sampai mau nikah saja diberitahu calonnya sudah dihamili orang dimasa lalunya. Maka bertanya tanya orang itu seandainya anda mengalami nasib sama “Beranikah anda Berzina dan merugikan pihak lain” ?

Menghadapi pertanyaan itu sebagai kenyataan yang mengenaskan saya juga sulit : mau bilang apa. Umur telah uzur, anak-anak telah berkeluarga. Bukankah saya hanya mampu ikut dimana diberi kesempatan meneruskan pesan itu ?

Pesan Kecil itu :

1.Pesan Pokok memang Isilah pikiran kita dengan pemikiran yang berguna. Gunakan terus menerus otak kita berfikir, berrefleksi, merekam, mengunyah dan mengambil keputusan. Menyikapi atau tidak pedulikan.

2.Untuk bahan menulis berbagi juga tidak harus bahan kajian ilmiah, tetapi berangkat dari mana saja termasuk dari Kompasiana.

3.Ibarat berenang dapat dalam posisi berhenti, atau bergerak upaya maju laju, atau menghanyutkan diri saja dalam situasi nyata.

Pesan yang lebih kecil lagi puisi biar sebait di Fb. Akun: emmanuelastokodatuhari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun