Kita manusia perlu mendapatkan kesadaran yang terus menerus semakin mendalam tentang kenyataan budaya yang ada diseputar kita. Proses memperoleh sikap memperhatikan dan penyadaran seperti itu tidak berhenti di sekolah. Disana ada upaya seragam agar tidak pamer kelebihan harta. Kosientisasi peserta didik. Tetapi juga kita yang sudah lepas dari sekolah.
Dan bahkan apabila sudah kita peroleh suatu kesadaran mantab pada suatu pandangan atau visi pribadi/kelompok. Kita masih perlu membuat suatu pendalaman. Â Internalisasi (KBBI) pendalaman (penghayatan lebih dalam) terhadap suatu ajaran, doktrin atau nilai, sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku.
@ Membangun pribadi intensip dalam proses ber konsientisasi dan internalisasi dapat dimulai sejak dini dan dalam perilaku sederhana ini :
1. Bersikap Jeli Kritis, hati hati,dan menghargai perndapat orang lain, bercermin pada kejadian sekitar kita.. Â Cepat untuk menangkap mendengar tetapi sabar untuk berbagi suara.
2. Memperhatikan dengan penuh minat, itulah Belajar dari hal-hal sederhana seputar kita, itulah Belajar berkelanjutan.
3. Selanjutnya mencoba berbuat yang sama dari temuan pembelajaran itu. Itulah yang saya sebut Membangun kebiasaan baik. Dan yang baik itupun yang periodik di tinjau lagi untuk ada peningkatan.
Pembaca yang budiman, semoga pemikiran sederhana ini cukup menarik dan memunculkan kemanfaatan sekurangnya aspirasi untuk siapa saja yang berkenan. Dan tidak lupa saya haturkan terima kasih sebesar besarnya kepada Rekan Ino Sigaze, Ibu Roselina Tjiptadinata, dan Rekan Sungkowo atas semburan aspirasinya.
Tolong terima Salam hormat saya.
Ganjuran, Maret, 17, 2023. Emmanuel Astokodatu.
Bacaan & Referensi :
1. Ino Sigaze. Kekayaan Bukan untuk Dipamerkan, tapi Untuk Dimaknai Halaman all - Kompasiana.com  https://www.kompasiana.com/inosensius280778/640dcb3d4addee0ee63140c4/etika-pamer-kekayaan