Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jelang Pemilu dan Peribadatan

20 Januari 2023   18:28 Diperbarui: 20 Januari 2023   19:18 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa hari yang lalu banyak berita yang menggambarkan kegiatan Forum Komunikasi Antar Umat Beragama bersama Kanwil DepAg. Di Makasar, NTB, Maluku, dan pasti dilain tempat juga. Salah satu judul berita tersebut begini : "Forum Pimpinan Antar Agama Deklarasikan Damai Jelang Pemilu." (https://www.kompas.tv/article/368591/ forum pimpinan-antar-agama-deklarasikan-damai-jelang-pemilu).  Itu sebabnya artikel ini juga memakai kata Jelang Pemilu . Suatu realita yang sedang kita alami bersama.

Pemilu adalah peristiwa sosial - politik yang sangat penting bagi setiap negara. Dan di Indonesia ada lambaga tinggi negara  - KPU - yang menangani.  KPU, diberitakan satu ketika adakan kunjungan KPU yaitu pada hari Selasa 18 Januari yang lalu kepada Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Peristiwa ini saya mencatat ada sekurangnya 7 kantor berita/medsos yang memberitakan .

Dan diberitakan pula  : ", KPU juga telah berkunjung ke Muhammadiyah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI). Kunjungan tersebut dalam upaya membangun dukungan untuk kesuksesan Pemilu Serentak 2024.(*)

Menjelang Pemilu KPU sebagai penanggung jawabnya bersama Kementerian Agama rupanya sudah senada seirama. "Kementerian Agama sudah mengingatkan seluruh Kanwil di provinsi dan kabupaten/kota, jika ada karyawan karyawati Kementerian Agama yang intoleran maka sanksinya tegas, pecat," tegas Zamroni Aziz disela-sela pawai jalan sehat kerukunan dan deklarasi kerukunan lintas agama dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti Kementerian Agama ke-77 yang digelar di Kota Mataram. (https://www.msn.com/id-id/berita/nasional/indeks-toleransi-ntb-di-bawah-nasional-kanwil-kemenag-ntb-siap-pecat-asn/)

Masih perlukah fenomena itu dipertanyakan : kebersamaan kesenadaan dua lembaga tinggi negara yang bertindak demikian itu ?  Kita tidak perlu mengikuti rapat kordinasinya, tetapi tersirat nyata dalam pemberitaan itu saja suatu kekuatiran tentang wacana tapi nyata : SARA.

Sara singkatan dari kata : Suku,  Agama, Ras, Antar golongan.  Sara menjadi suatu issue yang menjadi pokok konflik sosial. Issu yang sensitif bagi banyak warga masyarakat kita yang beranekaragam ini.  Dan issue ini menjadi marak sejak praktek politik identitas yang melemahkan persatuan bangsa ini dipakai untuk kampanye, untuk mobilisasai masa secara efektif. Dan sehabis kampanye tercipta lanjutan Sara itu...

Maka untuk partisipasi dalam menunjang menanggulangi konflik SARA sesuai dengan SARAN DEPAG  saya mencatat sebagai berikut :

@Moderasi agama, "Moderasi beragama adalah cara pandang dalam beragama secara moderat, yakni (1)memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, (2)mengejawantahkan esensi ajaran agama secara berimbang, adil, (3) menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, (4) demi persatuan dan kesatuan bangsa.

@Menutup tempai ibadat bagi kampanye.

@Sikap Kritis pada berita,hati-hati dengan postTruth,

@Upaya damai nanti dalam masa Pemilu. Damai bisa juga diartikan lebih mendalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun