Mozaik Kehidupan  :Â
"Kegembiraan adalah Buah Pengharapan" tulis seorang spiritualis Henri J.M.Nouwen.(*) Dan itu saya setarakan dengan jiwa judul tulisan ini. Sebab Kegembiraan juga adalah buah kebebasan dari Kemerdekaan. Kemerdekaan adalah Buah dari Perjuangan. Saya kira perjuangan itu melebihi sekedar pengharapan.
Kegembiraan saya berkembang ketika saya mencoba menulis setelah membaca. Sebab menulis itu buah kegembiraan-membaca dan 'berbagi' yang adalah kegembiraan buah dari membaca. Dan itu adalah jiwa penghayatan akan kehidupan yang bebas merdeka dalam kebersamaan.Â
Dahulu 20 tahun saya biasa membaca dan membuat power-point untuk bermusawarah bersama petani atau pemuda, sekarang saya mempunyai kegembiraan menulis di Kompasiana.Â
Tulisan saya adalah jiwa gembira saya yang mestinya kendati tidak menetap disuatu jalur topik, tetapi saya berharap dalam hidup menulis ini akan tampak alur kehidupan seseorang yaitu diri saya ini. Alur yang juga sebagai jendela kaca berhiaskan mosaik kehidupan dan bacaan.
Kegembiraan dalam membaca dan mengalami peristiwa di alam Kemerdekaan kita sekarang ini silih berganti suka dan duka. Itulah mozaik kehidupan yang indah. Betapa tidak ? Â Sudah jauh sebelum merayakan Hari Kemerdekaan Bangsa dan NKRI ini kita dihebohkan oleh Pandemi Covid-19 yang didukung oleh perkembangan teknologi IT.Â
Hal itu membuat kita tertantang adanya gaya hidup baru demi kesehatan. Perubahan belum cukup mantab, terdesak oleh kontroversi IKN dan persiapan Pilpres24 di bumbui oleh demo dan gerak hangatnya perpolitikan dan tajam dan sengitnya pengkritisi negeri ini.
Kegembiraan memang suatu pilihan. Banyak hal bisa kita berkata tidak. Tetapi banyak juga hal yang ketika menolak kita mengingkari panggilan hidup kita di keluarga, negara, bangsa, dan kehidupan keseluruhannya. Presiden Jokowi dan Sri Mulyani menjelaskan ancaman krisis ekonomi dunia.Â
Kita harus bersyukur negeri kita belum (semoga tidak) terkena (meskipun nyaris), sementara krisis itu sudah menghajar puluhan negara dibumi ini. Peranan Ukraina dan Rusia sebagai penghasil pemasok pangan dan energi ke puluhan negara terhenti oleh perang.
Kegembiraan yang asli dari hati memang seharusnya membuat kita sadar bahwa kita mempunyai Panggilan hidup yang tertuang pada persan-pesan naskah Proklamasi 17 Augustus 1945. dan Deklarasi Hak Asazi Manusia. Presiden Jokowi sebagai presiden G20 beserta Ibu Negara mengadakan perjalanan bela rasa peduli kebersamaan mondial.Â
Dengan menempuh resiko masuk Uktaina dan Rusia wilayah yang lagi perang yang garang, Â mengupayakan perdamaian dunia. Hal itu bagi kita warga negara ini menjadi kebanggaan yang menggembirakan. Itulah kegembiraan batin kita yang lain dari sekedar sukaria lahiriah.