Kembalilah Pada Dirimu Sendiri.
Sejak tulisan terakhir saya disini, saya merasa malas berfikir, apalagi menulis. Itu membuat rasa bagi saya yang saya sebut kesepian. Kesepian akibat kemalasan berfikir. Jiwa menjadi kosong. Saya gak tahu apa anda pernah mengalami hal yang demikian.
Biasanya dalam keadaan demikian saya tetap berupaya membaca sebanyak mungkin. Tetapi dari tulisan dan ke tulisan yang saya awalnya anggap inspiratip, bisa saya ambil informasi yang inspiratip pun otakku berhenti tidak mau berproses.
Sudah saya lewati baca kontroversi wayang dan keharaman, Azan yang diatur dan diibaratkan lalu menjadi mengkait posisi pejabat. Hingga saran untuk penceramah agar berperspektip luas, mempertimbangkan masalah sosial, budaya, kearifan lokal dan nilai-nilai lain yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat yang majemuk dan plural.
Berita yang sering saya dengar dari anak yang biasa saya perhatikan saya malas berfikir tentang kasus dugaan investasi bodong aplikasi Binomo.dan Indra Kenz sebagai salah satu saksi terlapor, diperiksa dan memang ada dugaan tindak pidananya dalam kasus itu..Yang demikian biasanya otakku merespon dan membuat analisa ulang atau lanjut.
Akan tetapi memang peristiwa dunia menyentak kemanusiaan adalah perang. Masyarakat kita tidak mendengar sedikitpun suara letupan pestol atau suara komando dimulainya satu serangan. Tetapi perang dan pembunuhan masal terjadi di Ukraina oleh Rusia tetap menjadi satu momentum yang harus mendapat jawaban atau respon tanggapan nurani yang sehat.
Peristiwa dunia dan hal-hal yang sungguh terjadi tetapi jauh dari posisi nyata keseharian ini membutuhkan suatu kesadaran sanubari yang sangat khusus. Bagi penulis pribadi yang kristiani beruntung di ingatkan disiapkan sudah beberapa waktu yang lalu untuk peduli dan berdoa bagi perdamaian dunia. Perdamaian dunia sebenarnya semula masih belum mengerucut pada soal Ukraina dan Rusia, tetapi pun juga perdamaian batin dalam pertobatan bagi setiap insan beriman.
Dan saya juga tidak bisa mengingkari melihat keteladanan gembala saya Sri Paus Fransiskus yang dengan semangat perdamaian dan kedamaian serta kerendahan hati peduli kepada orang kecil dan kaum penderita..
Dalam posisi demikian terbersit dalam memori saya perilaku seorang guru di SD zaman dulu itu. Diwaktu jeda pengajaran dan siswa bertebaran istirahat dihalaman sekolah, Pak Darmo itu berdiri di muka ruang istirahat guru. Pak Darmo tidak seperti guru yang lain yang berada diruang guru untuk minum atau berbincang dengan sesama guru.
Pak Darmo didepan ruang istirahat guru itu berdiri menebar pandang mengamati siswa-siswa. Â Dan ketika jam pelajaran dimulai lagi, Pak Darmo selalu memberi petuah dari dan tentang kelakuan kami selama istirahat. Disaat jeda ternyata Pak Darmo berbagi perhatian kepada kehidupan bebas para siswa.
Saya mendapat pembelajaran dari m e m o r i  saya sendiri tentang guru Pak Darmo, yang diwaktu  "j e d a" membuat kegiatan berbagi  p e r h a t I a n pada suatu obyek. Saya menjadi sadar mengapa justru ingatan saya sendiri memberi pelajaran.