Selanjutnya terbangun kata sifat yang mengambil makna dari kegiatan tersebut dalam kata kerja itu. Kata sifat itu mengarah pada kata efektif (bekerja sungguh), dan ada kata sifat yang mengarah pada kata efisien (efficiens,tis, bekerja berhasil).
Kedua makna itu sama terhadap pekerjaan atau tugas dengan segala kaitan di kehidupan sehari hari sama-sama merupakan nilai yang pantas ditargetkan diupayakan. Maka pertanyaan saya bagaimana dalam kehidupan sehari hari kita pekerjaan itu dimaknai.?
Tidak semua orang sama dalam melihat perkerjaan, tugasnya, dan bagaimana menilai diri sendiri dengan pekerjaannya itu. Pandangan terhadap pekerjaan secara mendasar mempengaruhi bagaimana orang melaksanakan pekerjaannya itu. Dan pekerjaan bagi manusia seyogyanya jangan dipandang sebatas sebagai tugas dari atasan dengan target dan anggarannya. Ada kata yang menjadi pemeo sejak dulu : Cipta, Rasa, Karsa, Karya.
Dalam kehidupan sehari hari pekerjaan juga dikatakan "penghidupan" artinya kegiatan untuk memenuhi kebutuhan untuk hidup. Pekerjaan biasa dipandang sebagai mata pencaharian. Upaya memenuhi kebutuhan hidup itu upaya menyelenggarakan kegiatan kehidupan.
Dalam keadaan yang demikian sebenarnya penganut filosofi yang positip dan optimis menyadari sebagai partisipasi Penyelenggaraan Illahi. Kepercarayaan seperti ini memberi motivasi kuat untuk bekerja melakukan pekerjaannya. Dari sana pula muncul kata Panggilan hidup.
Kegiatan itu adalah membuat, mengubah, Â memanfaatkan, menyempurnakan, dapat dengan atau tanpa menggunakan sarana prasarana, agar manusia hidup, sejahtera dan bahagia.
Maka tampak bagi kita pekerjaan mengacu pada pentingnya suatu bentuk kegiatan, waktu, dan tenaga yang digunakan dan imbalan yang didapat. Bicara soal bentuk kegiaatan maka terpikirkan bahwa pekerjaan merupakan suatu rangkaian ketrampilan, kompetensi tertentu yang selalu harus ditingkatkan setiap waktu. Dan disinilah menjadi penting segala bentuk teknologi.
Manusia dewasa ini semakin tergantung pada teknologi. Dalam pekerjaan segala yang teknis teknologis lebih harus diperhatikan lebih daripada nilai pekerjaan itu sebagai identitas kepribadiannya, Panggilannya.
Seorang pastur kemarin kudengar khotbahnya , meskipun bahasa Jawanya tidak bisa dikatakan mulus, tetapi mulai dengan kearifan pitutur filosofi Jawanya, untuk me-efektifkan khotbahnya bagaimana mempribadikan pesan keimanannya kepada umatnya.
Pada zaman dulu bila orang tua memberi saran nasehat anaknya atau membuat pertimbangan tentang calon menantu, dikatakan tiga pokok ini : "Bibit, -Bebet, -Bobot."
Bibit artinya benih, maksudnya asal usul, pribadi dari keluarga seperti apa, dari orang tua atau lingkungannya, ada kejelasan tentang identitas aslinya.