Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Marah, Perang Batin, dan Dendam

4 Desember 2021   17:07 Diperbarui: 4 Desember 2021   17:11 2893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Filosof Manusia, Prof.Dr.DN Driyarkoro SJ menyebutkan dalam diri manusia ada dua daya dan kecenderungan berenergi yang berciri: Eros dan Agon. Eros mendorong kearah sikap dan perbuatan Cinta Kasih, Agon mendorong manusia pada sikap dan perbuatan untuk menang atas orang lain.  Dua kecenderungan manusiawi itu mewarnai pihak-pihak yang berkebersamaan.

Seorang B.Kieser SJ menyebut dua azas dalam kebersamaan itu, yaitu

1) Azas mentalitas, maksudnya : Mendahulukan nilai-nilai yang merupakan syarat untuk penghayatan dan pelaksanaan nilai-nilai lain. Bila kita telusur lebih jauh itulah hak hidup seseorang.

2) Azas dignitas , maksudnya : Menata prioritas atas nilai nilai hidup bersama. Atas dasar ini memberi kemungkinan manusia dalam kesadaran moralnya memilih kematian atas dirinya untuk pilihan kehidupan bagi anaknya. Ini sebuah contoh kasus keputusan moral dokter dan ibu yang mengandung bayinya dan dihadapkan pada keadaan luar biasa: salah satu hatus diabaikan, dikorbankan.  "Keputusan moral" yang diambil bisa sebuah pengorbanan sampai kehidupannya sendiri. (Tulisan B.Kieser SJ, "Menjaga Kehidupan Manusia"  Seri pastoral 298, PP.Yogyakarta 1999)

Pandangan ini memberi dasar pula pada hal yang sederhana tentang marah dalam batas pilihan moral. Amarah yang sehari hari dewasa ini sangat mudah kita temui ternyata berakar dalam-dalam di kehidupan pribadi maupun kehidupan antar pribadi alias kebersamaan. Amarah suatu yang manusiawi, kejiwaan, sosial, moral spiritual, harus dikelola dan dihadapi  dengan penuh kebijaksanaan.

Menghadap itu perlu juga ada strategi dan upaya jangka panjang atau jangka pendek. Yang jangka pendek juga dikatakan singkat saja : S a b a r.  Sabar terhadap diri sendiri terhadap orang lain dan terhadap situasi dan kondisi. Sebab memang tidak ada didunia ini kesempurnaan. Mungkin juga berarti 'kalah sekarang untuk menang kemudian'. Dan semoga mendamaikan hati orang yang sedang marah.

Untuk jangka panjang  harus ada strateginya, dan dibawah ini saya kira sederhana saja:

1. Kondisikan Mindfullnes,dan Pemahaman dengan kecerdasan melihat sikon. Demikian amarah berakar pada manusia harus pula amarah diberi penangkal yang punya akar. Saya sebut olah kesadaran, penuh kesadaran, selalu bersikap sadar. 

2. Siapkan rasa dan sikap kerendahan hati dan teposliro, cinta-kasih dan permaafan. Kerendahan hati dan menyikapi positip terhadap sesama seperti dirinya mau disikapi adalah watak yang dibangun dari pengalaman. Sikap yang berakar pada pribadi orang.

3. Usahakan Latihan berkala perdalam mindfullnes. Meditasi dan olah keheningan batin sangat baik, atau Selftalk,ibarat latihan perang batin.! Tetapi ada juga cara dalam kebersamaan, dimana dimulai dengan berbagi pengalaman dan lalu pembahasan topik yang disepakati.

Demikian masih dalam rangka menyikapi menjelang pergantian tahun dan selalu mengikutu perputaran waktu tanpa henti, renungan saya akhiri. Percaya sudah akan kebijakan Pembaca, saya haturkan terima kasih atas kunjungannya ketulisan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun