.Waktu itu bisa lebih menarik perhatian dari pada peristiwa. Ada waktunya barulah terjadi peristiwanya. Waktu adalah suatu dimensi realitas. Waktu adalah wajah pada setiap peristiwa, dan setiap kenyataan.
Waktu adalah kesinambungan detik-detik selama proses, perbuatan atau keadaan terjadi, berlangsung. Lama waktu berlangsungnya kejadian dan proses, dibatasi oleh awal dan akhir, yang ditandai  dua buah keadaan/kejadian", Â
Waktu itu adalah peristiwa sendiri yang bisa dijamah bisa diukur, dinilai, dirasakan, dikehendaki atau ditolak dan dihindari. Waktu sangat sering dibayangkan, diimaginasikan, di fiksikan. Dengan ada kejadian atau tidak waktu itu berjalan terus. Waktu itu peristiwa juga.
Mengalami waktu itu Pengalaman tersendiri.
Barang siapa yang menjamah dimensi waktu akan mempertanyakan posisi dan kondisi diri menghadapi waktu. Dimana , bagaimana diri itu  didalam waktu, atau sudah terlampaui oleh waktu atau masih menunggu waktu.
Menghadapi Waktu yang sudah pergi, memberi gambaran dalamnya diri-sendiri, menghadapi waktu yang sedang berjalan banyak manusia lupa waktu, menghadapi waktu yang akan datang tidak jarang bisa jadi manusia mengalami kegalauan yang menakutkan, kegalauan eksistensial. Â .
Pengalaman menghadapi waktu manusia selayaknya memang menemukan kenyataan menghadapi diri sendiri dan memperoleh laporan nilai diri, bertemu dengan diri sendiri.
Menghadapi waktu itu peluang belajar melihat lebih dalam dan luas kenyataan kehidupan bersama sesama dan alam semesta. Sebab relalitas itu semua berwajah waktu.
Banyak orang melihat waktu yang sudah lewat dengan nalar dan ketelitian tentang diri sendiri atau generasi-generasi pandahulu. Ada banyak orang melihat waktu yang terlewatkan menjadi berduka dan dirundung penyesalan, tetapi tidak sedikit orang melihat masa lampaunya dengan kebanggaan terhadap prestasinya..
Dengan berjalanya waktu manusia membuat cerita, menjadi pelaku cerita lebur dalan sejarah. Manusia oleh waktu menjadi Sejarah.
Tetapi manusia seringkali tertimbun oleh kejadian-kejadian aneka ragam dalam kehidupannya disaat itu melihat kabur antara masa lalu masa kini dan masa yang belum tiba. Manusia disibukkan oleh kesibukan itu tertekan oleh perasaannya sendiri.