"Ajakan itu Indonesia Optimis, tapi dalam implementasi kebijakan masih ada kesenjangan cukup lebar. Sehingga muncul Indonesia Terserah," kata Ari dalam telekonferensi pada Kamis, 4 Juni 2020.Karena kebijakan new normal Covid-19 belum siap, Ari melanjutkan, masyarakat pun masih bingung dengan istilah new normal tersebut.(TEMPO.CO, Jakarta )-
Tentang Normal baru, saya sendiri melihat dengan pemetaan dibawah ini.  Normal Baru yang masih dibayangi oleh PSBB sebagai Ketentuan yang masih berlaku dibawah komando Presiden  itu saya letakkan di semacam episentrum. Apabila saya pandang horisontal maka diujung kanan ada Norma Kesehatan untuk Covid19. Dan diujung kiri ada Norma Langkah Ekonomi.  Dan apabila saya pandang vertikal atas bawah New Normal / PSBB, maka saya lihat dibawah terdalam ada  Aspirasi, Konspirasi, Sejarah dan Visi-visi lain. Dan diatas sana ada mata elang Politik dengan kepentingan2 politik aneka tetapi satu gaya.Yaitu Dimana tampak peluang baginya ataupun bersama kesana Elang akan menukik. Kekanan, kekiri, ketengah, kedalam. Mereka ini yang paling siap untuk berubah.
Sekarang waktunya pertanyaan : Kejelian, Kepedulian, siapa yang pertama tama harus bertanggung jawab atas luasnya keprihatinan dan absurdnya pelaksanaan kenormalan yang dimaksud. Hanya kepedulian dan tanggung jawab sosial bersama yang mampu menyelesaikan masalah dengan disiplin dan rasa tanggung jawab yang tinggi.
Terlebih bagi kami yang berfikir sederhana ini .......Terima kasih kalau dijawab: "kamu lansia delapan puluhan itu diam saja !!" Â atau "Dengar baik2.......bla bla.. yang taat jangan lupa pakai MASKER..." Â Tetapi tetap juga saya sampaikan salam hormat saya dan permintaan maaf bila ada kata2 yang membuat tidak enak.
Ganjuran, Juni,5,2020. Emmanuel Astokodatu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H