Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menyoal tentang Benar dan Bual

4 September 2019   18:18 Diperbarui: 4 September 2019   18:25 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Berawal dari permintaan penjelasan terhadap rumusan hasil sebuah permenungan yangberbunyi demikian: "Temukan Kebenaran Sejati, Hati-hati Kebenaran Semu", makatulisan ini akan coba bicara seperti air merembes ke mana mana. Semoga jawabanpenanya saya itu terjawab dan penanya lain bisa memenfaatkan pula.

Renunganawal yang melahirkan kata kebenaran tersebut diatas adalah dari sebuahperistiwa dimana seorang guru meluruskan pemahaman para murid terhadap suatuperistiwa sejarah. Hikmah dari peristiwa sejarah diperdebatkan karena sudutpandang yang berbeda.

Di sana maka lahir formula "Temukan kebenaran sejati (darihikmah yang lebih hakiki menurut Sang Guru) dan hati hatilah kepada kebenaranlain (yang semu, seakan akan lebih baik, dari sudut pandang para murid)" SangGuru yang selalu bersiar tentang Kebenaran sekali waktu nanti harus menerimacemooh dari seorang Gubernur Pontius Pilatus : Kebenaran itu apa ?

Daribacaan lain saya catat dari Kompasianer @Jeki Van Helen, adalah dipakainyaistilah "kebenaran mutlak" berdasarkan Ajaran Agama yang tak boleh dibantah.Disamping itu ada kebenaran berdasarkan pesetujuan, kesepakatan, yang bisadiperdebatkan pula seperti kebenaran menurut aturan perudangan, kebenaranhukum.

Selanjutnya kebenaran ilmiah, hasil dari survey riset dan upayakeilmuan. Kebenaran itu obyektif, benar sampai ada sanggahan berdasarkanpembuktian dan/atau upaya upaya ilmiah lain. (lihat: https://www.kompasiana.com/jekivh/5d6d4a8b0d823043f559a0a2/disertasi-keabsahan-hubungan-intim-di-luar-pernikahan-egoisme-akademik)

Tetapi tercatat Einstein pernah mengatakan bahwa imaginasi lebihhebat daripada ilmu pengetahuan, ilmu cuma berkutik dari A ke B, sementaraimaginasi bisa mengitari bumi. Sekelompok Kompasianer yang mayoritas penulisfiksi/puisi yang gemar berimaginasi sudah sejak tahun 2012 membentuk grouppersaudaraan atau pertemanan super akrab dan berkomunikasi juga dalam grup diFacebook.

Dalam komunikasi terjadi pelbagai relasi dan komunikasi seperti dalammasyarakat semu Desa Rangkat, dengan fungsi-fungsi imaginatip, relasi dankomunikasi seperti dalam masyarakat nyata.(ada lurah/kepala desa, ada ibu,kakek,dll)

Apa yang semula diawali pertemanan antar penulis fiksi yang kuatberimaginasi, menulis  cerpen puisibersama sampai juga berlanjut bersemangat mengadakan temu darat. Sepertinyamereka dalam satu desa nyata, keluarga nyata. Mungkin mereka mengarungi suatukebenaran fiktif dan nyata berdampingan bernuansa rasa semu. Apakah disiniboleh berkata Semi-kebenaran, pseudo kebenaran..... 

Dari catatan lain mari kita pahami adanya istilahKebenaran-formil dan Kebenaran- materiel. Kebenaran formil itu suatu yang benarmasuk akal, lurus, berdasarkan pertimbangan yang lurus, logis. Lawan katakebenaran formil adalah hasil kesesatan piker atau Pengawuran, kabur dan tidakbenar, mungkin perlu pembenaran dengan pelurusan. Sedangkan Kebenaran materielitu suatu yang memang sesuai realitas atau kebenaran yang asli adanya, bukankepalsuan.Dalam peristiwa yang sebenarnya bukan sandiwara, atau scenario yangbisa ada pelaku pengganti.

Selanjutnya kebenaran dilihat secara positip sebagai sifatbenar, asli, otentik, tidak salah lagi,dst, atau secara negatip, sebaliknya,semua itu melekat pada: 

1. Omongan, Pernyataan, Ungkapan tentang diri sendiri, oranglain, benda, peristiwa

2. Orang, manusia, perorangan, kelompok orang dst

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun