(dialog imaginer  mereka berpesan dan aku mendengarkannya)
Dari Kamas Sesepuh: Mas Harjo....katanya:
Meski hari pesan ini tidak sempat kutulis, tetapi kalian pasti akan mendengar dihari hari baik, seperti hari ini. Masmu sempat bekerja di jaman penjajahan. Masmu mengerjakan sesuai bidang sekolahku yang kemana kakekmu mengirimku.Â
Aku bekerja dalam bidang teknik yang terus kukembangkan dalam pengabdian pekerjaan untuk menghidupi keluarga. Pengabdianku dari pabrik ke pabrik milik Negara.
Negara mengirim aku ke Jerman ke Jepang beberapa kali bukan untuk pesiar darmawisata, tetapi diutus negosiasi dan belajar perkembangan teknologi yang dibutuhkan Negara.Â
Hingga aku purna tugas formal masih di serahi beberapa tugas, bukan untuk kebesaran keluarga dan pribadi, tetapi semua kukerjakan sebagai Panggilan Hidup Yang digariskan dan harus aku kembangkan dari Tuhanku untuk sesamaku.
Pesanku untuk kalian: Hayati Panggilan Hidupmu, Perutusan dan amanah hidupmu, sebagai warga masyarakat, keluarga, yang harus kau bawa hingga akhir hayatmu bersama sasamamu.
Dari Kanda Kedua: Mas Sarjito, Kol.Inf....
Kita berpisah di Kalibata. Aku tidak meninggalkan kata tetapi hidupku kalian tahu sebagai sorang Pengawal Negara. Disaat Negara memanggilku bertugas keluarga dan kalian kutinggalkan. Pernah dengan keluarga beberapa tahun terpaksa aku mengemban tugas kenegeri Turki, tetapi bukan untuk pesiar.
Namun secara berkelanjutan memelihara hubungan antar Negara sahabat. Tugas yang mulia itu tidak demi kebesaran diri. Sampai saat aku dipanggil pulang, negeri ini hamper semua atasanku dipenggal hidupnya oleh Gerakan PKI, dan aku aku akan menjadi target berikut, bila Tuhan tidak melindungiku.
Pesanku untuk kalian: Disiplin itu bukan hilangnya kemerdekaan, tetapi kemerdekaan itu membutuhkan kehidupan berdisiplin. Sebab hidup kita telah dipolakan sesuai Panggilan hidup kita.