Secara umum program ini dirancang oleh berbagai universitas atau institut yang ada di Indonesia untuk memberikan kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia, khususnya dalam mengembangkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia. Kegiatan Pengabdian Masyarakat merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi."(Wikipedia)
Apabila lebih jeli kita amati di negeri kita ini boleh bersyukur seperti di dunia pendidikan juga dibidang sosial banyak jenis lembaga swasta sosial dan kesehatan yang berkiprah. Â Mereka melaksanakan pelayanan dan pengabdian menunjang apa yang menjadi tanggungjawab Pemerintah.
Pengabdian dan Pelayanan ini bukan karena mental budak dimana ada konotasi Penjajahan. Tetapi Pelayanan dan Pengabdian itu mengisi kemerdekaan dengan jiwa kesetaraan dan sebenarnya bentuk Cinta Kasih tanpa pamrih  saling menghormati saling melayani dan itulah Pengabdian di alam Kemedekaan.
Keduanya bila kita analisa akan terlihat ada beberapa kesamaan :
A. Abdi adalah hamba yang pekerjaannya melayani. Pelayan adalah orang yang tugasnya mengabdi. Abdi = Pelayan . Dan melayani = mengabdi. Penggunaan kedua kata itu hanya merupakan pilihan kebiasaan berbahasa keseharian seperti tampak dari definisi dari Wikipedia. Tidak tampak ada konotasi perbudakan yang generasi sekarang juga sudah tidak merasakan budaya perbudakan.
B. Meskipun demikian disana ada Komunikasi, dialog verbal atau jasa/karya. Itu adalah relasi antar yang kuat kepada yang lemah, ada penyaji kebutuhan dan ada yang membutuhkan, Â ada yang lebih kuasa dan yang kurang kuasa, ada yang lebih berada yang kurang berada.
C. Relasi itu banyak dipengaruhi oleh tujuan yang ditentukan sikap mental visi, misi, para pihak yang terlibat.
D. Disana juga sangat mungkin terjadi Motivasi tambahan, berupa kepentingan pribadi ataupun kepentingan kelompok seperti kekayaan, politik, agama dsb
Terhadap Motivasi tambahan ini Pelayanan dan Pengabdian merupakan lahan yang empuk untuk menerima dorongan. Beruntung apabila pengaruh itu akan mendorong kearah dinamika yang positip seperti dari agama yang memurnikan motivasi. Tetapi bila Pelayanan dan Pengabdian kena pengaruh politik pengkotakan, atau agama politis, pengaruh kekayaan, akan sangat dirugikan.Â
Pengaruh demikian akan merusak citra moral dari Pengabdian dan Pelayanan yang amanatkan oleh pesan murni dua kata itu : "membantu masyarakat tanpa imbalan" dengan tekanan option for the poor. (lebih lebih bagi yang miskin/lemah/difabel.) Boleh dibayangkan bagaimana pemerintahan tanpa korupsi, tanpa keluh kesah rakyat dengan pelayanan para abdi masyarakat, negara tanpa cemoohan anggota DPR yang malas meski gajinya tinggi.
Ketika Pelayanan dan Pengabdian bisa dipahami sebagai suatu sikap mental yang ideal maka kiranya di Indonesia ini masih sangat harus diusahakan oleh semua pihak proses pembudayaan praksis Pelayanan dan Pengabdian itu melalui pelatihan kebijaksanaan dan lebih-lebih keteladanan.