Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cinta Itu Tulang Punggung Keutamaan

15 Januari 2018   04:36 Diperbarui: 15 Januari 2018   04:46 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara perihal manusia itu tidak bisa hanya hitam putih, tetapi penuh nuansa. Dan nuansa nuansa itulah yang sering menyesatkan pilihan. Belum lama saya dituntut berpendapat tentang Cinta. Terakhir saya menulis, Sepotong Cinta itu cenderung memanjakan.

Kemanjaan itu membuat orang suka memilih jalan yang mudah. Suka memilih yang instan. Kemanjaan itu melemahkan daya juang melemahkan semangat kerja. Memanjakan diri sifat kekanakan, maunya apa diinginkan harus dipenuhi tetapi bukan oleh daya upaya sendiri melainkan dari orang lain. Itu sering terlihat juga menjadi kebiasaan anak orang kaya yang sombong.

Kebiasaan perilaku itu tampaknya spontan terbawa oleh pola pikir atau mindset. Mindset itu cara berfikir, berpendapat yang terbentuk dari pembawaan, pendidikan, pengalaman hidup, situasi lingkungan, tantangan kehidupan, agama dan hukum yang dipahaminya. Saya merasa sayang bahwa umumnya orang sudah beranggapan bahwa orang yang memakai mindsetnya dianggap orang yang kurang gampang move-on, alias tertutup dan "keras kepala".

Termasuk dalam kawasan Mindset dalam arti luas adalah kecenderungan dan dorongan. Yaitu daya dari dalam yang ikut andil dalam menelorkan perilaku.

Diberi aspirasi dari beberapa sinetron SCTV dan RCTI saya dihantar pada permenungan istilah "cara berfikir orang kaya dan cara berfikir orang miskin".

Dalam membedakan orang kaya dan orang miskin juga perlu dilihat dengan kacamata nuansa kehidupan. Manusia berkehendak bebas dan bisa serta harus selalu menjatuhkan plihan. Manusia baik kaya maupun miskin mungkin juga sekali waktu bisa tepat memilih yang serba baik/buruk untuk diri sendiri saja dan atau untuk semua. Kita bisa mengamati dan peroleh pembelajaran dari novel atau sinetron yang baik, ialah yang bisa menggambarkan perwatakan dan perilaku manusia. Perilaku manusia yang sederhana seperti di RCTI yang berjudul Dunia terbalik, dan manusia kaya manja di SCTV.

Tentang kaya dan miskin dan pola hidupnya saya mendapat pelajaran dan teladan dari cerita ayah saya tentang ayahnya (kakek saya). Kakek saya seorang hamba hukum raja di kraton Surakarta pada zamannya. Hamba itu bagamanapun orang bawahan dibawah perintah atasan. Tidak ada yang pantas disombongkan. Tetapi yang sebelumnya hidup berkecukupan sebagai abdi raja merangkap petani dengan sawah luas, sejak tahun 1911 dimana ada perubahan status kepemilikan tanah, kakek dan keluarganya kehilangan kemewahan. Namun kakek sempat menyelesaikan pendidikan dan pendewasaan 7 orang anak. Tiga perempuan menjadi ibu ibu keluarga, dan 2 orang putera menjadi pns, dan 2 orang lagi menjadi guru. Hidup keluarga kakek sungguh sederhana, penuh semangat kerja dari dunia pertanian, disiplin dari jiwa hamba hukum. Seperti kemudian saya alami perlakuan dan keteladanan dari ayah bunda tidak adanya kemanjaan dan kemalasan dalam keseharian hidup keluarga kami.

Melengkapi pemikiran tentang kebiasaan perilaku orang, pernah masuk dalam catatan saya perilaku baik, positip orang dari negeri maju yang cenderung :

  • Tepat waktu,
  • Kerja keras
  • Tanggung jawab
  • Disiplin aturan dan hukum,
  • Jujur
  • Bekerja keras untuk menabung dan Investasi
  • Cinta pada pekerjaannya
  • Hormati hak orang lain
  •  Sopan santun, nilai kepatutan.

Sementara ada juga kebiasaan buruk yang sering dialamatkan bagi mereka mabuk kebebasan, seperti :

  • Free seks dkk
  • Mabuk-mabukan
  • Narkoba
  • Pesta pora
  • Lepas kontrol diri dalam kemarahan, kebencian, iri atau kecemburuan sosial.

Apabila boleh kita kembali kedepan sebentar, bahwasanya saya bercerita  mulai dari Cinta. Cinta yang memanjakan.Cinta yang bisa membentuk manusia melalui proses menuju kepada perilaku aneka gaya hidup. Sementara itu permenungan kita sebenarnya menjelajahi kehidupan. Dan demikian rupa akhirnya kita perlu merangkum dalam suatu systematika. Teringat kata dosen saya Pengantar Sejarah Filsafat, bahwa semua sistem pemikiran filosof tentang realitas semesta ini selalu bermuara kepada Sistem Tata Kehidupan atau apa yang disebut Moralitas. Sebab memang manusia itu berkedudukan tinggi dalam semesta ciptaan Allah ini. Maka akhirnya kita berrenung perihal moral, tidak cukup pada kebiasaan, tetapi nilai manusia dengan perilakunya.

Seorang penulis, yang nanti saya sebut nama dan bukunya, menyatakan bahwa suku-suku dinegeri kita ini dari Aceh N.D. hingga Papua, semua memiliki aneka norma pedoman hidup keseharian. Norma dan pedoman hidup itu tersurat dan tersirat didalam karya sastra lebih tepatnya dalam pelbagai bentuk komunikasi atau media berupa buah seni suara, tarian, atau tulisan dsb. Demikianpun misalnya buah budaya di Jawa ada pesan2 dalam tarian, tembang dan lagu, peribahasa berisi pepatah nesehat dst. (Iman Budi Santosa, di Kitab Nasehat Hidup Orang Jawa, Kearifan dan Kebajikan.Penerbit DIPTA, Yogyakarta, 2013.) Pedoman hidup yang diambil dari sedemikian aneka bidang kehidupan keseharian maka perlu Iman Budi Santosa menyusun systematika berdasarkan kategori topik sampai 13 butir. Yang saya sempitkan menjadi :

  • Etika pergaulan, hubungan sosial kekeluargaan.
  • Hukum,Keadilan, Ilmu,
  • Membangun kepribadian, Religiositas dalam budaya
  • Upaya Ekonomi dan perjuangan hidup
  • Perilaku yang negatip, yang pantas dihindari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun