Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berbagi (Hati) Itu Rawan Selingkuh

14 September 2016   16:08 Diperbarui: 14 September 2016   16:15 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Hidup Harus Semakin Cerdas, semenjak hanya didekati mulutku dan mungkin pula tangan mungilku mencari susu ibu. Tangis dan celoteh terlatih untuk tanggap pada situasi terlebih kasih ibu bapak, dari mereka saya diberi contoh dan teladan yang saya tirukan. Ingatkah pembaca setiap langkah kemajuan kita, dikatakan oleh mereka :  Yaaa, ayoooo, ……pinter.!  Maka hingga dewasa peri kehidupan semakin rumit, muskil, penuh tantangan, manusia harus belajar terus tentang realita, kehidupan dan cinta yang lahir hampir bersamaan..

Releks Tetapi Rasional,adalah salah satu cirri, tanda, indicator kedewasaan. Ketika saya masih kecil adik saya lahir, dan menjadi pesaing pertama dari peluang mendapatkan cinta dari orang dewasa. Ternyata memperjuangkan cinta untuk dapat mencintai dan dicintai perlu rileks, santai tetapi rasional. Pelajaran ini saya terima dari adik saya. Ketika saya menggebu merebut perhatian orang dewasa, adik saya banyak yang melindungi, merengkuhnya. Ketika berebut didekap oleh ibunda menjelang tidur, kami berrebut meletakkan tangan dileher ibunda. Memang saya menang, tetapi tangan adik saya justru ditarik dan oleh ibu diletakkan di buah dada ibu yang hangat. Kehidupan dewasa ini semakin berat mulai dari persaingan merebut cinta, merebut posisi dalam kerja, dalam politik, saya di”hajar” oleh strategi rileks tetapi rasional. Semangat menggebu tetapi langkah harus penuh perhitungan yang masuk akal. Nafsu cinta yang kuat menerjang perintang pelintang penghalang harus terkendali oleh akal budi.

Ikuti Hukum Kepatutan, adalah realisasi untuk sikap rileks. Tidak perlu banyak debat tentang Cinta. Cinta harus dilaksanakan, padahal banyak hukum harus diperhatikan. Jembatan dari nalar dan perasaan hati, saya selami saja dalamnya cinta. Cinta muncul dari mata dst, masuk ke hati, artinya pengalaman inderawi menjadi pangalaman batiniah, jiwani, rohani. Derasnya desakan inderawi sering tidak memberi kesempatan cinta yang rohani itu bergerak. Atau dalam bercinta juga saya sering mengalami adanya pertentangan dan perang batin mengikuti hukum-hukum yang dimuka juga sudah disebut. Perang batin terus kapan mulai nya bercinta. Hukum kepatutan adalah hukum keseimbangan keserasian dan tahu waktu tahu tempat. Orang bilang semua indah pada waktunya dan pada tempatnya. Konprehensip me”rasa” cinta harus bagaimana……..

Kelola Strategi Kebutuhan, maksudnya managemen sarana prasarana serasi dengan kebutuhan bukan keinginan. Kebutuhan lebih terletak pada realita nyata, keinginan berangkat dari imaginasi kita. Konkritnya mau bercinta antara pasangan dari Medan dan dari Yogyakarta, bagaimana tidak: harus ada hal yang perlu dihitung, diukur,diadakan.

Berbagi Hati,adalah titik berat dalam hidup bercinta. Dalam buku sumber ajaran Cinta kasih ada banyak saran dan petunjuk focus dan titik berat cinta. Pertama pemimpin yang mengenal mengerti anak buahnya. Unsur mengerti dan menunjukkan jalan dari seorang pemimpin. Kedua adalah tidak membeda-bedakan sasaran,. Unsur keadilan dan kebenaran. Ketiga dalam bungkus rumusan : tiada orang yang lebih cinta daripada seorang sahabat yang berani mengorbankan jiwanya untuk sahabatnya. Unsur integritas cinta, keutuhan dan kesempurnaan cinta itulah Berbagi Hati. Mencintai tidak pandang bulu antar sesame, mengerti memahami, empati, peduli dan menunjukkan jalan, membantu sesuai kebutuhan,mengorbankan diri sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan, tanpa pamrih. Cintailah sesamamu seperti mencintai dirimu sendiri, tepo sliro (menurut ajaran Jawa), bukan berarti pro aliran seks bebas.

Pancasila ala saya diatas hasil permenungan saya dirintis sejak berumur 43 tahun hingga kini. Setiap kali ditemukan sisi kehidupan dan memang kita harus belajat, belajar terus, belajar untuk hidup ini, Cinta lahir bersama kehidupan kita.

Problematika Seksualitas, itu sebaiknya jangan disamakan dengan problema Cinta.Maksudnya problem bagaimana melaksanakan cinta kasih jangan selalu dicampur adukkan dengan problema seksual. Masalah seks meliputi factor penyimpangan hasrat seksual, anomala kecenderungan, anomala kebiasaan seksual, masalah kesehatan alat reproduksi, ada baiknya problema itu ada pembahasan tersendiri yang focus. Akan tetapi memang Berbagi hati bisa menjadi repot tanpa melihat kisi kisi hukum kepatutan. Dan itu merupakan kerawanan kemurnian cinta kasih. Begitulah cinta sesat bisa menuju kepada perselingkuhan. Apabila media sosial bisa menjadi sarana sharing and connecting, mungkin strategis pula untuk aliran seks bebas seperti disiratkan oleh tulisan tertunjuk diatas.

Hidup dan Cinta membutuhkan Visi dan Misi yang jernih agar tidak terseok seok. Hidup dan Cinta adalah anugerah Tuhan bagi berkelanjutan yang sehat umat manusia. Jangan mau dipermainkan oleh pedagang bermodal seperti Gelombang Cinta, Anthorium saat itu. Dilambungkan kemudian berikutnya dihempaskan.

Sekelumit sharing hal Cinta dan Berbagi Hati yang dilahirkan ( hampir) bersamaan dengan kehidupan ini sendiri.

Tolong terima salam dan hormatku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun