Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Capek... Kecapean dan Bete

21 Juli 2016   11:24 Diperbarui: 21 Juli 2016   12:24 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Mens sana in corpore sano, bagi lansia.)

Capek….. kecapaian. Banyak ceritanya.  Ada orang tidak merasa capek karena semangat, ada orang terpaksa kecapaian (orang Belanda bilang “Uitgeput als een paard..”  terkuras habis tenaganya seperti kuda beban” ),   ada orang sengaja olah raga hingga terasa capek.

Kisah Kepahlawanan sudah sering kita dengar. Sanjungan bagi para Pahlawan Kemerdekaan yang berjuang : “Tidak kenal lelah, tidak kenal letih” bertempur melawan penjajah memperjuangkan kemerdekaan.

Nah ada pula “Peristiwa Mudik”, saya kutip kesaksian ini : “Keriuhan Hari Raya ‘Idul Fitri’ 1437 H tahun ini menjadikan Brebes Exit alias Brexit trending topics, tak kalah heboh dengan Referendum Brexit, yang membuat Inggris keluar dari Uni Eropa di tahun 2016. Kemacetan Brexit di mudik 2016 ini, sejatinya bisa dimaknai untuk mengingatkan kita pada ‘Kemacetan di Padang Mahsyar’. Kemacetan di Pejagan mencapai 30 km dan Brebes 6 km, sangat melelahkan, dan menyengsarakan para pemudik, dan konon sampai menelan korban jiwa. Tidak kebayang betapa lelahnya berada ditengah kemacetan berjam-jam, maju tidak bisa mundur tidak bisa, sulit memperoleh supply air dan makanan, minimnya oksigen untuk bernafas.”  Selengkapnya

Diilhami tulisan rekan Kharisma 16 Juli y.l. berjudul : “Rasakan kemudian tulislah” maka saya ingin berbagi rasa ini : Umur penulis ini genap 75 th  lebih dua setengah bulan. Dua hari ini badan saya merasa “ting klenyer”. Tepatnya hari Sabtu Minggu Senin (tg.16,17,18) saya kerja “relative berat” phisik. Dalam tiga hari itu santai tapi semangat. Kerja “penat” ya istirahat. Lalu mulai lagi. Penat, istirahat. Penat istirahat. Selesai kerja puas, besoknya mulai lagi, sampat tiga hari, rasanya senang, nyaman nyaman saja. Tetapi dalam dua hari berikutnya baru terrasa “ting klenyer” itu. Berat apaan si ? Memindah tanah/pasir sebanyak 30 cm x 40 cm x 300 cm dipindah 4m keseberang jalan. Alatnya cangkul, senduk pasir, dan semacam keranjang kecil. Nah mengikuti saran @Kharisma tersebut diatas, menyadari, meneliti perasaan sekarang dua pagi ini serasa berat mau bangun. Tetapi habis mandi dan berjalan pagi ke gereja sekitar 200 mt dari rumah rasanya segar2 saja. Hanya dipaha dan punggung itu memang “ada rasa”, yang orang jawa bilang “ting klenyer”.

Capek, PENAT, LELAH, LETIH, ……lalu bisa menjadi LESU. Biasanya karena upayanya gagal kurang sukses. Hatinya menjadi masgul. Konyol, BT.  Kemarin saya bertanya kepada anak-anak saya apa artinya  BT. Dengan SMS saya terima kata-kata ini : BT = boring time, butuh temen, bosen terus, bad time, bad tears. Dari yang lain saya terima ini : Bad Temper, dengan keterangan Temper, artinya : perangai, temperamen, moed, disposition.  Kata Temper dapat dihubungkan dengan kata temperamen.Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan cara khasnya dalam memberi tanggapan. Beberapa individu bertemperamen aktif, sedangkan yang lainnya tenang. Deskripsi ini menunjukkan adanya variasi temperamen. Temperamen - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.. Indonesian Wikipedia.  Tentunya perlu ada kiat bagaimana kelelahan tidak membuat orag lesu dan BT. Tetapi sebelumnya berfikir upaya itu, kita lihat lagi sejenis kecapaean,

Bisa jadi kelelahan karena sakit/penyakit, Rasa kelelahan yang berkepanjangan atau merasa mudah jadi lelah dapat menjadi tanda-tanda adanya penyakit tertentu. Jika merasa lelah selama berbulan-bulan, padahal sudah beristirahat dengan cukup, ada baiknya untuk berkonsultasi kepada dokter.

Tetapi mengubah beberapa kebiasaan dapat menciptakan perbedaan besar untuk membuat tubuh lebih bertenaga. Memelihara kondisi “Mens sana in corpore sano”, terlebih bagi lansia nampaknya sudah menjadi trend untuk pergi ke dokter. Mungkin juga ke dokter karena terpengaruh kawan saja. Sebab juga pada umumnya selagi usia baya kesehatan tidak diperhatikan karena kesibukan atau terlengahkan menikmati kesejahteraan hasil prestasi kerja yang dibanggakan. Atau ada anggapan bahwa sekarang ini “penyakit” pun semakin canggih mennggerogoti dan mengancam manusia. Demikian maka dokter layak diminta berperan dalam mengatasi gejala lelah letih lesu untuk orang muda apalagi lansia..

Bagaimanapun kita pernah mengalami semua, bahwa capek dan segala seluk beluknya adalah suatu peristiwa dan pengalaman setelah suatu kegiatan dan pengalaman sebelumnya.

Nah sikap terhadap capek lelah letih lesu saya ambil respon yang sederhana, sadar dan sabar ada banyak sudut pandang, dan akhirnya ambil sikap selalu bersyukur.

  • Berfikir Sederhana:  Periksa saja akar permasalahannya. Dan temukan jawabnya. Capek menjadi masalah dan ternyata itu adalah sebuah akibat. Menelusuri sebab dari peristiwa sebelumnya, langkah/sikap yang sederhana pula mencari Pola peristiwa tubuh kita. Coba periksa: Pola makan, Pola gerak, Pola Pikir. Makanan sehat adalah makanan yang sesuai dengan kebutuhan badan kita yang akan selalu beda usia, beda kekuatan, beda kemampuan. Pola gerak harus ada keseimbangan antara kegiatan dan kebutuhan istirahat.   Dan itu ada perbedaan sejalan dengan usia, kemampuan kekuatan, profesi dan kebiasaan yang dibina. Pola piker mempunyai pengaruh dalam bercita-cita bermain target pengaturan strategi perilaku dst. Dan pada gilirannya pengaruh turun ke badan, secara langsung fisik sepenuhnya, atau psikosomatik.
  • Sadar dan sabar. Ada banyak aspek yang perlu diperhatikan untuk hidup sejahtera, sukses dan bahagia. Dan ada banyak keterbatasan yang manusiawi. Membangun dan menjadi orang sempurna dan serba memuaskan itu tak akan bisa tercapai. Padahal itu pantas dan patut terus diupayakan, jadi harus sabar dan tekun karena tak ada yang instan.
  • Meneguhkan langkah yang telah terbina, atau bahkan bisa menjadi awal dari sebelumnya,sikap bersyukuratas apa yang telah di”miliki” kini, akan menjadi dasar sikap dan gaya hidup yang dahsyat.

Demikian permenungan dangkal atau pemikiran sekilas menulis perasaan penat lelah letih tanpa kelesuan yang saya alami dan mengikuti saran rekan @Kharisma membuat catatan untuk juga memuaskan dinamika kehidupan ini. Semoga ada manfaat.

Tolong terima salam hormatku dan maaf bila ada yang kurang berkenan.

Yogyakarta, 20 Juli 2016, Emmanuel Astokodatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun