Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bertanggung Jawabkah Saya……?

5 Juni 2012   00:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:23 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap hati-hati dan professional.

Selama enam bulan terakhir ini dapat tercatat oleh penulis 3-4 kontroversi yang tajam. Penulis kendati merekan semuanya tetapi agar tidak memanaskan suasana sebaiknya dikemukakan saja topiknya yang diperdebatkan.


  1. Penggunaan istilah orang kecil
  2. Eropa meninggalkan sekularisme
  3. Hadits palsu (?) tentang pembagian penghasilan menjadi 3 bagian.

Dari ketiga kasus tersebut penulis mencatat bahwa pembicara / penulis pembawa visi/misi agama cenderung kurang kritis dan hati-hati, terkesan kurang profesional dalam penggunaan data sebagai ilustrasi penguat pesan. Pernah penulis sendiri pun terpaksa harus membuat pemikiran ulang lebih cermattentang topic tertentu. Istilah selalu mempunyai perkembangan, pergeseran, atau bahkan perubahan konotasi, sehingga menyebabkan salah paham. Ini lagi satu “contoh kasus”.

Kenakalan Remaja.

Kemarin penulis juga diminta menyusun teks doa. Teks itu dipersiapkan untuk para lansia, yang akan diajak berdoa bersama. Doa memohon berkat Tuhan untuk kebaikan dan perbaikan remaja-remaja yang disebut anak nakal. Berhari hari saya pikirkan: kategori anak nakal itu yang seperti apa. Untuk kemantapan persepsi, saya akan tulis dibawah ini seutuhnya “Keterangan Awal” dari teks doa itu, yang mau menjelaskan maksud Kenakalan Remaja.

Keterangan Awal pada Doa :

Bahwasanyapara Lansia, para tua-tua umat, pantas bersyukur apabila anak cucu sudah mantab hidupnya, dibawah perlindungan Penyelenggaraan Tuhan, dan nyaman-nyaman saja.Akan tetapi pada saat ini dinegeri kita inibanyak putera-puteri bangsa yang membutuhkan doa anda.


  1. Anak-anak yang kurang menerima perhatian dan kasih sayang dari orang tua mereka, yang pada umumnya terlalu sibuk dengan pekerjaannya
  2. Anak-anak yang memang kehilangan orang tua dan kehilangan peluang cinta kasih dan bimbingan orang dewasa.
  3. Anak-anak yang kena pengaruh buruk dari teman dan situasi lingkungannya.

Anak-anak itu menjadi anak nakal dan sering membuat onar atau tidak peduli terhadap kesehatan demi kenikmatan akhirnya kehilangan banyak hal yang semestinya dapat mereka terima. Anak-anak itu terlibat dan termasuk golongan “Anak Nakal” , yang biasa disebut :


  1. Pengguna narkoba.
  2. Geng Motor, (kelompok dengan sepeda motor melakukan kenekatan dan kekerasan dimana mereka datang)
  3. Pelaku Seks-Bebas.

Keadaan dibanyak kota dan tempat sudah menjadi keprihatinan serius, maka membutuhkan doa para Lansia yang diperkirakan hidupnya sudah lebih banyak mendekat kepada Tuhan..

Catatan : Isi doa yang dirumuskan kurang lebih sbb :


  1. Syukur untuk anak cucu lansia yg bernasib baik
  2. Kesadaran bahwa semua anak terpanggil untuk keselamatan
  3. Mohon ampun belum sempurna memberi pengaruh baik dan keteladanan bagi anak2
  4. Agar Tuhan mengirim orang-orang Tuhan untuk membawa mereka kejalan yang lurus.

Bertanggung jawabkah saya menyusun opini mempengaruhi orang dengan pemikiran tentang situasi kondisi masyarakat seperti itu.? Saya tidak mempunyai data tidak membuat survey lapangan tidak mempertanggung jawabkan dengan analisa situasi kemasyarakatan. Saya mempercayakan pada kumpulan opini dan berita-berita acak di media yang bisa saya tangkap.

Mungkin anda akan menambah tuduhan-tuduhan tidak profesionalnya para pendoa yang berlagak menyelesaikan masalah hanya dengan doa ?Demikiankah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun