Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Malu Aahh

31 Januari 2011   09:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:01 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1.Alkisah, Tuhanmenciptakan manusia pertama dikenal bernama Adam. Adam ditempatkan di Taman Firdaus, dimana dia diberi kekuasaan menamai dan memerintah semua ciptaan Tuhan. Sekali peristiwa Tuhan merasa kasihan melihat Adam hanya seorang diri, tidak ada teman yang sepadan dengan dirinya, semua yang lain adalah binatang. Maka Tuhan membuat manusia itu tidur nyenyak. Ketika dia tidur, Tuhan mengambil rusuk manusia itu lalu dibalut dengan daging. Demikian Tuhan membangun seorang perempuan. Lalu dibawa kepada Adam. Adampun berkata : “Inilah dia tulang dari tulangku, daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan karena ia diambil dari lelaki.” Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.(Kej.2.8-25)

Kata yang empunya cerita, manusia jatuh pada dosa. Manusia melanggar hukum Tuhan. Dan terbukalah matanya, mereka tahu bahwa mereka telanjang, mereka menjalin daun dan membuat cawat. (Kej.3,1-7 dst) Waktu Tuhan datang mereka bersembunyi. Waktu Tuhan bertanya dijawabnya :“Ketika engkau datang kedalam taman aku takut karena aku telanjang, sebab itu aku bersembunyi.” …..

2.Tidak punya malu dijaman sekarang.?

Hidup di jaman terbuka seperti sekarang bisa dirasa lebih sulit. Sebab dengan semakin serba terbuka ini, semakin banyak orang “melihat” apa yang kita perbuat, setidaknya beritanya semakin mudah tersebar. Semakin banyak orang tahu tentang perbuatan kita semakin banyak orang menilai, semakin luas aspek atau sudut pandang perbuatan kita. Saya kira kita harus semakin hati-hati bersikap.

Presiden berbagi rasa kepada sesama prajurit tentang gajinya, dengan maksud memberi semangat perjuangan, tetapi pihak lain menilai Presiden mengeluh. Dijaman sulit kok mengeluh tentang gajinya. Gak tahu malu……Nahlohsiapa yang gak tahu malu….

Seorang seniman melukis gadis telanjang…… Gak tahu malu…..Perempuan-perempuan suku tertentu dipulau tertentu menari buka dada sebagai ucapan penghormatan terhadap tamu tamu terhormatnya…… Gak tahu malu…

Apakah sebenarnya ada “hukum permaluan” itu ? Ataukah semua serba sesuai situasi saja ?

3.Mengapa malu ?

Malu adalah perasaan, dan adalah warning untuk tidak bertindak berperilaku tertentu. Malu adalah perasaan terhadap orang lain karena kondisi dirinya., yang dinilai tidak pantas untuk dilihat. Misalnya telanjang dimuka orang lain. Itu seperti Adam takut Tuhan datang, dan dia tahu dirinya telanjang.. dan sadar ada orang lain melihat. Wajar orang telanjang tidak malu di kamar mandi.

Perasaan malu adalah perasaan social. Ditanamkan dan tumbuh dalam diri manusia berbudaya. Rasa malu mengatakan “jangan”, “agar tidak” dsb. Pada usia pertumbuhan anak bisa bersikap “merasa-malu” yang tidak perlu. Misalnya merasa malu tampil didepan public. Disitu warning menjadi terlalu meluas. Orang cemas dikecewakan, takut dinilai kurang, lalu mengaku “merasa malu”. Malu dapat menjadi hambatan orang untuk maju. Maju dalam beberapa kemungkinan tampil, peluang berprestasi, kesempatan berkreasi dan lain-lain.

Boleh dibahas “Tidak malu manusia pertama”. “Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.(Kej.2.8-25)” Dari konteks cerita itu manusia pertama tidak malu kendati telanjang karena melihat ketelanjangan dan tubuhnya dalam kondisi tidak berdosa. Dihadapan suami/isteri manusia murni melihat tubuh dan ketelanjangannya dalam posisi bersih dari dosa/rasa salah, dan tubuhnya dalam fungsi sejatinya yaitu “untuk Pasangannya”.

Hakekat tubuh dan peran kelelakian dan keperempuanan itu adalah hakekatnya dan perannya khas “untuk pasangannya” dan itu rekat melekat pada hakiki kemanusiaannya.

4.Tubuh dan komunikasi

Tubuh manusia boleh dikata tubuh yang paling gagah, berdiri tegak diatas kaki lurus, dilengkapi tangan dikiri kanan, mata telinga mengarah kedepan. Coba banding dengan kera, simpanse, apa lagi ular. Manusia berperan sebagai pemimpin, memberi nama dan memerintah mahkluk ciptaan Tuhan yang lain. Tubuh manusia pas untuk memimpin, dapat melihat kedepan, tengok kiri kanan belakang. Tubuh manusia siap dan pas untuk komunikasi. Dengan tubuh manusia berkomunikasi. Dari tubuhnya antar manusia saling memperkenalkan diri.

Dari, dengan, oleh tubuhnya manusia menghargai dan dihargai. Menurut ajaran theology tertentu bahkan manusia itu sepertinya bayangan Tuhan. Kuasa ada, kepahaman ada, perasaan ada, daya kreasi ada. Sepertinya apa yang Tuhan dapat lakukan dengan ke-maha-annya, manusia bisa juga dalam keterbatasannya. Apabila sejauh itu manusia itu dimungkinkan seperti itu, mestinya manusia pantas dihargai, bermartabat, dan diberikan hak dan kemerdekaannya sesuai martabatnya.

5.Suara Hati

Dalam dunia pendidikan kini dikenal apa yang di sebut IQ.EQ. dan AQ. Yaitu kwalifikasi anak didik atau aspek hasil pendidikan anak manusia yang didasarkan pada:

IQ, inteligency quotiens =kemampuan mempergunakan otaknya,

EQ, emotional quotiens =kemampuan mengendalikan emosinya,

AQ, adversity quotiens =kemampuan mengubah hambatan menjadi tantangan.

Untuk apa sebenarnya semua kemampuan itu ? Memang itu semua dipengaruhioleh rasa malu. Rasa malu dapat menghambat atau mempercepat kemampuan itu berperan. Peran semua kemampuan tersebut diatas adalah untuk menuju kepada : Membuat pertimbangan, mengambil keputusan, dan mengambil tindakan tepat terhadap situasi yang dihadapi.

Selanjutnya bagaimana jawaban pertanyaan pertama dimuka: Apa hukumnya tentang hal yang harus dimalukan ? Bertanya tentang hukum tentu bisa dijawab dengan segala jenih hukup positip yang kita kenal. Tetapi saya ingin berbicara tentang SUARA HATI.Hati adalah simbol sumber daya yang mendinamisir manusia. Hati terdalam dari manusia tentu juga sumber daya terdalam. Suara hati adalah suara atau bisikan dari nurani daya terdalam manusia. Diperhitungkan pula suara hati terdalam yang bersumber pada inti kemanusiaan itu mempunyai sifat universal yang berlaku umum dan selamanya. Disanalah sumber hukum yang hakiki dan sungguh manusiawi asli. Ikutilah bisikan suara hati dengan segenap kemampuan anda.

6.Integritas.

Dalam mengarungi perjalanan jaman dan usia, banyak pengalaman pembelajaran dan penghayatan membangun pribadi. Diwaktu masih anak dan praremaja kuhayati bagaimana bahagia dan bersemangatnya hidup dalam kesadaran sebagai anak-anak Tuhan. Diwaktu remaja dan pemuda dapat dirasakan terhiburnya dunia ini berkomunikasi intensip dengan idola rohani kaum muda. Dikala merasa menjadi orang tua boleh dinikmati kita ini petani pekerja dikebun Tuhan dengan titipan anak-anak yang harus didewasakan.

Kesemuanya harus dilakukan dengan keutuhan pribadi. Yang semakin tua menjadi semakin dalam keluguan, kesederhanaan hati, tanpa hiasan-hiasan variasi dan tambahan, dan keutuhan pribadi ini. Upayakan kebulatan tekat, keutuhan hati dan integritas pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun