Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perselingkuhan (Skema-faktaku)

29 Juli 2010   03:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:31 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika seorang suami mendapatkan bukti kuat, saksi sahih, pasti, tentang peselingkuhan isteri, maka dia menjatuhkan talak tiga kepada isterinya. Tetapi saya menjatuhkan vonis sekuat “talak dua” (pasti hanya kurang bukti,) sebab ternyata rekan rekan rupanya mengharapkan benar-benar saya berselingkuh. Topik perselingkuhan yang seminggu lalu saya angkat pada postingan saya 20100725, ternyata mengecewakan pembaca. Sebab fakta yang terbalut imaginasi waktu itu, tidak sesuai harapan pembaca. Antara fiksi buah imaginasi dan fakta apa yang didata ternyata sering terjadi perselingkuhan dibenak penulis.…
Kini saya mau cerita fakta-fakta.dalam skema berkolom-kolom. Kolom pertama : no. Kasus, pelaku, Kolom Kedua : Titik awal perselingkuhan,; Kolom Ketiga : Titik Temu para penyelingkuh atau pintu belakang. Kolom Keempat : Dampak, perang dunia, dan Kolom Kelima : Solusi / Ending peristiwa / Adegan berikut.

Kolom satu :
Kasus pertama menampilkan seorang direktur perusahaan swasta daerah yang sedang berkembang. Orangnya masih bapak muda dengan anak satu, smart, otak cemerlang dan sukses mengembangkan usahanya karyawannya sekitar 25 orang pemuda pemudi tamatan slta dan dropping mahasiswa. Ada tiga dara bunga-bunga paling berkembang diantara mereka. Nurani punya posisi penting dalam akuntasi, mendapat kepercayaan besar dari Pak Direktur. Wanti, karyawati paling rajin, tertib dan ramah. Sri konon paling cantik seantero kantor. Masih banyak karyawan-karyawan andalan tetapi tidak sedekat bunga-bunga tadi dengan pak Direktur Bp.Embuhlali, dari PT.Rakaruan.
Kasus kedua melibatkan Pimpinan dengan sekretarisnya. Kasus seperti ini banyak terjadi menurut majalah cerpen yang dijual di terminal. Pimpinan separo baya yang tampil arif meyakinkan, didampingi sekretaris cantik, aktip dan penuh inisiatip.
Kasus ketiga mengisahkan Pak Rigen, seorang Kepala Sekolah SD, yang isterinya mengidap penyakit kanker payudara. Seorang teman guru Bu Mirahestu menaruh perhatian dan sering kali datang mendampingi isteri kepala sekolahnya dalam penderitaannya.
Kasus keempat adalah perekaman peselingkuhan Pak RT, bekas guru olah raga dengan manager warung bakmi Jawa yang sukses. Sang manager Bakmi ini memamg janda ditinggal mati suaminya. Badannya bahenol, dan hobynya senam kebugaran. Tempat kerjanya diwarung, yang masakannya enak.
Dan saya pengamat dan pemerhati kasus gombal ini menjadi waduk tumpahan kucuran hati empat orang bapak-bapak pemeran dalam tayangan ini. Sebagai orang yang mendapat kepercayaan kendati bukan penasehat professional tentu pantang membuka rahasia mereka. Tetapi ya…. Tentu menjadi salah satu pemeran….kan ?

Kolom dua:
Kasus pertama dan kasus kedua: titik awalnya adalah: hubungan tugas. Dibantu oleh imaginasi anda kiranya jelas bagaimana mereka mendapatkan peluang dan membuka jalan kedekatan.
Kasus ketiga dan keempat lebih mempunyai titik awal dengan hubungan social yang tidak formil. Peluang diciptakan sedikit dengan upaya dan rekayasa.

Kolom tiga :
Titik temu peselingkuhan pada dua teman saya pada kasus pertama dan kedua sebenarnya baru pada tingkat “intensitas” pertemuan. Mereka belum sampai melakukan hubungan suami isteri. Pertama karena posisi mereka yang terbuka, kedua tidak ada niatan kuat. Akan tetapi gossip yang disiramkan kewajah mereka, suara iri dan pelaporan kepada isteri mereka, perselingkuhan menjadi lebih meriah menjadi kasus yang semarak. Dengan demikian masyarakat mereka telah menetapkan secara aklamasi : Kamu selingkuh.! Nah dengan perbedaan penilaian pada kasus pertama dan kedua mereka meningkatkan diri dengan mencari “pintu belakang”. Kepalang tanggung kata mereka….
Pada kasus ketiga dan keempat, terjalin hubungan social yang ditingkatkan. Sebab yang bersangkutan seimbang telah dewasa. Disamping itu peluangnya diciptakan oleh rekayasa dengan alasan-alasan yang “terpendam” yang sering tidak rasional. Dan yang demikian biasanya lebih menarik dan menantang.

Kolom empat :
Kasus pertama dan kasus kedua memuncak pada dampak didalam keluarga mereka. Suami isteri pada kasus 1 dan 2 pada ribut dan bersama mencari solusi. Solusi mengarah pada netralisasi dan penjernihan. Seting peran disehatkan. Peran suami bagi isteri. dibedakan dengan peran atasan kepada bawahan dan binaan. Kebutuhan yang dirasa, mendapat penegasan dan pelurusan.
Kasus ketiga dan keempat disempurnakan dengan terobosan lewat pintu belakang. Perang dunia terhindar tetapi relasi perselingkuhan berlanjut.

Kolom lima :
Kasus pertama : gossip perselingkuhan tertelan waktu. Tetapi Wanti yang kadung cinta sama pak Direktur berniat selamaya tak akan bersuami. Itu dampak negatip dampak hubungan komunikasi intensip salah setting peran, yang merambah pada generasi muda….
Kasus kedua : gossip perselingkuhan berakhir sejak ada pergantian pengurus baru. Sementara itu sekretaris yang cantik pindah ke kota lain.
Kasus ketiga : tak pernah terjadi gossip, tetapi ketika isteri Pak Rigen meninggal Bu Mirahestu menjadi isteri barunya.
Kasus keempat : perselingkuhan berlanjut.

Meminjam istilah pada ilmu kriminologi : ada kejahatan by needs, ada kejahatan by crime. Maka ada perselingkuhan by needs, dan ada perselingkuhan by libido.
Perselingkuhan sangat dekat dengan fenomena pergossipan.

Pengamat perselingkuhan geleng-geleng kepala. Jangan main-main dengan remaja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun