Beberapa negara mengalami inflasi, bahkan negara-negara maju seperti Amerika, Jepang dan Korea Selatan mengalami inflasi.
Membaca di halaman Times Korea ternyata Inflasi tahun ini adalah paling tinggi, yaitu kisaran diatas 6 persen semenjak 23 tahun.
Di korea Selatan Inflasi mengakibatkan beberapa kenaikan harga termasuk bahan makanan. Bahkan listrik dan gas bertahap mengalami kenaikan beberapa tahun terakhir.
Hal ini membuat masyarakat korea melakukan pekerjaan sampingan. Bahkan menurut BPS korea masyarakat yang melakukan pekerjaan sampingan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya hingga 65 persen di bandingkan pada bulan Januari 2020 sebelum Pandemi.
Ini diakibatkan tidak adanya kenaikan gaji dan semakin tingginya harga-harga pokok di korea. Bahkan Inflasi mengakibatkan kenaikan hutang rumah tangga di Korea Selatan.
 Tidak hanya korea, Jepang merasakan akibat Inflasi yang terjadi di seluruh dunia.
Salah satu yang jepang rasakan adalah kenaikan harga di transportasi umum. Tentu saja hal itu akan sangat dirasakan oleh masyarakat jepang yang sering menggunakan transportasi umum.
Di Indonesia sendiri Inflasi membuat sejumlah harga naik, pembelian juga mengalami penurunan. Hal ini di rasakan di semua sektor perdagangan.
Belum lagi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terus naik dari beberapa bulan terakhir, membuat sebagian daerah mengalami kelangkaan bahan bakar minyak jenis pertalite.
Karena pertalite lebih banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Harganya lebih murah di bandingkan dengan bahan bakar minyak lainnya.
Kelangkaan bahan bakar minyak juga saya rasakan ketika saya akan membeli bensin di pom cibinong kabupaten cianjur jenis pertalite. Namun kata pegawai disana bahan bakar minyak jenis pertalite belum datang.Â