Mohon tunggu...
Asti Kumala Putri
Asti Kumala Putri Mohon Tunggu... -

tulisan adalah teriakan abadi sepanjang zaman

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jatuh Cinta Pada Marketing, Untuk Marketer Pemula

10 Maret 2018   15:31 Diperbarui: 10 Maret 2018   16:18 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cintai pekerjaan anda, maka anda akan menikmatinya".

Pada saat memasuki dunia pekerjaan 5 tahun yang lalu, saya ditantang untuk mencintai hal lain selain menulis. "Marketing" or to be a Marketer.Hal yang pada awalnya saya samakan dengan public speaking skilltapi ternyata lebih kompleks dari itu. Pada awalnya saya sempat frustasi menjalani karir sebagai marketer. Target yang tidak tercapai, komplain dari nasabah, penolakkan, sistem perbankan yang dinamis, teknologi dalam transaksi, pengetahuan produk, pesaing dan banyak hal yang membuat saya merasa ini bukan dunia saya. 

Namun pada akhirnya, saya menyadari menjalani pekerjaan sebagai marketingmungkin adalah cara saya untuk menemukan warna tersendiri dalam diri saya. Saya mulai mencintai marketing seperti saya mencintai hobi atau minat saya sebelumnya, menulis. Berawal dari menjadi marketing officer di sebuah kantor cabang terbesar di Indonesia hingga menjadi salah satu koordinator nasional marketing khusus untuk produk-produk syariah.

Cerita saya, mungkin adalah salah satu dari sedikit cerita seorang marketer yang jatuh cinta pada dunia marketing. Tidak sedikit yang menyerah dengan pekerjaan ini pada 1 tahun atau 1 bulan, bahkan 1 hari. Padahal jika dilihat dari sisi karir dan peluang dari posisi ini, sangat besar. Salah satumarketing coachsaya pernah berkata, " marketer itu seperti parfum, wangi dan menarik dimana pun berada". Pekerjaan ini memang membutuhkan keseimbangan baik dari sisi emosional, spiritual dan intelejensi. Satu saja dari 3 komponen tersebut tidak seimbang, maka kehidupan kita sebagai markter bisa pincang, atau mungkin berkahir.

Pada tulisan ini, saya akan berbagi beberapa hal yang mungkin akan berguna dalam memulai karir sebagai marketer.

Memiliki Motivasi

Motivasi menjadi faktor yang paling penting dalam memulai semua hal begitu juga dalam hal memulai pekerjaan menjadi seorang marketing. Saya pernah menanyakan kepada 2 orang teman yang sudah lama menggeluti industri marketing tentang alasan mereka "bertahan" dalam bidang ini. Orang pertama menjawab, "saya menyukai pekerjaan ini put, saya menyukai bertemu orang-orang baru, membantu mereka menemukan kebutuhan hidupnya, dan yang paling penting pekerjaan ini membuat saya populer di kalangan rekan-rekan kerja dan bos". 

Orang kedua memberikan jawaban yang berbeda, " Saya senang bekerja sebagai seorang marketing put. Saya memiliki kinerja yang terukur, hal ini memudahkan saya untuk memiliki karir yang lebih cepat dibandingkan dengan rekan kerja yang lain. Bonus sebagai marketing juga lebih menggiurkan. Selain itu, pekerjaan marketing membuat saya tida monoton harus berada dikantor. "

Tidak ada yang salah dengan kedua jawaban diatas, kita tentunya memiliki motivasi yang kuat untuk bertahan dalam suatu kondisi. Apapun motivasi yang mendasari pekerjaan kita, buatlah itu sebagai dorongan yang kuat agar kita mau dan mampu menjalani pekerjaan ini. Jika motivasi kita adalah memberikan kesejahteraan keluarga, tentunya kita sadar bonus yang diberikan berdasarkan hasil yang diatas rata-rata atau harus memenuhi kriteria tertentu. Maka kita akan terdorong untuk melakukan hal-hal yang tidak hanya sekedar rutinitas, tetapi juga hal-hal yang bersifat inovasi.

Marketing seperti kehidupan, terkadang kita akan mengalami penolakkan dari calon prospek, kesalahan strategi, persaingan dan hal-hal tidak nyaman lainnya yang dapat menggangu tercapainya target. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun