[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Munaslub Partai Golkar – sumber foto: Istimewa"][/caption] Perseteruan yang tak kunjung usai di Partai Golkar antara kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono mendorong Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar, Akbar Tandjung mengusulkan diadakannya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Hal ini disampaikan Akbar pada jumpa pers di Akbar Tandjung Institute Senin, 4 Mei 2015 kemarin. Menurut politikus senior Partai Golkar ini Munaslub bertujuan untuk menyelesaikan konflik kedua kubu, sehingga Partai Golkar bisa fokus mempersiapkan pemenangan Pilkada serempak akhir tahun 2015 ini. Sebagaimana diketahui, KPU menetapkan pendaftaran calon kepala daerah peserta Pilkada dilakukan pada 26-28 Juli 2015. Sekiranya Partai Golkar tak segera menyelesaikan konflik antara kubu Munas Bali dan Munas Ancol, besar kemungkinan Golkar tak bisa berpartisipasi dalam Pilkada serempak. “Saya meminta kedua kubu menghormati dan datang pada Munaslub,” ujar Akbar Tandjung sebagaimana dikutip dari Okezone.com Usulan Munaslub yang disampaikan Akbar Tandjung mendapat dukungan dari Hutomo Mandala Putra. Tommy Soeharto bahkan menyebut sebaiknya Munaslub digelar di Bali. Putra termuda mantan Presiden Soeharto ini beberapa kali berusaha melakukan mediasi untuk menyelesaikan konflik antara kubu Aburizel Bakrie dan Agung Laksono, namun menemui jalan buntu. Dan sekarang Tommy berusaha mendamaikan kedua kubu lewat Munaslub. Dikutip dari Okezone.com, Tommy menyatakan “Seharusnya mereka yang berusaha memutuskan tali silaturahmi merasa malu. Kita ini masih satu bangsa, satu tanah air. Tidak perlu membuat jarak lebar,” Sayang, sejauh ini usulan kedua tokoh ini tidak mendapat respon positif. Baik kubu Munas Bali yang dipimpin Aburizal Bakrie, maupun kubu Munas Ancol yang dipimpin Agung Laksono menolak diadakannya Munaslub. Ketua Bidang Opini dan Informasi DPP Partai Golkar hasil Munas Ancol, Leo Nababan menyebut usulan Munaslub dari Akbar Tandjung ini memperkeruh suasana. Menurutnya, Munas Golkar akan diselenggarakan paling lambat Oktober 2015, sehingga Akbar sebaiknya sabar menunggu. Wakil Ketua Umum Partai Golkar kubu Agung Laksono, Yorrys Raweyai menyatakan, Munaslub adalah satu-satunya jalan bagi Tommy Soeharto untuk masuk dan jadi Ketua Umum Golkar. Sementara, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar mengisyaratkan bahwa Musyawarah Nasional Luar Biasa yang diusung Akbar Tandjung dan Tommy Soeharto tidak akan terjadi karena kedua kudu yang berseteru tidak tertarik. Bagaimana publik, khususnya netizen Indonesia menanggapi usulan Munaslub Partai Golkar tersebut? Berikut redaksi Eveline merangkumnya untuk Anda. Pemantauan dilakukan terhadap perbincangan di media sosial, khususnya Twitter selama periode 6 – 7 Mei 2015. Terdapat total 4.332 tweet yang membicarakan usulan Munaslub untuk mengakomodir kedua kubu yang bertikai di Partai Golkar. Mayoritas netizen tidak berkomentar banyak dan cenderung menyimak perkembangan konflik internal partai berlambang pohon beringin ini. Sementara, upaya Akbar Tandjung yang menyurati kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono perbincangkan netizen sebanyak 2.037 tweet. Sedangkan dukungan Tommy Soeharto terhadap usulan pelaksanaan Munaslub Partai Golkar hanya disoroti netizen sebanyak 848 tweet. sementara indikasi penolakan Munaslub oleh kubu Aburizal Bakrie dibicarakan sebanyak 428 tweet saja. *** sumber: http://eveline.co.id/politik/akbar-tandjung-dan-tommy-soeharto-galang-munaslub-golkar-netizen-menyimak/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H