Mohon tunggu...
Hasto Suprayogo
Hasto Suprayogo Mohon Tunggu... Konsultan - Hasto Suprayogo

Indonesian creative designer & digital marketing consultant | astayoga@gmail.com | http://www.hastosuprayogo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ayo Naik Becak di London!

16 Januari 2018   18:19 Diperbarui: 17 Januari 2018   08:18 1406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Becak di London (Dokumentasi pribadi)

Jangan tertawa membaca judul di atas, saya tidak sedang bercanda. Jika belakangan publik tanah air tengah heboh berpolemik soal rencana Anies Baswedan, Gubernur Jakarta, untuk menghidupkan kembali becak di ibu kota, saya ingin cerita soal moda transportasi serupa, tapi di London.

Ya, di ibu kota Inggris Raya ini ada becak. Kendaran roda tiga, yang digerakkan oleh genjotan kaki manusia pengayuhnya. Dan jumlahnya tak sedikit juga. Tak hanya satu dua, tak pula puluhan, namun mencapai 850-an becak resmi. Sementara yang tidak berlisensi bisa lebih banyak lagi.

Jika Anda berjalan-jalan di kawasan utama London, seperti Oxford Street, Soho, Piccadilly, Trafalgar Square, Westminster atau Covent Garden, Anda bisa temui becak-becak ini melintas membawa penumpang. 

Berbeda dengan becak di tanah air, yang tampilan kendaraan serta pengayuhnya seringkali kurang menarik, becak di London lebih sedap dipandang mata. Kendaraan roda tiga ini dibuat lebih kukuh dan aman serta musti memenuhi standar keamanan yang ditetapkan Uni Eropa, serta pengemudinya pun umumnya berseragam. Maklum, becak-becak tersebut dikelola oleh perusahaan transportasi betulan.

Becak di London (Dokumentasi Pribadi)
Becak di London (Dokumentasi Pribadi)
Tak kurang dari 6 perusahaan yang memberi layanan becak di London. Seperti Bugbugs, London Pedicabs, London Rickshaws dan sebagainya. Mereka tergabung dalam London Pedicab Operators Association (LPOA) dan musti beroperasi sesuai aturan dari lembaga pemerintah bernama Transport for London.

Berbeda pula dengan di Indonesia, becak di London diarahkan untuk kepentingan pariwisata, bukan transportasi biasa--sebagaimana yang coba dihidupkan kembali oleh Gubernur Anies. Target penumpang mereka adalah turis yang datang ke London. 

Karenanya, sebagian besar becak tadi, berada dan melayani rute di kawasan-kawasan wisata utama London. Tak sedikit pula perusahaan pengelola becak ini yang menawarkan paket jalan-jalan keliling kota, atau keliling kawasan wisata dan belanja. Misal, London pedicabs menawarkan paket keliling London dengan becak selama 6 jam, di mana Anda diajak mengunjungi spot-spot utama, seperti Big Ben, Westminster Abbey, Trafalgar Square, Buckingham palace, Borough Market, Tower Hill, St Pauls dan Fleet St.

Becak di London (Dokumentasi pribadi)
Becak di London (Dokumentasi pribadi)
Bagaimana dengan tarifnya?

Well, becak di London, serupa dengan layanan apapun di London dan Inggris, tidaklah murah. Sebagai patokan, umumnya jika Anda naik on the spot, pengayuh becak ini akan men-charge antara 1-2 pound per menit. Yes, tarifnya menitan. Jika Anda mengambil paket, seperti contoh di atas, biasanya harganya beda lagi. Misal paket 6 jam tadi dihargai 130 pound per orang dengan minimal penumpang 2 orang.

Hmmm... so, kembali lagi ke soal becak di Jakarta. Mungkin dalam pandangan saya, jika Gubernur Anies mau menghidupkan kembali, sebaiknya arahnya bukan sebagai transportasi massal seperti era 80-an, namun lebih ke transportasi wisata layaknya di London ini. 

Tentunya dengan pembenahan tata aturan, pengelolaan, pengawasan, jaminan keselamatan dan keamanan penumpang, serta regulasi harga dan sebagainya. Saya yakin jika dikemas apik seperti ini, becak bisa dinaikkan value-nya, menunjang pariwisata ibu kota dan di saat bersamaan mewujudkan visi pemberdayaan masyarakat kelas bawah yang umum jadi pengemudinya.

Monggo Pak Anies, mainlah ke London dan simak bagaimana Sadiq Khan, lurahnya London, mengelola becak di metropolitan utama Britania Raya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun