Ada satu karakter wayang yang  menurut saya menggambarkan secara jujur manusia sebagaimana adanya. Dia  adalah Rahwana, atau kalau dalam versi Jawa disebut Dasamuka. Dia  digambarkan berwajah sepuluh--dasa dalam bahasa Jawa artinya sepuluh.
Saya memandang sepuluh muka Rahwana ini bukan literally wajahnya  sepuluh, namun peran yang dimainkannya jamak, tak hanya tunggal laiknya karakter wayang jagoan--seperti Rama atau Hanuman. Rahwana di satu sisi  adalah seorang raja yang mengurusi negara, di sisi lain adalah pembelajar agama, di sisi berbeda dia adalah anak yang berbakti pada  orang tua, namun di sisi lain pula dia adalah seorang yang korup dan  tega merebut paksa kekasih orang lain.
Multilayer peran yang dimainkan Rahwana ini. Jika kita renungi, mirip siapakah karakter multiperan macam ini? Mirip kita bukan?
Jadi, ketika Anda menemukan orang lain berlaku buruk, menjengkelkan,  tidak sesuai keinginan atau nilai yang Anda pegang, jangan serta merta  menghakiminya sebagai orang buruk. Bisa jadi dia tengah memainkan peran  seperti itu. Peran, yang mungkin kita tengah mainkan pula, di mata orang  lain yang tidak sepaham dengan kita.
Karena kita manusia, tak hanya menjalani satu peran saja. Sebab dunia bukan hanya panggung sandiwara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H