Mohon tunggu...
Hasto Suprayogo
Hasto Suprayogo Mohon Tunggu... Konsultan - Hasto Suprayogo

Indonesian creative designer & digital marketing consultant | astayoga@gmail.com | http://www.hastosuprayogo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bertuhan dalam Hati, Beribadah dalam Sunyi

23 Desember 2017   20:34 Diperbarui: 24 Desember 2017   18:33 1782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya selalu kagum kisah para pencari. Mereka yang mencurahkan segenap hati, melewati jalan panjang berliku nan sunyi, melintasi terjal dinding emosi, menguak lapis demi lapis hasrat duniawi, tanpa pernah tahu bakal sampai tidaknya ke Sang Kekasih Hati.

Saya teringat kisah Nabi Muhammad. Ketika pencapaian dunia sudah dalam genggaman, usia muda, kekayaan, status sosial di masyarakat, pasangan yang menyayangi dan para sahabat yang selalu mendukung, ada yang hilang dalam dirinya. Bertafakurlah beliau di dalam keheningan Hira. Di ceruk bumi di dalam gunung, mencoba menemukan cahaya.

Saya teringat kisah Nabi Ibrahim dan pencariannya akan Tuhan. Memandang bulan, bintang, matahari, mencari jejak sang pencipta dalam ciptaannya. Menggunakan logika, mencari tahu kuasa di balik segala fenomena. Mendamba sebuah jawaban untuk keresahan yang mungkin menggejala sejak lama. 

Keresahan yang mungkin kita alami juga.

Manusia nampaknya akan selalu berada dalam keresahan. Mungkin karenanya kita selalu mencari sesuatu untuk menghapus keresahan itu. Kadang ada yang menemukan jawaban atas keresahan, namun tak kalah banyak yang terus bimbang bahkan ketika lisan mengaku telah beriman.

Maka tak jarang kita temukan manusia butuh menegaskan kebertuhanannya dalam keramaian. Lewat slogan, lewat gestur jemari tangan, lewat teriakan, lewat panji-panji kekuatan. Bertuhan dalam keramaian, dalam gulungan gelombang orang, dalam lautan ujaran saling meyakinkan nampak memberi penegasan.

Belajar dari para pencari, Sang Sejati tidak mereka temukan dalam ramai, tidak dalam riuh, tidak dalam kegaduhan. Sang Kekasih mereka temukan dalam sepi, di saat hati dan jiwa tenggelam dalam sunyi.

Para pencari menembusi tabir demi tabir kedalaman diri. Merenungi lapis demi lapis jiwa hingga sampai pada relung terdalam di mana Sang Khalik meniupkan sepercik cahayaNya. Karena mencari Sang Kekasih tanpa mencarinya di dalam setiap hati anak manusia bisa jadi berputar dalam sia-sia.

Saya selalu kagum dengan para pencari. Penekur jalan ilahi. Yang setiap helaan nafas, hembusan udara dan detakan jantungnya diupayakan selaras dengan detak jantung alam semesta. Yang selalu memuja dan merindu kekasihnya. Mereka yang bertuhan dalam sepi, dan beribadah dalam sunyi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun