Mohon tunggu...
Hasto Suprayogo
Hasto Suprayogo Mohon Tunggu... Konsultan - Hasto Suprayogo

Indonesian creative designer & digital marketing consultant | astayoga@gmail.com | http://www.hastosuprayogo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Jack", Bule Gelandangan di Inggris

8 Desember 2017   16:16 Diperbarui: 8 Desember 2017   16:21 1283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebut saja dia Jack, bukan nama sebenarnya. Pagi itu, di depan pintu toko yang belum buka, pria paruh baya dengan rambut terkuncir ini nampak sibuk mengemasi duvet lusuh teman tidurnya semalam. Seorang petugas berseragam Town Center Enforcement nampak berdiri sambil mengawasinya. Memastikannya meninggalkan tempat tersebut sebelum kawasan pusat kota Bournemouth semakin ramai pengunjung.

Jack adalah satu di antara ribuan warga Inggris yang karena satu dua hal menjadi gelandangan. Istilahnya di sini, sleeping rough alias tidur di jalanan. Data tahun 2016 menyebut tak kurang dari 4.134 gelandangan berkeliaran di jalan. Jumlah ini meningkat 16% dibanding tahun sebelumnya, dan tren-nya terus menanjak.

Westminster London tercatat sebagai kawasan dengan jumlah homeless people terbanyak di Inggris, disusul Brighton & Hove, Cornwall dan Manchester. Meski tak masuk 10 besar, gelandangan di Bournemouth sendiri relatif mudah ditemui, khususnya di musim gugur dan dingin.

Ada yang menarik dari fenomena gelandangan di Inggris. Sebuah documentary BBC menemukan bahwa sebagian besar mereka yang memilih hidup di jalan adalah kaum muda usia produktif. Seringnya, mereka mengalami masalah di rumah, kemudian lari ke jalanan. 

Ketika sudah masuk ke lingkaran kehidupan jalanan, biasanya susah bagi mereka untuk kembali ke kehidupan sebelumnya. Karena segala urusan di Inggris mensyaratkan adanya alamat tinggal, menggelandang menjadikan mereka kehilangan akses ke berbagai layanan publik, seperti bank, tunjangan negara, jaminan kesehatan dan lain sebagainya.

Mereka juga rawan terjerat masalah sosial lain yang lebih serius, seperti kecanduan alkohol dan narkoba. Karena para gelandangan ini umumnya mencari uang dengan mengemis untuk kemudian dihabiskan pada dua hal tersebut.

Pemerintah Inggris, lewat city council bersangkutan umumnya menyediakan layanan housing bagi warganya yang bermasalah dengan tempat tinggal. Namun, para gelandangan ini, seringnya berada di posisi terbawah untuk diprioritaskan mendapatkan akomodasi dari negara.

Yang menarik dan patut dicatat adalah, di sini, sebagian besar gelandangan adalah bule alias warga kulit putih. Tentu saja, karena ini Inggris. So, next time Anda berkunjung ke Inggris, jangan kaget menemukan bule-bule menggelandang di jalan atau meminta belas kasihan pejalan kaki barang 5-10 pence. 

"Spare me a change mate," demikian sapa mereka saat mengemis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun