[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti – sumber foto: Istimewa"][/caption] Berita sensasional sepertinya tak pernah lepas dari Susi Pudjiastuti. Sosok Menteri Perikanan dan Kelautan di Kabinet Kerja Jokowi-JK ini langsung membuat heboh media massa tanah air saat namanya diumumkan oleh Presiden. Apalagi, ketika pengangkatan pada 27 Oktober 2015, Susi kepergok merokok saat menunggu acara dimulai. Pro kontra pun merebak, terkait dengan seberapa pantas perempuan kelahiran Pangandaran 15 Januari 2015 menduduki kursi menteri, mengingat latar belakang pendidikannya yang hanya lulusan SMP. Namun, sepertinya Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla lebih peduli dengan kiprah nyata pemilik PT ASI Pudjiastuti Marine Product, perusahaan ekspor impor hasil perikanan dan Susi Air, perusahaan penerbangan dengan 200 jalur perintisnya ini. Terbukti, begitu menjabat, Susi Pudjiastuti melakukan berbagai gebrakan untuk mewujudkan visi pemerintahan Jokowi yang tertuang dalam Nawacita, khususnya terkait kemandirian dan kedaulatan di bidang kemaritiman. Susi Pudjiastuti yang tak segan turun ke lapangan menyentakkan dunia dengan keberaniannya untuk memerintahkan penangkapan dan penghancuran kapal-kapal penangkap ikan asing yang beroperasi secara ilegal di perairan Indonesia. Bekerjasama dengan pihak Kepolisian dan Angkatan Laut, ratusan kapal pelaku illegal fishing ditenggelamkan. Meski mendapat protes dari beberapa negara tetangga, seperti Thailand, namun terbukti langkah ini ampuh mengurangi tingkat pencurian ikan di wilayah perairan tanah air. Kasus tak kalah menghebohkan adalah soal praktek perbudakan pekerja industri perikanan milik pengusaha China di kawasan Benjina Maluku. Ratusan pekerja gelap asal Myanmar, Laos dan Kamboja disekap dan dipaksa bekerja layaknya budak di kawasan tersebut. Menteri Susi langsung turun tangan menutup dan memperkarakan pengusahan tersebut. Menteri Susi Pudjiastuti beberapa waktu belakangan ini kembali menghebohkan publik saat pengakuannya lewat akun Twitter @susipudjiastuti bahwa dirinya sempat ditawari suap senilai 5 trilyun rupiah untuk mundur dari jabatannya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. “Saya dapat kabar 5T (Rp 5 triliun) untk saya walk away. Nilai yg sangat banyak. Saya bangga tarif untk seorang lulusan SMP begitu mahal,” cuit Susi Pudjiastuti. Bagaimana tanggapan publik, khususnya netizen Indonesia atas tawaran suap senilai 5 trilyun kepada Menteri Susi agar munduk dari jabatannya? Simak rangkuman redaksi Eveline berikut ini. Pemantauan dilakukan terhadap perbincangan netizen di media sosial, khususnya Twitter selama periode 12 – 13 Mei 2015. Di mana terdapat total 8.581 tweet memperbincangkan soal tawaran suap untuk Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.674 menanggapi tweet Susi Pudjiastuti soal tawaran senilai 5 trilyun rupiah jika dirinya bersedia mundur dari jabatannya sekarang sebagai menteri. Sementara, sebanyak 3.112 tweet menyoroti pihak yang menawari suap adalah pengusaha illegal fishing yang bisnisnya terimbas oleh berbagai kebijakan keras Menteri Susi Pudjiastuti. Mayoritas netizen juga menyatakan dukungan atas penolakan Susi terhadap tawaran tersebut. Mereka menyebut apa yang dilakukan Susi Pudjiastuti adalah hal yang benar dan netizen akan mendukung upaya pemberantasan illegal fishing. Sedangkan sebanyak 364 tweet dicuitkan netizen yang masih penasaran identitas pihak yang berani menawarkan suap kepada Menteri Susi Pudjiastuti. Netizen menyatakan kemarahan, dan berharap pihak tersebut dilaporkan ke KPK untuk diselidiki. *** sumber: http://eveline.co.id/politik/siapa-berani-sogok-menteri-susi-pudjiastuti-5-trilyun-tanya-netizen-indonesia/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H