Mohon tunggu...
kadek astawa
kadek astawa Mohon Tunggu... -

I Kadek Astawa Tinggal di Denpasar Lahir Bulan Desember 1988

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Penghematan dan Pengendalian Diri Melalui Hari Raya Nyepi

16 Maret 2010   06:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:24 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Penghematan dan Pengendalian Diri Melalui Hari Raya Nyepi

Nyepi? Banyak masyarakat Indonesia tidak mengerti kata tersebut, namun tidak sama halnya dengan masyarakat Indonesia yang beragama Hindu. Nyepi adalah momen yang baik untuk melakukan introspeksi diri. Dalam konteks itu umat melakukan evaluasi diri dengan membaca koran diri yang terbit setahun atau memutar kaset rekaman jejak diri setahun. Dengan harapan apa yang kurang dalam diri selama setahun itu bisa disempurnakan pada tahun-tahun mendatang. Jadi, umat Hindu selalu diamanatkan untuk melakukan perbaikan terus-menerus, sehingga mencapai kesempurnaan.

Bagi alam semesta (buana agung), dalam Nyepi tersebut diberikan kesempatan untuk memperbaiki ekosistem agar mengalami keseimbangan. Selama ini alam telah mengalami kerusakan, terjadi perubahan musim, dieksploitasi dan sebagainya, sehingga mengalami luka yang mendalam. Itu tak terlepas dari ulah aktivitas manusia. Dengan umat menghentikan aktivitasnya saat Nyepi, alam semesta mendapat kesempatan untuk bernapas memperbaiki ekosistem.

Sementara bagi umat individu (buana alit), dalam keheningan itu dapat dengan jernih mengaca diri atau evaluasi diri melihat nilai rapor selama kurun waktu setahun. Jika nilainya ada yang merah, ke depan diharapkan bisa diperbaiki. Demikian juga jika selama ini lembaran hidup penuh dengan noda, ke depan diupayakan noda-noda itu bisa dibersihkan. Jika selama ini pikiran kita selalu negatif, ke depan diharapkan bisa menjadi positif.

Perayaan Tahun Baru Saka melalui Hari Raya Nyepi dengan melaksanakan Brata PeNyepian . Brata PeNyepian yang dimaksud adalah Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang), dan Amati Lelungaan (tidak bepergian). ''Catur brata itu adalah bentuk-bentuk pengendalian diri, melatih diri mengendalikan hawa napsu manusia.”

Brata PeNyepian yang dilakukan oleh masyarakat Hindu dapat membawa dampak positif yang sangat besar. Dengan adanya Brata PeNyepian secara otomatis masyarakat tidak menggunakan listrik untuk menonton televisi menghidupkan komputer, lampu, dan semua alat yang menggunakan daya listrik, sehingga penghematan listik yang dilakukan dapat membawa banyak keuntungan. Selain itu, dengan tidak ada masyarakat yang bepergian, secara otomatis kendaraan bermotor tidak akan ada yang beroperasi sehingga menghemat bahan bakar dan dapat mengurangi emisi gas buang yang dikeluarkan kendaraan bermotor.

Seharusnya, Brata PeNyepian ini tidak dilihat secara teori, tetapi dilihat secara sosiologis dan manfaat yang didapat setelah melakukan Brata PeNyepian. Brata PeNyepian dapat mengurangi sifat konsumtif yang dimiliki masyarakat Indonesia. Bukan hanya umat Hindu yang dapat melakukan Brata PeNyepian, namun seluruh masyarakat Indonesia harus sadar akan sifat konsumtif yang dimiliki. Jadi, melalui Hari Raya Nyepi ini, kita sebagai masyarakat Indonesia harus sadar akan egoisitas yang dimiliki dan memperbaiki Indonesia dari keterpurukan.

Selamat Hari Raya Nyepi 1932*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun