Mohon tunggu...
Astatik Bestari
Astatik Bestari Mohon Tunggu... Guru - Astatik ketua PKBM Bestari Jombang Jawa Timur

Pendiri Yayasan Bestari Indonesia. Domisili di Jombang Jawa Timur. Pengelola PKBM Bestari Jombang Jawa Timur. Guru MTs Darul Faizin Catakgayam Mojowarno Jombang Jawa Timur Ketua 2 DPP FTPKN Ketua bidang Peningkatan Mutu PTK DPW FK-PKBM Jatim

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketupat dan Kebaikan Tetangga, Merayakan Tradisi dengan Penuh Rasa Syukur

16 April 2024   15:03 Diperbarui: 16 April 2024   15:09 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Raya Ketupat selalu membawa kehangatan dan keceriaan tersendiri. Tak hanya momen untuk berkumpul bersama keluarga, tapi juga waktu untuk mempererat tali persaudaraan dengan tetangga sekitar dan orang-orang terdekat. 

Tahun ini, seperti biasa, saya menerima ketupat dari tetangga-tetangga yang baik hati. Tak hanya satu, tapi beberapa rumah berbagi ketupat mereka kepada saya dalam satu hari, ada juga yang berbeda hari. 

Satu paket hantaran ketupat biasanya terdiri dari lontong yang dibungkus daun pisang, ketupat yang dibungkus daun kelapa muda (namanya janur), sayur lodeh atau opor ayam, dan kuah-kuah sejenisnya sebagai pelengkap makan lontong dan ketupat. Tak ketinggalan lepet, kue basah yang terbuat dari ketan, kelapa, dan kacang merah, yang juga dibungkus janur atau daun pisang.

Pemberian ketupat ini bukan hanya sekedar tradisi, tapi juga bukti nyata kebaikan dan kedermawanan tetangga dan orang-orang terdekat. Mereka berbagi rezeki dan kebahagiaan di hari raya ini, tanpa pamrih dan penuh ketulusan. Ketupat-ketupat ini pun menjadi simbol rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT, dan pengingat untuk selalu saling berbagi dan membantu sesama.

Hari Raya Ketupat biasanya dilaksanakan menjelang hari ketujuh lebaran (6-7 Syawal). Tradisi berbagi ketupat diberikan ke rumah maupun dibagikan di musala, di lingkungan tempat tinggal saya sudah dimulai sejak hari ketiga lebaran (3 Syawal). Karena tiap hari ada yang berbagi sepaket ketupat, aktivitas saya di dapur otomatis libur. Ketupat dari tetangga, dari musala dan orang-orang terdekat saya sudah menjadi pengganti makan pagi makan siang, dan makan malam.

Hari Raya Ketupat bukan hanya tentang ketupat itu sendiri, tapi juga tentang nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Kebaikan, kedermawanan, rasa syukur, dan kebersamaan adalah beberapa nilai yang patut kita jaga dan lestarikan. Mari kita jadikan momen ini sebagai pengingat untuk selalu saling membantu dan berbagi, agar kebahagiaan dan kehangatan Hari Raya Idul Fitri dapat dirasakan oleh semua orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun