Tidak hanya murid, guru pun sebenarnya bosan melaksanakan pembelajaran di kelas dengan metode dan gaya mengajar itu-itu saja. Guru menuliskan materi pelajaran di papan tulis lalu murid menyalin di buku catatannya sudah tak menarik lagi dilakukan oleh guru. Murid-murid mendengarkan guru menjelaskan panjang lebar materi pelajaran juga bukanlah sesi yang menyenangkan bagi murid.
Guru saat ini, memulai pelajaran dengan apersepsi, mengajak murid-murid sejenak mengingat materi sebelumnya, dan memberi pertanyaan pemantik yang mengarah pada materi yang akan diberikan. Pertanyaan pemantik pun bisa disajikan tak melulu secara lisan maupun tulisan, bisa jadi guru menayangkan video, membuat game dan lainnya lalu murid-murid diberi pertanyaan.
Saat kegiatan inti dilaksanakan, guru juga bukan tokoh utama dalam kelas sehingga ia banyak mengambil peran di kelas. Guru dengan pengetahuan terkini, membawa properti ke kelas tidak hanya buku diktat, Lembar Kerja Siswa (LKS), alat tulis tapi juga LCD proyektor, sound system, laptop, dan media belajar yang sesuai materi yang diberikan di hari itu. Properti-properti tersebut digunakan sebagai alat untuk menyampaikan materi pelajaran. Dari properti itulah guru menyajikan materi dalam bentuk slide gambar dan tayangan video. Guru tak perlu berbusa-busa menyampaikan materi pelajaran. Guru cukup menempatkan diri sebagai fasilitator. Mengarahkan pemahaman murid, memberi sedikit petunjuk, dan membiarkan murid berselancar menemukan pengetahuan baru dari tayangan video dan foto-foto tersebut.
Tentu saja, selain properti, di era kemajuan teknologi, jaringan internet dibutuhkan. Saat mengajar, guru modern, melengkapi presentasi mengajarnya dengan berbagai aplikasi digital. Aplikasi digital yang mendukung kerja guru banyak disediakan oleh pengembang teknologi.
Guru bisa menggunakan tayangan video YouTube untuk melakukan apersepsi dan kegiatan inti pembelajaran. Penggunaan Liveworksheet juga cocok untuk melaksanakan asesmen formatif. Murid terpacu untuk menjawab atau menanggapi pertanyaan karena mereka langsung tahu hasilnya di layar proyektor. Mereka juga tahu posisi skor mereka di antara teman-temannya.
Pemanfaatan Canva bisa direkomendasikan untuk murid yang diberi tugas membuat Greeting Card, dan infografis materi pelajaran eksakta dan noneksakta. Setelah mereka berkarya menggunakan Canva, murid diarahkan untuk menyetor ke aplikasi Padlet milik gurunya. Jadi tak hanya dikirim melalui Gform, Drive, atau pesan pribadi di WhatsApp.
 Untuk melaksanakan refleksi, guru bisa memakai Mentimeter dan Classpoint.  Sesi ini juga menyenangkan bagi murid-murid. Tanggapan mereka langsung muncul di layar proyektor.
O ya, meskipun banyak menggunakan properti dan aneka aplikasi digital, guru tetap melaksanakan pembelajaran sesuai alur pembelajaran dan pendekatan apa yang digunakan. Berikut ini ada contoh video pembelajaran bahasa Inggris pure berbasis teknologi. Dalam pembelajaran tersebut guru menerapkan Genre Based Approach (GBA) yang dijelaskan pula dalam tiap tahapan pembelajaran antara lain ada (1) BKOF (Building Knowledge of Field), (2) MOT (Modelling of Text), (3) JCOT (Joint Cunstruction of Text), dan (4) Â ICOT (Independent Construction of Text).
Guru akan menjadi profesi mulia ketika guru tersebut siap mengajar dengan kompetensi yang diperbarui. Guru mulia tidak hanya karena karya, tapi guru yang tak berhenti belajar agar murid-muridnya mendapatkan pengetahuan sesuai dinamika zaman.
Jombang,15 Oktober 2023
Astatik Bestari