Bullying di sekolah merupakan masalah serius yang dapat memengaruhi kesejahteraan dan perkembangan anak. Bagi orang tua, mengetahui bahwa anak mereka menjadi korban bullying dapat menjadi situasi yang sulit dan menantang. Namun, dengan pendekatan yang bijak dan mendukung, orang tua dapat membantu anak mengatasi dampak negatif dari bullying dan membangun ketahanan diri. Berikut adalah beberapa strategi bijak yang dapat diambil oleh orang tua dalam menghadapi anak yang menjadi korban bullying di sekolah:
1. Komunikasi terbuka. Jadikan komunikasi terbuka sebagai prinsip utama dalam berbicara dengan anak. Dorong anak untuk berbicara tentang pengalaman mereka di sekolah tanpa rasa takut atau malu. Dengarkan dengan penuh perhatian dan hindari menilai atau menyalahkan.
2. Jangan meremehkan atau mengabaikan. Meskipun terkadang bullying mungkin terlihat sebagai hal kecil, jangan meremehkan atau mengabaikan pengalaman anak. Setiap perasaan dan pengalaman anak memiliki validitasnya sendiri. Dukung anak dalam mengungkapkan perasaan mereka.
3. Ajarkan cara menghadapi bullying. Berikan anak keterampilan untuk menghadapi situasi bullying dengan bijak. Ajarkan mereka untuk tidak membalas dengan kekerasan fisik, tetapi lebih kepada menggunakan kata-kata atau mencari bantuan dari guru atau petugas sekolah.
4. Bangun rasa percaya diri. Bantu anak membangun rasa percaya diri dan harga diri yang kuat. Dorong mereka untuk mengejar minat dan bakat yang mereka miliki. Aktivitas ekstrakurikuler atau hobi dapat membantu anak merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri.
5. Hubungi Sekolah. Jangan ragu untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah tentang situasi bullying yang anak alami. Berdiskusilah dengan guru atau staf sekolah untuk mencari solusi bersama. Pihak sekolah harus memiliki kebijakan anti-bullying yang diterapkan secara tegas.
6. Bantu anak memahami emosi. Bantu anak mengenali dan mengelola emosi mereka terkait dengan bullying. Ajarkan mereka cara mengatasi stres dan kecemasan melalui pernapasan dalam atau teknik relaksasi lainnya.
7. Cari bantuan profesional. Jika anak tampak mengalami dampak psikologis yang serius akibat bullying, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang konselor atau psikolog. Terapi dapat membantu anak mengatasi trauma dan mengembangkan strategi coping yang sehat.
8. Ajak anak membangun relasi sosial sial. Dorong anak untuk terlibat dalam kegiatan sosial di luar sekolah. Bantu mereka membangun hubungan dengan teman sebaya yang positif dan mendukung.
9. Perkuat keamanan online. Jika bullying juga terjadi secara online, pastikan anak memahami pentingnya menjaga privasi dan keamanan online. Ajarkan mereka untuk tidak membalas atau menyebarkan pesan yang merugikan.
10. Perhatikan perubahan perilaku. Tetap perhatikan perubahan perilaku atau tanda-tanda ketidakbahagiaan pada anak. Jika orang tua merasa khawatir, jangan ragu untuk mencari bantuan lebih lanjut.