Mohon tunggu...
Ardina Astary
Ardina Astary Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full time mom

#belajar, berkarya, berdoa# Mulai belajar untuk menulis. Have interest in self development, woman empower, accounting, auditing, entrepreneurship.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menggali Lebih Dalam Makna "Perempuan Berdaya"

23 Mei 2024   08:30 Diperbarui: 23 Mei 2024   08:49 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com

Bagi sebagian orang, perempuan berdaya dimaknai sebagai perempuan yang mandiri,  berpenghasilan sendiri, atau dapat turut serta dalam membantu kemajuan ekonomi baik dalam skala kecil di rumah tangganya atau dalam skala besar terkait perannya dalam bernegara. Perempuan yang menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga cenderung dipandang sebelah mata, tidak dapat menghasilkan karya, dan dianggap bukan sebagai perempuan berdaya. Hal ini membuat sebagian perempuan menjadi rendah diri ketika mendapati dirinya tidak mampu berpenghasilan dan hanya berperan sebagai ibu rumah tangga. Tapi apakah benar demikian yang dimaknai sebagai perempuan berdaya?

Bila dilihat lebih dalam, seorang perempuan memiliki berbagai peran dalam hidupnya. Dalam keluarga ia berperan sebagai anak bagi kedua orang tuanya, istri bagi suaminya, dan ibu bagi anaknya. Dalam setiap peran tersebut ada berbagai tanggungjawab yang melekat dan ada berbagai pilihan setiap harinya yang perlu diputuskan. Kita ambil contoh satu peran perempuan sebagai seorang ibu. Dalam kesehariannya seorang ibu dihadapkan pada berbagai pilihan pengambilan keputusan. Mulai dari hari ini akan memasak apa, bermain apa dengan anak, dimana anak perlu bersekolah, bagaimana mengatur keuangan untuk memenuhi kebutuhan anak dan kebutuhan lainnya. Dapat disimpulkan dalam setiap perannya perempuan perlu menjadi seseorang yang percaya diri dan berkemampuan agar dapat memenuhi tanggungjawabnya, sehingga bukan hanya diartikan sempit sebagai kemampuan dalam menghasilkan materi tapi lebih luas dari itu.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berdaya diartikan sebagai berkekuatan; berkemampuan; bertenaga, mempunyai akal, cara, dan sebagainya untuk mengatasi sesuatu. Bagi penulis, perempuan berdaya bisa dimaknai dari sudut pandang sebagai berikut:

1. Perempuan berdaya adalah perempuan yang mengenali dirinya
Seorang perempuan harus bisa mengenali dirinya sendiri, bukan hanya terpengaruh oleh situasi dan emosi terkait hal yang sedang tren, tapi perempuan harus benar-benar mengetauhi keunikan dirinya. Sekarang ini ada banyak alat bantu sebagai media untuk kita bisa mengenali diri sendiri.
Cara yang paling mudah adalah dengan melakukan self assessment atau bertanya kepada diri sendiri. Dengan menjawab beberapa pertanyaan seperti hal apa yang menjadi kelebihan, kekurangan, hal yang disukai dan tidak disukai, kita dapat memperoleh gambaran bagaimana diri kita. Lebih lanjut terdapat juga alat bantu tes potensi diri yang dapat diakses secara gratis di internet, disana kita akan menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan dan hasilnya akan menunjukan potensi kekuatan diri serta kecenderungan minat dan bakat. Alat bantu lain yang hasilnya lebih akurat tentu bisa didapatkan dengan bantuan analisis dari psikolog. Dengan mengenali diri sendiri akan memudahkan kita dalam pengambilan keputusan misalnya memutuskan bidang apa yang cocok untuk kita tekuni. Selain itu kita akan lebih percaya diri dan paham bagaimana harus bersikap ketikaa dihadapkan dalam berbagai situasi dan berbagai macam karakter orang lain.

2. Perempuan berdaya adalah perempuan yang punya tujuan
Perempuan berdaya punya tujuan dan paham apa yang dimauinya. Ia bisa menjabarkan tujuan hidupnya baik dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Dengan mengenali diri sebagaimana dijabarkan dalam poin 1, akan lebih mudah bagi perempuan untuk menentukan apa yang menjadi tujuannya.Tujuan hidup bisa beragam dan akan berbeda bagi setiap individu. Bagi perempuan yang masih belum menikah, tujuan biasanya berfokus pada pencapaian-pencapaian dirinya. Sedangkan bagi yang telah menikah dan memiliki anak, tujuan juga mencakup pencapaian dalam keluarga misalnya dari segi finansial, pendidikan untuk anak, dan lainnya.
Dengan mendefinisikan tujuan, setiap pilihan pengambilan keputusan akan diselaraskan dengan arah pencapaian tujuan sehingga akan menjadi lebih terarah dan lebih mudah dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Sebagai contohnya jika sudah menentukan tujuan bahwa ingin mencapai financial freedom pada usia 45 tahun, maka pengelolaan keuangan seperti keputusan untuk menabung, daftar pengeluaran, keputusan investasi akan diselaraskan agar dapat mendukung tujuan tersebut. Begitu juga jika memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan anak minimal di tingkat sarjana, maka persiapannya sudah bisa dilakukan semenjak dini. Orang tua dapat memberi pemahaman pada anak bahwa pendidikan itu penting, mulai melihat potensi minat dan bakat anak agar mempermudah saat menentukan penjurusan kuliah, sampai dengan persiapan pendanaannya dapat disiapkan dengan perencanaan yang lebih matang.

3. Perempuan berdaya dalah perempuan yang bisa memaksimalkan potensi sesuai keunikannya
Manusia diciptakan Allah berbeda-beda sehingga setiap manusia memiliki keunikannya sendiri. Tentunya hal ini akan menunjang berbagai peran di bumi. Dengan perbedaan itu manusia bisa saling melengkapi. Adanya karakter perempuan yang aktif  di luar rumah atau lebih senang di rumah, pandai berekspresi secara lisan atau tulisan, lebih senang memasak atau menggambar, dan lain sebagainya merupakan contoh bahwa perbedaan itu indah dan karenananya kita bisa saling melengkapi. Tidak perlu berkecil hati bila tidak pandai memasak, karena kembali lagi bahwa yang terpenting adalah mengetahui potensi diri dan belajar untuk mengembangkannya.
Setelah memahami bagaimana dirinya dan menentukan tujuannya, perempuan berdaya harus bisa memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Tentunya hal ini tidak mudah, untuk memaksimalkan potensi diri, seseorang perlu berproses dengan belajar, berpraktek, berdiskusi dengan pakar hingga diakui menjadi ahli sesuai bidangnya. Dengan memaksimalkan potensi diri tentunya akan diikuti dengan pencapaian baik itu berupa karya, penghasilan, maupun kondisi lain yang merupakan pencapaian dari tujuan.

Dengan memahami 3 hal di atas seorang perempuan diharapkan bisa percaya diri dan memiliki kemampuan untuk membuat keputusan baik bagi dirinya, keluarga, maupun dalam perannya dalam bermasyarakat. Ketika ia mampu melakukan hal tersebut maka sudah sepantasnya ia disebut sebagai perempuan berdaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun