Mohon tunggu...
Astari Marisa
Astari Marisa Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Mahasiswa S1 Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Amerika Serikat Kenakan Tarif Impor Baja Kepada Brazil Saat Covid-19 Merebak

13 Juni 2020   12:55 Diperbarui: 13 Juni 2020   14:16 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dilihat dari sudut pandang historis setelah Amerika Serikat memproklamirkan kemerdekaannya pada 4 Juli 1776, Amerika Serikat (AS) langsung bergerak cepat agar benua Amerika tidak dijajah kembali oleh Inggris. Salah satu cara AS untuk mempertahankan benua Amerika adalah membeli negara-negara Amerika Latin. Setelah semua wilayah Amerika Latin sudah dibeli tanahnya dari penjajah, terjadilah hubungan antara AS dengan kawasan Amerika Latin. Hubungan AS dengan negara-negara di kawasan Amerika Latin sudah terbangun sejak perang dingin pecah. Amerika Serikat hadir untuk memberikan pengaruh baik politik, ekonomi maupun militer di kawasan tersebut. Sehingga intervensi AS di negara-negara kawasan Amerika Latin tidak dapat dipisahkan.

Salah satu contoh kerjasama AS dengan negara  Amerika Latin adalah hubungan bilateral Brazil-AS. Pada 26 Mei 1824 Brazil dan Amerika Serikat resmi menjalin hubungan diplomatik. Hubungan diplomatik tersebut ditandai dengan penerimaan Jose Silvestre Rebello sebagai Duta Besar Brazil untuk Amerika Serikat oleh Presiden James Monroe. Dengan adanya hubungan diplomatik yang resmi tersebut, Amerika Serikat mendirikan Kedutaan di Rio de Janeiro, Brazil pada 29 Oktober 1825 (Historian, 2013). Dikutip dari US Departement Of States yang berjudul "US Relations With Brazil" Kerjasama bilateral yang dijalin oleh Brazil dan Amerika Serikat didasari oleh adanya komitmen untuk memperluas pertumbuhan dan kemakmuran ekonomi, mempromosikan perdamaian dunia, keamanan, dan hak manusia, serta untuk memperkuat kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan (AFFAIRS, 2019).

Pada 2011, Presiden Dilma Rousseff dan Presiden Barack Obama menyetujui salah satu dialog, yaitu Strategy Energy Dialogue yang dalam peluncuran program kerjasama energi tersebut ditetapkan empat bidang, yaitu, biofuels, memperbaharui energi dan efisiensi energi, minyak dan gas alam, serta keamanan nuklir (AFFAIRS, 2019). Jika dua negara melakukan hubungan maka konflik tentu tidak dapat dihindari. Dikutip dari berita Republika yang berjudul "Presiden Brasil Kirim Sinyal Perbaiki Hubungan dengan AS" pada 2013, Edward Snowden membocorkan rahasia bahwa badan intelijen AS itu telah menyadap pembicaraan telepon Dilma Rousseff. Informasi itu merusak hubungan Brasil dan AS selama bertahun-tahun (Satria, 2019). Namun pada awal tahun 2019, hubungan AS-Brazil mulai membaik.

Pada akhir 2019, terdapat isu mengenai virus Corona yang menyebar ke seluruh negara khusunya Amerika Serikat. Tentu hal ini berdampak pada hubungan kerjasama negara-negara di dunia khususnya AS dengan Brazil. Dikutip dari berita Katadata dikatakan bahwa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali melontarkan pernyataan mengejutkan melalui tweet-nya yang berpotensi memantik konflik dagang baru. Trump menyatakan akan mengenakan tarif impor atas produk baja dan alumunium Brazil sebagai balasan atas pelemahan mata uang nya hingga merugikan petani AS. (Ekarina, 2019). Pernyataan tersebut, sontak saja menbuat negara Amerika Latin itu bergegas ke Washington guna mencari tahu kebenaran informasi.

Faktanya, yang terjadi justru sebaliknya Brazil sedang berusaha memperkuat mata uang negaranya terhadap dolar dalam kondisi pandemik seperti ini. Keputusan Trump kemungkinan berasal dari konsekuensi politik domestik dari perang dagang Tiongkok. Para petani AS yang mewakili demografi kunci untuk Trump menjelang pemilihan pada November 2020, turut menyaksikan bagaimana sengketa perdagangan telah merusak daya saing produk pertanian AS dan digantikan dengan produk dari Brazil. Perwakilan untuk Departemen Luar Negeri AS dan Kantor Perwakilan Perdagangan AS belum berkomentar mengenai kebijakan baru Trump. Sementara itu, Presiden Brazil, Jair Bolsonaro yang merupakan pendukung Trump berencana memanggil pejabat rekanan dari AS guna mendengar kekhawatirannya. (Ekarina, 2019)

Dalam kasus pengenaan tarif baja AS terhadap Brazil dapat kita analisis melalui teori interdependensi liberalis. Dalam teori interdependensi liberalis bahasannya adalah low politics (lingkungan, penyakit pandemik, kemiskinan) lebih mendominasi daripada high politics (perang, damai, wilayah perbatasan, keamanan) di kancah global. Seperti yang sudah dipaparkan di atas bahwa pada saat ini masalah Coronavirus Pandemic sedang menyerang dunia sehingga sangat berpengaruh pada perekonomian negara di dunia. Interdeependesi antara satu negara dengan negara lainnya tentu sangat dibutuhkan agar negara tetap stabil. Peran Brazil dalam perekonomian AS sangat lah penting, dimana Brazil dapat memenuhi kebutuhan akan baja AS. Sedangkan bagi Brazil, AS memiliki pasar yang cukup besar sehingga berguna untuk menambah devisa dari Brazil itu sendiri.

Selain interdependesi liberalis, dalam kasus penetapan tarif impor AS terhadap Brazil ini dapat dilihat melalui konsep kepentingan nasional. Konsep kepentingan nasional itu sendiri adalah kemampuan negara untuk melindungi dan mempertahankan identitas fisik dan politik dari gangguan negara lain (Morgenthau, 1978). Dalam kaitannya dengan penetapan tarif impor ini, dikarenakan banyak nyaa barang-barang dari Brazil yang membanjiri pasar AS, tidak hanya dari bidang manufaktur saja tetapi pertanian AS pun demikian. Sehingga mau tidak mauu AS pun harus membatasi barang-barang dari Brazil. Untuk itu, AS mengeluarkan kebijakan penetapan tarif impor kepada Brazil, guna menjaga agar produk pertanian AS tidak kalah dengan Brazil. Selain itu, perbaikan ekonomi pada masa pandemi ini membuat AS harus kerja extra dalam mengembalikan perekomonian nya. Maka dari itu, AS mengambil peluang dan meminimalisir kerugian.

References

AFFAIRS, B. O. (2019). US Relations With Brazil. US Departement Of States.

Berty, T. T. (2020). Jumlah Pasien Corona COVID-19 di Amerika Serikat Paling Banyak di Dunia. Liputan 6.

Ekarina. (2019). Picu Ketegangan Baru, AS Kenakan Tarif Baja ke Brasil dan Argentina. Katadata News.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun