Mohon tunggu...
Astari Ratnadya
Astari Ratnadya Mohon Tunggu... Full Time Blogger - a girl who loves travelling so much

Blogger - Mahasiswa - Traveller

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Semua Berawal dari Desa

1 Desember 2014   06:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:23 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua Berawal dari Desa.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang Kepala Desa) atau dengan kata lain desa merupakan kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan.

Semua berawal dari Desa.


Coba tengok sedikit keadaan desa yang ada di Indonesia, begitu asri dan sejuk. Semua bisa ditanam disana. Padi, Jagung, Sayuran, Singkong, Buah – buahan.

Sepiring nasi yang dihidangkan ketika makan siang pun, berawal dari padi yang ditanam di desa. Belum lagi beras Indonesia yang disukai oleh orang asing. Rasanya Desa memiliki apa saja untuk hidup. Tidak harus mewah, hidup sederhana sebagai petani di desa pun membuat bahagia, bersepeda mengelilingi belum lagi melihat pemandangan desa yang begitu apik, bunyi “kring” sepeda di pagi hari ditambah dengan tawa anak anak berseragam yang hednak pergi kesekolah. Sungguh desa jadi salah satu tempat tujuan untuk menghilangkan kejenuhan di ibukota.

Judul : Revolusi Dari Desa

Pengarang : DR. Yansen TP, M. Si

Editor : Dodi Mawardi

Jumlah Halaman : 180 halaman


Penerbit: PT Elex Media Komputindo (Kompas Gramedia)

Berbicara tentang Desa, ada sosok pemimpin yang membuat saya kagum akan kinerjanya bagi daerah yang dipimpinnya. Beruntung, saya bisa bertatap muka dengan beliau, bahkan mendapat buku lengkap dengan tanda tangan beliau.

Revolusi dari Desa.

“Saatnya dalam pembangunan Percaya Sepenuhnya kepada Rakyat”

oleh DR. Yansen TP, M.Si.

Buku yang ditulis oleh beliau ini, mampu membuka mata saya akan pentingnya percaya kepada rakyat dalam sebuah pembangunan. 180 halaman tercetak dengan tulisan – tulisan yang kaya akan pemikiran bapak Yansen. Halaman demi halaman selalu penuh dengan pemikirannya yang brilian. Berkat revolusi dari Desa inilah, malinau berhasil bangkit.

Sempat saya berpikir, apa yang dipikirkan oleh pak Yansen sebelumnya, sehingga bisa percaya sepenuhnya pada rakyat. Sebagaimana yang kita tahu pemerintah kita sendiri, banyak sekali yang membohongi rakyat, apalagi memberikan kepercayaan pada rakyat.

Dalam bukunya tertulis “Pemerintah daerah harus percaya kepada rakyatnya untuk melakukan yang terbaik bagi desanya. Jika pemerintaah memberikan otonomi kepada rakyat, maka dalam waktu tertentu rakyat menjadi mandiri dan percaya diri untuk membangun desanya”.

Jawaban yang sangat bijaksana dan menyentuh hati saya. Sebagai mahasiswa yang masih duduk disemester awal, awam sekali jika saya berbicara mengenai politik mengenai negeri kita. Melalui buku Revolusi dari desa ini, wawasan saya terbuka dengan luas, tentang pentingnya memberi “kepercayaan”. Apalagi kepercayaan kepada rakyat yang berada di desa.

Jika diibaratkan, kepercayaan yang diberikan oleh Bapak yansen, sama halnya dengan kepercayaan yang diberikan oleh orangtua saya untuk dapat melanjutkan pendidikan diluar tanah sumatera. Kepercayaan, agar saya bisa keluar dari zona nyaman, tanpa harus sepenuhnya nyaman dengan apa yang diberikan oleh orangtua. Begitu juga yang dilakukan pak yansen kepada rakyatnya. Lambat laun hal ini membuat rakyat mandiri dan percaya diri.


Ketika rakyat sudah mandiri dan percaya diri, maka mereka pun siap untuk membangun desanya menjadi lebih baik lagi.

Sungguh pemikiran brilian yang professional.

[caption id="attachment_338863" align="aligncenter" width="300" caption="Dr. Yansen TP., M.si"]

1417365657644920852
1417365657644920852
[/caption]

Belum lagi prinsip Revolusi Desa yang makin membuat saya kagum dengan sosok pria tinggi berkacamata ini.

Terdapat lima prinsip Revolusi Desa, yakni :

Adil dan Merata : Dimana pembangunan yang dilakukan di desa, berdasarkan pada hasil kesepakatan antar aparatur desa serta tokoh masyarakatnya.

Efektif : Pembangunan yang dilakukan sangat efektif karena sesuai dengan kebutuhan desa.

Efisien : Pengelolaan anggaran secara langsung dialokasikan pada kas desa tanpa embel embel dinas.

Akuntabel : Semua penggunaan dana, dipertanggungjawabkan oleh kepala desa kepada pemerintah melalui sidang musyawarah desa. Sungguh prinsip yang sangat hebat, saling percaya dan tidak menodai kepercayaan yang diberikan.

Mandiri :Peningkatan kesejahteraan rakyat terbentuk dari karakter dalam membangun desa di Kabupaten Malinau. Bukankah pemerintah yang hebat ialah pemerintah yang mampu membuat rakyatnya menjadi mandiri, bukan hanya terus menerus diberi dan disubsidi.

Kembali pada konsep pembangunan desa yang sudah pernah dikembangkan sejak zaman orde baru, yang hanya sekedar “lipstick” saja. Dimana pembangunan lebih banyak dilakasanakan di perkotaan, bukan pada pedesaan. Lihat saja ibukota, pembangunan dimana – mana. Lahan hijau sudah sangat sulit untuk ditemukan.

Melalui revolusi dari Desa, Dr. Yansen menawarkan ide yang brilian. Memberi kepercayaan sepenuhnya pada masyarakat desa. Bukankah mereka juga manusia yang merdeka dan tinggal di negara kita. Sama sama hidup untuk memenuhi kebutuhannya.

Belum lagi GERDEMA Gerakan Desa Membangun di Malinau yang menuai keberhasilan. Sungguh perpaduan yang sangat apik melalui Revolusi dari Desa dan GERDEMA.

1417365616348677018
1417365616348677018

Sebagai generasi muda, ide brilian seperti inilah yang harusnya dimiliki oleh pemerintah kita. Memberi kepercayaan pada masyarakat desa, bukan mengambil keuntungan dari masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun