Menjadi pelaku usaha tentu bukan hal yang mudah. Proses jatuh bangun harus dihadapi agar usaha terus berjalan maju dan sukses. Seperti cerita seorang pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bojongkerta ini. Andri Mubarok, pria kelahiran Cianjur, yang sukses dengan usaha konveksinya, Barokah Konveksi.
Sejak SMA Andri memang telah menyukai distro dan clothing. Hal ini melatarbelakangi Andri untuk membuka usaha pada tahun 2012. Awalnya Ia membuka usaha clothing, hanya sekadar jasa sablon. Karena untuk mentahan kain di ambil dari pemasok. Hingga akhirnya di tahun 2018, Andri bergabung dengan perusahaan keluarga dan mendirikan Barokah Konveksi. Andri mengungkapkan konsep awal mendirikan usaha ini karena ia melihat perusahaan keluarganya yang bergerak di bidang oleh-oleh.Â
Salah satu produk yang dijual adalah baju yang diambil dari pemasok dan kemudian dijual lagi. Â Hal inilah yang membuat Andri berfikir kenapa tidak memproduksi sendiri saja, dari pada mengambil dari pemasok. Sebab ia tahu dan mengerti bidang ini. Andri pun mengajukan diri untuk bergabung dengan perusahaan Barokah Grup. Mulai saat itu akhirnya Andri menjadi pemasok tunggal untuk oleh-oleh yang di jual oleh Barokah Grup yang ada di Puncak.
Perjalanan usaha konveksi ini tidak selalu berjalan mulus, tetapi ada juga kendala yang dihadapi. "Banyak sih kalau kendalanya, tapi ya pasti ada solusinya, kayak SDM-nya, itu yang sulit, kebanyakan daerah sini itu ga seperti kayak daerah Bandung. Jadi kayak menjahit, itu gak semua pakaian orang disini bisa, jadi harus perlahan-lahan diajarin, kebanyakan yang daerah sini itu dari garmen, jadi kalau sistem garmen itu hanya terfokus ke satu pekerjaan aja, seperti jahit tangan ya tangan aja, jadi gak satu paket baju. Akhirnya saya manggil orang yang dari Bandung untuk kasih training supaya orang disini juga bisa semuanya.", ungkapnya.
Andri bercerita, perbandingan awal berdirinya Barokah Konveksi sampai sekarang. Awalnya mempunyai 2 unit mesin jahit, 1 unit meja sablon yang hanya bisa mengerjakan 4 baju, bahkan tempat juga ngontrak. Sekarang sudah punya tempat sendiri, mesin jahitnya sudah ada 12, dan juga ada mesin tambahan seperti mesin kancing. Untuk target pemasara juga sudah lebih luas seperti ke sekolah-sekolah, komunitas-komunitas dan juga bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan.
Andri mengungkapkan modal awal membangun bisnis Barokah Konveksi ini adalah Rp 12.000.000,- dan untuk omzet pada awal berdiri kurang lebih Rp 30.000.000.- Seiring berjalannya waktu, omzet terus meningkat. Sampai saat ini per bulannya sudah mencapai 3x lipat dari omzet awal.
Meski kini konveksi sejenisnya sudah banyak beredar di pasaran, namun pria kelahiran Cianjur 23 April 1992 itu percaya kalau produknya punya keunggulan dan untuk harga bisa di bawah harga pasaran. Ia akan terus melakukan inovasi dan pembaharuan terhadap bisnis Barokah Konveksi. Pemasaran lewat digital atau online juga mulai dikerjakan. Sebab ia percaya pada kekuatan media sosial untuk pemasaran yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H