Mohon tunggu...
As Syifa Tsabita
As Syifa Tsabita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Matematika

Topik hangat terkait problematika matematika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Miskonsepsi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis HOTS

2 Mei 2023   21:26 Diperbarui: 2 Mei 2023   21:30 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) adalah salah satu dari sekian banyak aspek dalam pembelajaran matematika. Dengan menggunakan HOTS, siswa mendapat kemampuan pemahaman konsep matematika yang mendalam dan lebih terampil serta dapat diterapkan dalam kehidupan nyata agar terdorong berpikir kritisnya dan dapat bersaing di era revolusi industry 4.0. 

Selain itu, pembuatan soal berbasis HOTS bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam memecahkan permasalahan matematis yang bersifat kontekstual.

Mendikbud Muhadjir Effendy menyatakan bahwa “bobot pada soal-soal UNBK, terutama mata Pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam memang berbeda dari biasanya. K

ementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mulai menerapkan standar nasional, baik itu soal-soal Matematika, literasi, maupun untuk Ilmu Pengetahhuan Alam yaitu yang memerlukan daya nalar tinggi, atau Higher Order Thingking Skills (HOTS)”. Hal ini menyebabkan pemerintah mengimplementasikan soal Matematika berbasis HOTS pada UNBK 2018. Namun, Sebagian besar peserta didik menganggap soal tersebut terlalu sulit untuk dipahami.

Di Indonesia peserta didik masih terdapat miskonsepsi dalam soal-soal HOTS dan cenderung belum mampu menyelesaikannya, sehingga membuat peserta didik mengalami kesulitan belajar dimana kompetensi yang diperoleh tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Afi P, 2019). 

Diantara faktor yang menyebabkan peserta didik sulit untuk menjawab soal HOTS; a)sulit dalam mengingat atau memahami informasi; b)sulit dalam memahami konsep; c)sulit dalam memahami prinsip; d)serta sulit dalam mengaplikasikan prisip dan konsep (Razak F, et al, 2021).

Dengan kata lain, guru sangatlah berperan untuk menganalisis kemampuan belajar peserta didik tersebut sebagai sebuah tolak ukur yang kemudian merangkaian suatu rencana pembelajaran yang lebih bermakna bagi peserta didik. Selain itu dengan menyusun soal-soal HOTS yang mampu menganalisis bentuk miskonsepsi sangat membantu peserta didik untuk memperoleh suatu skema yang tepat dalam menyelesaikan soal-soal HOTS lainnya.


Referensi:

Anggara B. (2020). Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skills sebagai Tes Diagnostik Miskonsepsi Matematis Siswa. ALGORITMA: Journal of Mathematics Education, 176-191, 2 (2).

Khoiriyyah Z, Yupitasari D, Hadi S. (2022). Kesulitan Belajar Matematika dalam Memahami Soal HOTS Materi Bangun Ruang pada Hasil Belajar Siswa, 46-47.

Nor Bin Bakar M. (2015). The Process of Thinkin among Junior High School Students in Solving HOTS Question. Intenational Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE), 138-145, 4(3)

Razak F, Yunarni A, Aminah S, Matappa A. (2021). Deskripsi Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal HOTS Matematika Di SMA Negeri 3 Pangkep.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun