Mohon tunggu...
Assyifa Khania
Assyifa Khania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Menulis adalah sebuah keberanian

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sistem Pendidikan di Indonesia vs Finlandia, Negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia

9 Desember 2021   12:10 Diperbarui: 9 Desember 2021   12:14 3677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Belakangan ini isu mengenai pendidikan di Indonesia membutuhkan suara untuk diserukan kepada masyarakat maupun pemerintah. Pertanyaan perihal "apakah sistem pendidikan di Indonesia ini sudah bisa dikatakan ideal atau masih banyak yang harus diperbaiki? ". Hal ini belum  menjadi  perhatian bagi pemerintah maupun penyelenggara pendidikan. Dari tenaga pendidik atau dari pemerintah yang menetapkan kurikulum pembelajaran di Indonesia yang menjadi sorotan mengenai permasalahan ini. Banyaknya siswa di Indonesia yang mengeluhkan sistem pendidikan di Indonesia. 

Dimana siswa harus bisa menguasai semua mata pelajaran agar mendapat nilai yang sempurna dan naik kelas. Bukan itu saja, nilai KKM yang menjadi acuan suatu target yang dibuat untuk meluluskan siswa pada suatu mata pelajaran membuat siswa merasa hanya bisa menetapkan satu target yaitu bagaimana caranya agar bisa mendapatkan nilai diatas KKM. 

Karena hal itu juga semua cara dapat dilakukan demi mengejar nilai di atas KKM tersebut dan salah satu caranya yaitu dengan mengambil jalan yang pintas atau instan yaitu mencontek. Memang tidak semua siswa berpendapat sepeti ini. Namun, mayoritas siswa mengatakan hal serupa mengenai target nilai yang mereka kejar. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara maju. Salah satu contohnya seperti Finlandia, negara dengan sistem pendidikan nomer satu didunia. Negara yang menjujung tinggi pendidikan bagi setiap warga negaranya. Sistem apa yang mereka tetapkan bagi warga negaranya sehingga bisa menjadi negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik.

Menurut para pakar pendidikan, guru, dosen, aktivis hingga mahasiswa FIP/FKIP berpendapat bahwa ditemukan banyak perbedaan antara pendidikan di Indonesia dengan pendidikan di Finlandia, seperti tidak adanya PR, singkatnya durasi bersekolah, tidak adanya ujian nasional, usia masuk sekolah 7 tahun, guru minimal S2, dan masih banyak lagi faktor lainnya. Negara ini memberikan kebebasan kepada jajaran pendidik untuk meramu kurikulum dan menentukan metode dan materi belajar-mengajar. Pemerintah Finlandia boleh dibilang sadar betul akan pentingnya pendidikan. Karenanya, mereka pun memastikan semua warga negaranya mendapatkan hak yang sama dalam hal pendidikan. Di Finlandia, sekolah-sekolah didominasi oleh sekolah negeri. Sekolah swasta ada, namun tidak banyak. Dan itupun dengan kualitas yang secara garis besar tidak banyak berbeda. Dan alasan mengapa Finlandia bisa menjadi negara dengan sistem pendidikan terbaik yaitu, mulai sekolah di usia 7 tahun. Bukan tanpa alasan ketika Finlandia memilih usia 7 tahun sebagai usia dimana anak-anak bisa memasuki masa sekolah. Negara ini berpendapat, kesiapan mental anak-anak ketika memasuki dunia sekolah adalah hal terpenting.

 Dan usia 7 tahun dianggap usia terbaik. Yang kedua yaitu, Gratis. Sementara di sejumlah negara 'gap' antara sekolah negeri dan swasta begitu kentara, di Finlandia semua sekolah dianggap sama dan semuanya gratis. Bukan cuma biaya sekolah, tetapi juga biaya makan siang, transportasi dan kesehatan. Yang ketiga, Jam sekolah pendek. Lain halnya dengan di Indonesia yang mengharuskan siswa untuk menghabiskan lebih dari setengah dari harinya di sekolah, Finlandia memilih untuk melakukan sebaliknya. Anak-anak di negara ini tidak diforsir untuk terus-menerus belajar tanpa henti. Sekedar informasi, siswa-siswa Sekolah Dasar (SD) di Finlandia hanya menghabiskan wakti 4-5 jam per hari di sekolah. Sementara siswa SMP dan SMA memiliki sistem yang sama dengan anak kuliahan, dimana mereka datang ke sekolah pada jam mata pelajaran yang dipilih saja. Yang keempat, tidak adanya PR. Di Finlandia, siswa tidak diberikan pekerjaan rumah alias PR. 

Kalaupun ada, itu akan sangat minim. Tanpa PR siswa diyakini dapat lebih leluasa mengerjakan hal lainnya di luar pendidikan, entah itu sekedar istirahat, bermain, atau mempelajari hal lain yang menjadi hobinya. Pemerintah merasa waktu belajar siswa di sekolah sudah cukup baik. Yang kelima, Tidak ada Ujian Nasional selain juga tidak ada juara 1, juara 2, dan sebagainya (sistem rangking), siswa di Finlandia juga tidak mengenal Ujian Nasional. Karena pemerintah memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada guru untuk meng-evaluasi pelajaran siswa. Menurut mereka, hanya gurulah yang bisa menilai 100% setiap kemampuan siswanya. Mengacu pada hal ini, tidak bisa dipungkiri bahwa Finlandia menerapkan standar yang sangat tinggi untuk guru-gurunya.

Namun, lain halnya dengan di Indonesia. Sistem pendidikan di Indonesia belum dapat dikatakan ideal. Masih banyak kesalahan mendasar yang harus diperbaiki di dalamnya, baik secara konseptual maupun praktikal. Pernyataan itu disampaikan oleh praktisi pendidikan Haidar Bagir dalam peluncuran bukunya yang berjudul "Memulihkan Sekolah, Memulihkan Manusia". Dia berpendapat bahwa sistem pendidikan yang ada saat ini kurang mengakomodir bakat siswanya. "Sekolah sekarang cenderung menyeragamkan siswa juga menekan dengan tes-tes terstandarisasi. Sekolah menjadi tidak menyenangka dan menggairahka bagi siswa," katanya di Gedung Kemendikbud, Sabtu (28/9).


Beberapa sistem yang sudah diterapkan di Indonesia antara lain, Sistem pendidikan terbuka, Sistem edukasi beragam, Sistem pendidikan dengan orientasi nilai, Sistem edukasi efisien dalam pengaturan waktu. Sistem pendidikan sesuai perubahan zaman. Dan di dalam sistem tersebut juga memiliki beberapa kekurangan yaitu, Penyebaran sarana pendidikan yang tidak merata, tenaga pendidik yang belum merata, kurikulum masih bersifat teoretis, kurikulum disusun oleh orang-orang yang tidak ahli dan berpengalaman, pertimbangan penerimaan siswa lebih mudah, lebih mengutamakan lamanya belajar ketimbang kualitas pengajaran.

 Profesor Erno August Lehtinen, guru besar pendidikan dari Universitas Turku, Finlandia, sebagaimana diberitakan Detik.com pada (8/10/2016) memaparkan bahwa yang terpenting dalam suatu pendidikan adalah kualitas pengajarannya, bukan lamanya pembelajaran. Jika dikomparasikan dengan pendidikan di Indonesia akan tampak jelas perbedaannya. Bahwa pembelajaran dengan durasi yang lama di Indonesia membuat hasil belajar tidak maksimal. Terlebih lagi, masih ada PR yang harus dikerjakan, belum lagi ikut les di Lembaga Bimbingan Belajar (LBB). 

Dengan demikian maka porsi belajar akan terlalu banyak dan dengan banyaknya beban akan menghambat tumbuh kembang siswa. Tetapi dibalik kekurangan itu semua, sistem pendidikan di Indonesia juga memiliki kelebihannya yaitu,  biaya pendidikan yang terjangkau dan memiliki sistem yang transparan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia dan Finlandia memiliki banyak perbedaan. Dan diantara perbadaan tersebut, Indonesia dapat dikatakan negara dengan sistem pendidikan yang masih belum ideal. Karena sistem pendidikan di Indonesia belum bisa menyamakan bahkan meniru sistem pendidikan di Finlandia yang memiliki banyak keunggulan bagi siswa maupun tenaga pengajar. Sistem pendidikan di Finlandia lebih terkesan santai namun menyenangkan. Sehingga, siswa dan guru bisa sama-sama menikmati proses belajar mengajar tersebut. Dan juga ketatnya seleksi dalam memilih tenaga pendidik yang prefesional dapat berpengaruh terhadap apa yang diajarkan kepada siswa nantinya. Adapun mengenai lamanya proses belajar mengajar di Indonesia yang tidak mengutamakan kualitas pada proses belajar mengajar yang mengakibatkan siswa bosan dan tidak fokus dalam belajar. Sebaiknya, baik dari pemerintah, tenaga pendidik, maupun siswa dapat berkontribusi bersama dalam menerapkan sistem pendidikan yang memberikan kemajuan bagi Indonesia dalam sektor pendidikan. Semua harus ikut andil dalam mensukseskan pendidikan di Indonesia. Karena suatu negara bisa maju ketika pendidikan dalam negara tersebut memiliki prioritas yang tinggi demi menghasilkan suatu generasi yang cerdas dan berwawasan luas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun