Mohon tunggu...
Assyifa Firdaus
Assyifa Firdaus Mohon Tunggu... -

Surya Boarding School Scholarship - writer

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penjaga Keindahan

4 Maret 2014   01:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:16 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Datang dan pergi tak mengapa
Siang dan malam sudah biasa
Walau dentingan lara terasa merana
Jatuh bangun hanya sementara
Jikala hati merasa bahagia
Ketukan pintu suka cita mulai terpana
Menyiratkan sejuta warna
Berbaur kenistaan ikhlas dirasa


Pelangi yang damai bertajuk gemerlap rembulan
Mengukir sejuta kedamaian luas bertebaran
Manis kata berbalut alunan kiasan
Lentera putih nan suci perlambang kehidupan
Selaksa langit bersemikan air hujan
Bernaung pelukan hangat takkan terelakkan
Kentara dengan hal yang tak sering dihiraukan
Berwujud memantul bersahaja rona kebahagiaan
Hingga kelak yang di damba masuk dalam jeratan


Kan ku kirimkan sinyal keabadian dalam hidupmu
Yang berisikan syahdu pengobat rindu
Walau rayuan merdu datang menyerbu
Yang telah terkontaminasi bagai butiran debu
Menghantarkan siluet dunia baru
Janji suci takkan ada yang kelabu
Saling melengkapi dipenghujung lautan biru
Berakhir dalam sentuhan perintis kalbu


Hamparan sahara terkibas menggulung
Tenggelam dalam samudera keheningan terapung
Keindahan Sang dewa hati kian manyanjung
Laksana bumi perpijak pada tempurung
Diam dan lihatlah permata tergantung
Yang tinggal hanya satu jengkal terhubung
Tetapi apakah dunia ini hanya seikat terung?
Yang dihempas, diinjak kemudian meraung


Serta merta jiwa raga dan anugerah mendera
Telah dititipkan dalam jiwa yang kini terjaga
Melengkapi hembusan nafas yang tersisa
Apakah tak ada yang menelusur sarang hatinya?
Beralihlan dan sapa mereka yang telah berjasa
Dirangkul merpati penjaga gerbang surga
Sang kuasa yang telah menentukan setapak rasa
Pahamilah bahwa skenario berada dibawah naungannya
Kota Tangerang. 29 January 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun