Mohon tunggu...
Assyifa Amelia Azzahra
Assyifa Amelia Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assyifa Amelia Azzahra lahir di Jakarta, 7 Februari 2001. Saat ini, sedang menempuh S1 Ilmu Komunikasi di Universitas Negeri Jakarta. Tertarik dibidang design dan video editing.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Representasi Kecantikan Perempuan di Dunia Modelling

13 Juni 2021   00:00 Diperbarui: 13 Juni 2021   00:44 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya, standar kecantikan di tiap negara memiliki perbedaan dari masa ke masa. Akan tetapi, kecantikan perempuan identik dikaitkan dengan bagian tubuh atau fisknya, seperti bertubuh ideal, berkulit putih, memiliki wajah tirus, rambut panjang, dan sebagainya. Hal tersebut sudah menjadi standar kecantikan yang melekat bagi perempuan di Indonesia, karena kriteria tersebut yang sering kita lihat di berbagai media, baik media massa maupun media sosial. Konsep kecantikan yang ditampilkan di media selalu memiliki kesamaan, terutama di industri hiburan seperti dunia modelling. Seperti yang kita lihat berbagai iklan di televisi maupun media lainnya, kerapkali menggunakan model perempuan sebagai objeknya. Penampilan perempuan tersebut memiliki kriteria yang sama, seperti bertubuh langsing, berkulit putih, berhidung mancung, dan memiliki rambut lurus hitam panjang. Sehingga hal tersebut menimbulkan stigma di masyarakat, bahwa untuk menjadi seorang model harus memiliki ciri-ciri seperti itu.

Seringkali disampaikan bahwa perempuan sudah mengalami emansipasi, nahasnya saat ini justru merasa terkekang dengan adanya "beauty standard" yang berlaku, terutama di dunia modelling. Hal tersebut yang membuat beberapa perempuan yang berkeinginan menjadi model atau terjun ke dunia entertainment merasa insecure atau tidak percaya diri dengan penampilannya, atau bahkan berupaya untuk mengubah bentuk tubuhnya agar sesuai dengan "beauty standard" yang berlaku. Salah satu contohnya adalah banyak perempuan yang gencar-gencaran melakukan program diet, agar memiliki bentuk tubuh yang ideal sesuai dengan standar kecantikan yang berlaku di dunia hiburan. Beberapa diet dilakukannya, mulai dari pengurangan porsi makan, hingga diet ekstrem lainnya. Nahasnya, program diet yang dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi "beauty standard" yang berlaku justru berdampak pada kesehatan mental dan membuat dirinya insecure, atau bahkan senantiasa tidak pernah merasa puas dengan bentuk tubuh yang dimilikinya. Mereka yang berupaya melakukan hal tersebut biasanya cenderung menghabiskan waktunya di depan cermin untuk berdandan dan menutupi kekurangannya, atau bahkan melihat foto-foto perempuan lainnya kemudian membandingkan dirinya dengan orang lain. Hal tersebut yang membuat mereka semakin tidak puas dengan bentuk tubuh yang dimilikinya.

Pada dasarnya, semua perempuan adalah cantik. Namun, "beauty standard" yang berlaku di masyarakatlah yang membuat persepsi cantik itu jadi berbeda. Stigma cantik di industri hiburan, khususnya di dunia modelling biasanya adalah perempuan yang memilki tubuh langsing, berkulit putih, hidung mancung, pipi tirus, dan sebagainya. Stigma tersebut harus dihilangkan karena, setiap perempuan berbeda-beda. Jika semua model berambut lurus, berkulit putih, dan bertubuh langsing, hal tesebut akan terlihat membosankan karena tidak ada yang unik dari salah satunya. Maka dari itu, perlu adanya variasi karena cantik itu beragam. Selain itu, keinginan kita untuk memenuhi "beauty standard" justru dimanfaatkan oleh para produsen kecantikan. Misalnya, perempuan yang ingin memiliki kulih putih, hal ini dimanfaatkan oleh produsen kecantikan dengan berlomba-lomba memproduksi produksi yang dapat memutihkan kulit. Dengan berupaya untuk memenuhi "beauty standard" yang berlaku, justru membuat kita tidak bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki. Cantik itu tidak hanya soal fisik, melainkan attitude juga berperan di dalamnya. Jadi, cantik saja tidak cukup, attitude dan kecerdasan juga menjadi nilai tambah di depan masyarakat. You're beautiful in your own way.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun