Mohon tunggu...
Zulfahmi Assyafii
Zulfahmi Assyafii Mohon Tunggu... -

Hamba Allah yang berkomitmen melanjutkan kehidupan islam...\r\n\r\nhttp://www.zulfahmi.net

Selanjutnya

Tutup

Politik

Waspada Pembajakan Opini Publik oleh Yahudi

14 Januari 2012   00:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:55 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita harus memaksa pemerintah-pemerintah non-Yahudi untuk mengambil langkah-langkah sesuai dengan rencana-rencana kita yang mulai mendekati keberhasilan, dengan membidikkan tekanan terhadap opini publik yang diorganisir secara rahasia oleh kita dengan bantuan “kekuatan besar” pers. Dengan bebearapa pengecualian yang tidak berarti, keberhasilan itu sudah ada ditangan kita (Protokol VII, The International Jew) Kutipan diatas saya ambil dari terjemahan buku karya Henry Ford (salah satu tokoh terpenting sejarah Amerika modern) yang berjudul “The International Jew, membongkar Makar Zionisme internasional”. Dalam buku tersebut kita akan mengetahui betapa dunia saat ini benar-benar dalam kendali Yahudi. Baik dari segi ideologi, media, fashion, bahkan revolusi-revolusi yang terjadi. Yahudi menciptakan dua ideologi yang “seakan-akan” bertentangan, yaitu sosialisme dan kapitalisme. Mereka membuat itu agar jika dukungan publik mengarah pada kapitalisme maka Yahudi bisa menguasai, dan jika dukungan publik mengarah pada sosialisme maka yahudi tetap menguasai. Dalam mencapai tujuannya, Yahudi akan menggunakan segala cara. Termasuk menjatuhkan mitranya. Sebab bagi mereka, selain Yahudi adalah binatang. Ketika sudah tidak berguna lagi, maka mitranya tersebut akan dibuang dan digantikan dengan mitranya yang baru. Kita lihat saja pergantian-pergantian kekuasaan di dunia. Penguasa-penguasa yang sangat didukung oleh negara-negara barat , tiba-tiba ketika opini publik mengarah pada penjatuhan kekuasaan tersebut, Yahudi datang bak pahlawan yang membebaskan rakyat dari penguasa tiran tersebut. Lalu ketika terjadi pergantian kekuasaan, penguasanya akan tetap antek Yahudi, meski dengan cara memimpin yang berbeda. Lihat saja kasus, Irak, Tunisia, Mesir, Libya, bahkan negri kita sendiri Indonesia. Yahudi menguasai media, yang mana media tersebut diharapkan oleh mereka dapat memegang kendali atas opini publik. Dengan segala cara media antek Yahudi akan menyiarkan ajaran-ajaran kufur seperti liberalisme, pluralisme, demokrasi, hak asasi manusia (HAM), sekulerisme, kapitalisme, sosialisme, dll. Sehingga opini publik yang terbentuk akan mendukung paham-paham kufur tersebut. Jangan terkecoh oleh media-media antek Yahudi yang seolah-olah saling bertentangan atau bertentangan dengan penguasa dan pro pada rakyat. Mereka semuanya sama saja, kita dapat mengenali ciri-cirinya dengan melihat apakah media tersebut menyebarkan paham-paham kufur atau tidak. Jika media tersebut dalam opininya mendukung paham-paham kufur tersebut maka dapat dipastikan media itu adalah antek Yahudi dan bekerja untuk kepentingan Yahudi. Yang sering membuat kaum muda terkecoh adalah ketika tidak suka dengan pemerintah, maka mereka menyukai media-media yang menyerang pemerintah. padahal solusi yang ditawarkan media tersebut tidak akan lepas dari paham-paham kufur diatas. Sehingga jika terjadi kekuasaan, maka yang berkuasa lagi-lagi tetap antek Yahudi. Dalam perkembangannya, Yahudi tidak segan-segan untuk membajak revolusi yang terjadi. Media mereka akan mengangkat berita tentang tuntutan revolusi dari rakyat, seolah-olah rakyat menuntut diterapkannya demokrasi, HAM, liberalisme, dll. Media Yahudi mengangkat seolah-olah rakyat membutuhkan paham-paham sesat itu untuk memenuhi tuntutan rakyat. Tuntutan-tuntutan pada Islam akan mereka bendung dan tidak akan diberitakan, hal ini selain berfungsi untuk membohongi masyarakat dunia, juga berfungsi untuk mengarahkan tuntutan revolusi. Sehingga opini rakyat yang sedang ingin revolusi tersebut dapat dikendalikan mereka, dan jika terjadi pergantian kekuasaan maka yang berkuasa lagi-lagi teap antek Yahudi. Bagaimana jika media mereka gagal, dan rakyat tetap menuntut perubahan pada islam? Maka yang mereka lakukan adalah memunculkan tokoh-tokoh , golongan-golongan, partai-partai yang kelihatannya “Islam” namun tetap memakai paham-paham kufur tersebut. Sangat mudah mengenali mereka, jika seorang tokoh dari partai islam atau kelompok islam berbicara dengan paham-paham kufur seperti demokrasi dan HAM maka tandailah orang tersebut bahwa mereka adalah antek Yahudi. Kaum muslimin tidak boleh tertipu dengan kelompok-kelompok “Islam” yang menyerukan paham-paham kufur, yang pada kenyataannya tidak akan menggring kaum muslimin menuju kebangkitan dan persatuan. Tetapi malah menggiring kaum muslimin untuk hidup dengan aturan selain aturan Allah. Maka penanaman aqidah yang kuat pada kaum muslimin adalah kunci dari membendung pengaruh Yahudi dan antek-anteknya. Sehingga ketika Yahudi memunculkan tokoh, partai, atau kelompok yang seolah-olah “Islam”, kaum muslimin tidak lagi tertipu oleh mereka. Saat ini opini publik kaum muslimin sudah mulai menuju pada satu solusi yaitu bersatunya negri-negri kaum muslimin menjadi satu negara islam, yaitu khilafah islamiyyah. Maka kita lihat, apakah Yahudi juga akan berupaya untuk membajak opini publik dengan memunculkan tokoh, partai, kelompok yang menarik simpati kaum muslimin dengan juga meneriakkan slogan-slogan khilafah. ya! Bisa jadi jika Yahudi gagal dalam mencegah opini publik dalam derasnya dukungan terhadap khilafah islamiyyah, akan juga menyuruh antek-anteknya untuk mendukung khilafah islamiyyah. Dan ketika khilafah berdiri, harapannya khalifahnya pun antek yahudi. Ya bisa jadi, kan?! Namun jika kaum muslimin mau jeli dan tidak mau terjebak pada lubang-lubang Yahudi. Maka mau tidak mau, kaum muslimin harus melek politik, mereka harus mengetahui track record tokoh, partai, ataupun kelompok tersebut. Sudah selayaknya kaum muslimin mem-black list atau tidak percaya terhadap tokoh, partai atau kelompok tersebut jika pada masa sebelumnya mereka menyerukan paham-paham kufur seperti demokrasi dan HAM namun ketika dukungan publik meningkat pada khilafah islamiyyah mereka berpindah haluan. Maka selayaknya kaum muslimin hanya memberikan dukungannya pada partai atau kelompok islam yang memang sejak awal memiliki agenda penegakan khilafah islamiyyah dan tidak bergeser sedikitpun dalam misi ini. Juga memastikan partai atau kelompok yang didukung tidak pernah menyerukan paham-paham kufur dan konsisten terhadap idelologi islam saja. Sehingga ketika khilafah berdiri (insya Allah sebentar lagi) khalifah yang terpilih bukan antek Yahudi, dan justru akan menghapus masa kejayaan Yahudi dan menggantikannnya dengan peradaban Islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam, baik timur maupun barat. Wallahua’lam (Zulfahmi/save-islam.com) Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepada kalian agar kalian bertakwa. (QS. al-An’aam: 153)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun